Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jadi Korban Kebakaran, Mbah Nurbaiti Mau Berobat Pakai KIS & BPJS Malah Ditolak RS: Disuruh Pulang

Nurbaiti sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra pada Sabtu pagi usai kebakaran, namun sorenya sudah diminta pulang.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/KURNIA SANDI
DITOLAK PAKAI BPJS - Nurbaiti, lansia warga RT 14 yang terkena luka bakar, saat berada di kediamannya, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (1/6/2025). Ia ditolak pihak RS saat mau berobat. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang lansia asal Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mengalami luka bakar serius.

Ia menjadi korban kebakaran yang melanda kediamannya pada Sabtu (31/5/2025).

Namun, saat mau berobat lansia tersebut malah ditolak oleh rumah sakit.

Saat hendak mendapatkan perawatan medis, lansia bernama Nurbaiti (76) tersebut malah ditolak oleh pihak rumah sakit.

Alasannya karena ia menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS Kesehatan.

Diketahui, pada saat kejadian kebakaran, Nurbaiti sedang memasak air menggunakan tungku kayu di belakang rumahnya.

Lansia yang tinggal sendiri ini lalu meninggalkan rumah untuk berbelanja.

Saat hendak kembali ke rumah, warga memberitahu bahwa rumahnya terbakar. 

Nurbaiti segera pulang ke rumah dan berusaha memadamkan api.

Saat itulah, Nurbaiti mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan sebelah kiri, serta lutut kiri terkilir.

"Jatuh dari kamar mandi, kena tetesan api. Tidak bisa tegak (berdiri), kena di kaki dan tangan," ujarnya, saat ditemui di lokasi pada Minggu (1/6/2025).

"Saat kejadian mamak sendiri di rumah, luka bakar di tangan dan kaki," imbuh anak korban.

Beruntung saat kondisi kebakaran, Nurbaiti diselamatkan oleh warga sekitar hingga dirinya bisa keluar dari kebakaran itu.

Kemudian, Nurbaiti dibawa warga menuju rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Baca juga: Gegara Ucapan Mantan Suaminya, Wanita Jadi Ibu Tunggal Rawat Anak Down Syndrome: Kita Buktikan

Namun, sesampainya ke rumah sakit, Nurbaiti ditolak oleh pihak rumah sakit, lantaran menggunakan KIS dan BPJS Kesehatan.

"Ditolak rumah sakit, karena pakai KIS dan BPJS, tidak diterima," ucapnya.

Menurut anaknya, Nurbaiti sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra pada Sabtu pagi usai kejadian, namun sorenya sudah diminta pulang.

Hal ini dibenarkan Ketua RT setempat. 

"Tidak tahu alasan disuruh pulang," kata Ketua RT, melansir Tribun Jambi.

Akhirnya, pihak keluarga membawa pulang kembali Nurbaiti ke rumahnya dan mengobati dengan seadanya.

Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, menyesalkan tindakan tersebut.

Ia mendesak pihak rumah sakit untuk memberikan klarifikasi.

Kemas juga meminta Dinas Sosial Kota Jambi dan Camat setempat untuk segera menindaklanjuti permasalahan ini.

"Saya akan panggil manajemen Rumah Sakit Mitra, ini sudah ada BPJS (Kesehatan) yang aktif. Tidak ada alasan rumah sakit menolak pasien, apalagi ini korban kebakaran," tegasnya.

Kemas mengaku sudah menelepon pihak rumah sakit Kota Jambi Abdul Manaf untuk segera membawa Nurbaiti berobat.

Kompas.com sudah berupaya menghubungi pihak rumah sakit, tetapi belum direspons hingga berita ini ditayangkan.

Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, turun langsung ke lapangan meninjau lokasi longsor dinding penahan tanah dan kerusakan drainase di Lorong Cemara I RT 32, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Minggu (1/6/2025) pagi.
Ketua DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly, turun langsung ke lapangan meninjau lokasi longsor dinding penahan tanah dan kerusakan drainase di Lorong Cemara I RT 32, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Minggu (1/6/2025) pagi. (ISTIMEWA)

Mendapat laporan warga soal korban kebakaran yang diduga ditolak rumah sakit, Kemas langsung mengunjungi korban, Minggu (1/6/2025) pagi.

Didampingi anggota DPRD Provinsi Jambi, H M Nasir, Kemas mengunjungi rumah Nurbati, korban kebakaran yang tinggal di Jalan Guru Muchtar RT 14, Kelurahan Jelutung.

Kemas Faried langsung berkoordinasi dengan Direktur RSUD Abdul Manap untuk menjemput korban menggunakan ambulans.

"Soal biaya jangan dipikirkan. Pemerintah yang akan menanggung," ujar Kemas Faried kepada keluarga.

Baca juga: Wanita Banting Tulang Jadi Tukang Tambal Ban Truk karena Kondisi Suami, Aksinya Jadi Sorotan

Saat ditanya wartawan terkait dugaan penolakan, Kemas Faried menegaskan rumah sakit tidak boleh menolak pasien. 

"Kalau benar ditolak, ini sangat fatal. Rumah sakit harus utamakan nyawa, bukan administrasi," katanya.

Ia menambahkan, menurut keterangan keluarga, BPJS korban aktif. 

"Tapi informasinya RS Mitra menolak. Besok akan kami panggil manajemen untuk minta penjelasan," tegasnya.

H M Nasir yang turut hadir juga menyatakan keprihatinan. 

Menurutnya, rumah sakit tak boleh menolak siapa pun yang ingin berobat.

"Ini preseden buruk. Kemanusiaan harus diutamakan."

"Soal biaya bisa diurus, pemerintah kota punya dana untuk itu," ujar Nasir.

Ia mendukung langkah DPRD Kota memanggil pihak rumah sakit. 

"Bagaimana bisa bicara kebahagiaan masyarakat kalau masih ada rumah sakit menolak pasien," tutupnya.

Nurbaiti, lansia warga RT 14 yang terkena luka bakar, saat berada di kediamannya, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (1/6/2025).
Nurbaiti, lansia warga RT 14 yang terkena luka bakar, saat berada di kediamannya, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (1/6/2025). (KOMPAS.com/KURNIA SANDI)

Di tempat lain, insiden kebakaran rumah di Desa Alue Bili Rayek, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Kamis (29/5/2025), menewaskan bocah bernama Muhammad Ishak (6).

Warga setempat menyebut, respons petugas pemadam kebakaran (Damkar) terlambat.

Sehingga hal itu menyulut kemarahan warga dan pemerintah daerah.

Melansir Kompas.com, kebakaran terjadi di rumah berkonstruksi kayu yang cepat dilalap api.

Lokasi kejadian juga jaraknya sekitar 250 meter dari kantor pos pemadam kebakaran.

Baca juga: Perhutani Kena Sindir Harusnya Kelola Hutan Malah Sewakan Lahan Buat Tambang, Gubernur: Dosa Ini

Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, yang akrab disapa Ayahwa, langsung mendatangi rumah duka dan pos damkar yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Saat tiba di pos, puluhan warga yang berkumpul memprotes kelambanan petugas dalam menangani kebakaran.

Ayahwa menenangkan warga, sekaligus menegaskan akan segera mengevaluasi tim damkar.

"Saya minta warga membubarkan diri. Untuk petugas, tenang, besok semuanya saya ganti segera," ujarnya.

Ayahwa mengaku kecewa saat mengetahui hanya ada dua petugas yang masuk kerja dari seharusnya delapan orang yang bertugas di pos tersebut.

"Harusnya sudah paham standar operasi, tidak boleh pos kosong," katanya dengan nada berang.

Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil akrab disapa Ayahwa, di pos damkar Desa Alue Bili Rayek, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Kamis (29/5/ 2025).
Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil akrab disapa Ayahwa, di pos damkar Desa Alue Bili Rayek, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Kamis (29/5/ 2025). (KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO)

Ia heran petugas masih tidak paham SOP meski sudah lama jadi pemadam kebakaran.

"Harus tetap siaga, sudah tujuh tahun bertugas, masak tidak paham-paham. Besok semua menghadap saya!" tegasnya.

Ayahwa meminta seluruh petugas damkar di Aceh Utara untuk selalu siaga dan ikhlas menjalankan tugas dalam kondisi darurat.

Ia menekankan, kejadian seperti ini tidak boleh terulang.

"Tugas damkar itu mulia, harus ikhlas. Saya minta ini kasus terakhir, jangan ada lagi ke depan kasus kelalaian seperti ini," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved