Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

13 Tahun Digaji Rp1 Juta per Bulan, Honorer Nur Kholik Akui Tak Cukup: Saya Ya Harus Jualan Es

Nur Kholik menuntut percepatan pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK penuh waktu.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/ARYO TONDANG
GAJI TAK CUKUP - Tenaga honorer SMAN di Kota Jambi, Nur Kholik (50), ikut demo di depan Kantor DPRD Provinsi Jambi, Selasa (20/5/2025) pagi. Selama 13 tahun, ia digaji Rp1 juta. 

Agus mengatakan, menurutnya menjadi guru bukan hanya soal mengajar.

Namun lebih kepada menjadi motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok.

"Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu," ungkap Agus mengawali ceritanya, Senin (5/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

"Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran," imbuhnya.

Agus pun menceritakan perjuangannya berkali-kali mendatangi rumah-rumah warga untuk membujuk orang tua agar mengizinkan anaknya bersekolah.

Tidak jarang, ketika ada siswa yang tidak masuk saat ujian, ia akan menjemputnya sendiri.

Agus bahkan sampai membangunkan, menunggu hingga mandi, lalu membonceng siswa dengan motor ke sekolah.

"Ngajar di pelosok itu capek, tapi begitu lihat anak-anak semangat belajar, hati ini rasanya hangat. Capeknya hilang," kata Agus.

PERJUANGAN GURU HONORER - Agus Hermanto (36), guru honorer di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo menceritakan perjuangannya mengentaskan anak putus sekolah di Pelosok Banyuwangi saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (5/5/2025).
Agus Hermanto (36), guru honorer di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, menceritakan perjuangannya mengentaskan anak putus sekolah di Pelosok Banyuwangi saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (5/5/2025). (Dok Pemkab Banyuwangi)

Agus juga kerap mendoktrin anak-anak pedesaan agar tidak minder dengan kilauan kota.

Justru dari desa, Agus menyatakan, harapan tidak pernah sirna.

Perjuangan Agus pun menarik perhatian Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang mengunjunginya secara langsung ke rumah sang guru dan memberikan hadiah laptop.

Ipuk berharap laptop tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Terima kasih atas kunjungan Ipuk. Laptop ini akan saya manfaatkan untuk mengakses referensi, dan menjangkau dunia pendidikan yang lebih luas," tutur Agus.

Bupati Banyuwangi menuturkan, Agus adalah sebuah potret ketulusan.

Ia memuji Agus yang masih muda tetapi pengabdiannya luar biasa.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved