Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Gimson Ratapi Jenazah Anaknya yang Tewas Di-bully, Minta Polisi Adili Pelaku Meski Masih Anak

Gimson menangis meraung meminta keadilan di samping jenazah anaknya yang tewas diduga di-bully kakak kelas.

Editor: Olga Mardianita
Tribun Pekanbaru/Bynton Simanungkalit
TEWAS DI-BULLY - Siswa SD berinisial KB di Riau meninggal dunia usai diduga menerima perundungan oleh kakak kelasnya. Sang ayah menangis meraung meminta polisi mengadili lima pelaku meski masih anak-anak. 

TRIBUNJATIM.COM - Kesedihan dirasakan ayah di Riau setelah anaknya tewas di-bully kakak kelas.

Dia adalah Gimson Beni Butarbutar (38).

Raungan tangisannya tak terbendung di samping jenazah sang anak, meminta keadilan ke polisi.

Perundungan ini menjadi sorotan publik sebab korban dan lima pelaku masih di bawah umur.

Gimson pun mencertiakan kronologi perundungan tersebut.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Tak Tega Ibu Lihat Bayinya Di-bully, Langsung Lapor Polisi Adukan Akun FB, Berawal Arisan Online

Gimson menyebut bahwa perundungan tersebut awalnya terjadi karena perbedaan agama dan suku.

"Seminggu yang lalu, dia itu sudah sering dibully. Dibilang suku ini, agama ini. Itu sebelum dia sakit. Itu biasalah karena mereka namanya anak-anak sekolah," jelas Gimson, Selasa (27/5/2025).

Kemudian pada Senin (19/5/2025), KB tiba-tiba pulang lebih cepat dari sekolah. Saat itu ia pulang menggunakan sepedanya.

Malangnya, ban sepeda KB dikempeskan oleh kakak kelasnya. Lalu pada keesokan harinya, KB kembali pulang lebih cepat dari sekolah.

Saat itu, sang ayah mulai curiga dengan KB. Bocah 8 tahun itu berbohong kepada ayahnya dengan mengaku pulang lebih awal karena ada acara di sekolah.

Gimson kemudian menanyakan hal ini kepada istrinya. Sang istri menyebut anaknya pulang cepat karena sakit dan sudah meminta izin ke pihak sekolah.

Baca juga: Penjelasan Kepsek soal Guru Bully Siswi SD karena Belum Bayar Buku Rp 120 Ribu: Maaf Ada Khilafnya

"Dia bohong sama saya. Aku tanyalah orang rumah kenapa dia? Orang rumah bilang dia (KB) kurang sehat, 'sudah dipermisikan tadi' kata istriku," lanjut Gimson.

Malam harinya, kondisi KB tampak menurun. Ia mengalami sakit pinggang, bolak-balik ke kamar mandi serta demam tinggi. Hal ini membuat kedua orangtuanya khawatir.

Saat mengecek kondisi anaknya, Gimson melihat perut KB di bagian bawah pusar sudah bengkak. Ia pun penasaran dengan apa yang dialami sang anak.

Dilansir dari Kompas.com, Gimson kemudian mendatangi rumah teman KB bernama Rio pada Rabu (21/5/2025) malam. Saat itu, Rio menceritakan bahwa KB dipukuli oleh 5 orang kakak kelasnya.

"Jadi Rio ngomonglah sama saya, 'Om itu kemarin (KB) dipukul sama lima orang kakak kelasnya'," ujar Gimson.

Tak tinggal diam, Gimson pun langsung menghubungi wali kelas putranya dan menceritakan kejadian tersebut. Sang wali kelas berjanji akan mengumpulkan orangtua siswa yang memukuli KB pada Kamis (22/5/2025).

Akan tetapi, wali kelas tak melakukan hal itu. Gimson akhirnya mendatangi sekolah untuk bertemu dengan Kepala Sekolah pada Jumat (23/5/2025).

Saat itu Gimson meminta untuk dipertemukan dengan DR, siswa yang memukul perut KB. Kepada Gimson, DR tidak mengaku telah memukul perut KB, ia hanya mengaku menumbuk KB dari belakang.

Baca juga: Ketakutan Aurel Hermansyah Hamil Lagi, Kini Trauma Pernah Di-bully, Ustaz Hilman Fauzi Beri Nasihat

Padahal menurut penuturan KB, pelaku menendang perutnya dengan lutut. Sementara DR menyebut HM lah yang memukul perut KB.

Gimson lalu mendatangi HM, namun orangtua HM tidak terima dengan tuduhan tersebut. Orangtua HM menyebut bahwa ada beberapa pelaku lainnya yang memukuli KB.

Sementara itu, kondisi KB kian memburuk dengan demam yang semakin tinggi pada Minggu (25/5/2025). Ia juga mengalami sakit perut.

Gimson pun membawa anaknya ke rumah sakit, namun saat itu tidak ada dokter spesialis, yang ada hanya dokter umum. KB pun sempat muntah mengeluarkan lendir bercampur darah.

KB kemudian dirujuk ke RSUD Pematang Reba. Di sana ia mendapatkan perawatan medis namun kondisinya tak kunjung membaik.

Saat itu ulu hati KB sudah bengkak. Ia mengalami sesak napas hingga kejang-kejang.

"Anak saya ditangani dan diberi suntik dan dikasih oksigen. Di ulu hatinya itu sudah bengkak. Sesak napas dia. Dalam perjalanan ke rumah sakit itu dia sudah kejang-kejang. Ngeri kondisinya," terang Gimson.

Lalu pada Senin (26/5/2025) dini hari pukul 02.10 WIB, KB dinyatakan meninggal dunia. Kejadian ini membuat keluarga korban tidak terima.

Gimson dan keluarga kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Seberida. Polisi pun melakukan penyelidikan dan autopsi terhadap jenazah korban.

Baca juga: 4 Fakta Santri Bakar Pengurus Ponpes, Emosi Sering Di-bully, Korban Kena Luka Bakar 80 Persen

 

Ayah Korban Histeris

Di samping peti jenazah, ayah korban, Gimson, menangis histeris meminta keadilan atas kematian anaknya. Ia berharap agar polisi benar-benar bertindak tegas kepada para pelaku.

"Saya berharap pihak Kepolisian bisa tegas terhadap para pelaku, saya meminta keadilan ditegakan untuk anak saya," ucap Gimson, dikutip dari Tribun Pekanbaru, Rabu (28/5/2025).

"Ini tidak adil, ini tidak adil," teriaknya sambil mengetuk-ngetuk peti jenazah sang anak.

Tangis pilu sang ayah membuat pelayat yang hadir ikut merasakan kesedihan. Beberapa orang terlihat menitikkan air mata.

Tak sampai di situ, usai pemakaman, Gimson seolah tak mau meninggalkan anaknya sendirian di makam. Sambil terus memegang gundukan tanah, Gimson tak kunjung beranjak dari pusara sang putra.

Lebih lanjut, Kapolres Inhu, AKBP Fahrian Saleh Siregar mengatakan bahwa penyelidikan hingga saat ini masih dilakukan. Sementara itu pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti siswa kelas 2 SD tewas dipukuli kakak kelas.

"Kami masih menunggu hasil autopsi, biar tahu pasti apa penyebab korban meninggal dunia," ungkap Fahrian.

Pada tubuh korban ditemukan sejumlah tanda kekerasan, yakni luka lebam. Lima orang pelaku yang mengakibatkan siswa kelas 2 SD tewas dipukuli kakak kelas juga telah teridentifikasi, di antaranya HM (12), RK (13), MJ (11), DR (11), dan NN (13). 

----- 

Artikel ini telah tayang di Grid.id

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved