Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Orang Tua Ragukan Kebijakan Jam Malam Dedi Mulyadi Bisa Tekan Kenakalan, Singgung Pelajar SMA

Kebijakan jam malam yang diterapkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini diragukan oleh orang tua pelajar.

Editor: Torik Aqua
Tribun Jabar/ Deanza Falevi
JAM MALAM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat meninjau langsung program pendidikan berkarakter di barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025). Orang tua ragukan program jam malam Dedi Mulyadi bisa tekan kenakalan remaja. 

TRIBUNJATIM.COM - Kebijakan jam malam yang diterapkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini diragukan oleh orang tua pelajar.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menerapkan program aturan jam malam untuk pelajar di Jawa Barat.

Aturan itu mengharuskan pelajar di dalam rumah mulai pukul 21.00 hingga pukul 04.00 WIB. 

Namun, pelajar boleh di luar rumah asal ada syarat tertentu.

Baca juga: Kebijakan Dedi Mulyadi soal Jam Malam Siswa Dikritik Mantan Komisioner KPAI, Harus Dikaji Ulang

NGAMUK - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ngamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. (Humas Pemprov Jabar)
NGAMUK - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ngamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. (Humas Pemprov Jabar) (Humas Pemprov Jabar)

Menanggapi hal tersebut, beberapa orang tua di Jawa Barat mulai mengungkapkan pendapatnya. 

Salah satunya yakni Herman (39), warga Pancoran Mas yang memiliki anak kelas 1 SMA.

Ya, Herman tampaknya pesimis dengan program dari Dedi Mulyadi tersebut akan memberikan dampak nyata.

Terkhusus dalam hal menekan kenakalan remaja.

"Saya ragu ya kalau jam malam bisa langsung menekan kenakalan. Kalau siswa SD atau SMP masih bisa nurut ke orang tua, tapi siswa SMA belum tentu," ujar Herman dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Sabtu (30/5/2025).

Lebih lanjut, Herman mengatakan siswa SMA adalah siswa yang paling sulit untuk diberitahu.

Oleh karenanya, diperlukan suatu mekanisme yang lebih jelas apabila ingin program tersebut bisa berdampak.

"Siswa SMA paling susah dikasih tahu, mereka pasti berbuat semaunya, jadi harus jelas mekanisme untuk masing-masing jenjang pendidikan," imbuh Herman.

Tak cuma Herman, Pandi (38) ayah dari siswi kelas 2 SMAN 1 Depok juga memberikan tanggapannya terkait program yang digagas Dedi Mulyadi.

Dimana Pandi menyoroti soal perbedaan dampak kebijakan ini terhadap pelajar laki-laki dan perempuan.

Yakni apakah hal tersebut memang betul-betul bisa membantu mengontrol anak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved