Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Kadis si Pandai Besi di Tuban, 40 Tahun Tekuni Tempa Besi, Jadi Jujugan Warga Jelang Idul Adha

Menjelang Hari Raya Idul Adha, pandai besi di Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, banjir orderan

Penulis: Muhammad Nurkholis | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/MUHAMMAD NURKHOLIS
PANDAI BESI - Kadis, pandai besi asal Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, tengah menempa lempengan besi yang membara menjadi pisau pesanan warga menjelang Idul Adha, Senin (26/5/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Nerwork, Muhammad Nurkholis

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN- Menjelang Hari Raya Idul Adha, pandai besi di Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, banjir orderan, Senin (26/5/2025).

Ramainya pesanan pisau menjelang Hari Raya Idul Adha, bisa terlihat saat kita berada di dekat area bengkel pandai besi milik Kadis (55) warga Desa Margomulyo.

Bapak-bapak tampak mengantre, menanti pisau-pisau pesanan mereka diselesaikan, sementara suara nyaring dentingan tempaan besi menjadi musik yang mengiringi di bengkel.

Sebelum ditempa, lempengan besi terlebih dahulu dipanaskan di atas bara api hingga memerah seperti bara.

Baca juga: Tim Sepak Bola Tuban Absen di Porprov Jatim 2025, Mental Pemain dan Persiapan Mepet Jadi Sorotan

Setelah itu, para pandai besi dengan terampil menempa logam tersebut hingga berbentuk sesuai yang diinginkan.

Untuk menghasilkan pisau yang tajam, tempaan tak cukup dilakukan sekali atau dua kali, besi harus ditempa ratusan kali.

Setelah besi ditempa dan menjadi berbentuk yang diinginkan, lempengan pisau tadi akan dibiarkan dingin.

Untuk tahap terakhir, pisau setengah jadi akan diasah hingga tajam, untuk kemudian dipasangi gagang atau pegangan yang terbuat dari kayu.

Menjelang Hari Raya Idul Adha seperti saat ini bengkel pandai besi milik Kadis harus memperpanjang jam operasionalnya.

Sebab, beberapa hari terakhir mendekati hari Raya Idul Adha, banyaknya orang yang datang untuk membuat ataupun hanya sekedar menajamkan kembali pisau yang sudah dimiliki.

“Kalau hari bisa cuma bisa memproduksi 5 hingga 10 pisau, namun untuk saat ini bisa mencapai 20 hingga 25 pisau per hari,” ujarnya.

Kadis menambahkan jika usaha ini telah ia jalani sejak tahun 1985 atau 40 tahun silam.

Dalam proses pembuatan pisau, menurut Kadis kuncinya terletak di kesabaran. 

Bagaimana seorang pandai besi bisa mengolah sedikit demi sedikit lempengan besi menjadi sebuah pisau yang tajam.

Untuk biaya pembuatan pisau, Kadis membandrol sebilah pisau dengan harga bervariasi, tergantung dari ukuran dan bahan baku yang digunakan. 

Umumnya, jika pisau kecil ia akan mem bandrol dengan harga Rp20 ribu hingga Rp40 ribu. Sedangkan untuk pisau besar seperti golok ia bandrol mulai dari Rp100 ribu an.

“Kalau harga bervariasi, paling murah Rp20 ribu itu yang biasa untuk dipakai di dapur,” imbuhnya.

Baca juga: Antisipasi Banjir, BPBD Tuban Pakai Sedimen Waduk Jowo untuk Perkuat Tanggul Bengawan Solo

Sementara itu, Sukardi (63) pelanggan Pandai Besi asal Desa Karangasem, Kecamatan Jenu, Tuban mengaku puas dengan pisau buatan Kadis

Bahkan hampir setiap mendekati hari raya Idul Adha ia akan menyempatkan datang ke bengkel pandai besi milik Kadis.

“Saya sudah lama jadi langganan pisau disini, bahkan hampir setiap hari raya qurban kesini,” ujarnya.

Menurutnya, pisau buatan Kadis tidak hanya memiliki harga yang terjangkau, tetapi juga terkenal tajam dan berkualitas.

"Ini bikin dua buah pisau, buat hari raya qurban. Rencana pisau ini mau dibuat menyembelih kambing,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved