Hidup Baru Umar Patek
Pertemuan Emosional Umar Patek dan Penyintas Bom Bali 1: 'Tolong Intip Sedikit Hidup Kami'
Pertemuan Chusnul Chotimah seorang penyintas Bom Bali 1 dengan mantan teroris Umar Patek, mengundang perhatian.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Pertemuan Chusnul Chotimah seorang penyintas Bom Bali 1 dengan mantan teroris Umar Patek, mengundang perhatian.
Naik ke atas podium, warga Sidoarjo itu menanyakan apakah Umar Patek masih mengingat dirinya.
“Masih ingat saya? Masih ingat, sidang pertama bapak, saya didatangkan dan bapak cuma say maaf,” terang Chusnul Chotimah di sela launching Kopi Ramu 1966 di Hedon Estate Surabaya, Selasa (3/6/2025).
Suaranya bergetar, menahan emosional dan ingatan kejadian 2002 silam.
Chusnul tetap mengucap bersyukur atas kesehatan Umar Patek dan rejeki membuka usaha kopi.
“Saya mewakili penyintas, bapak lihat luka saya, 70 persen luka bakar saya. Kalau dulu saya sangat sangat dendam sama bapak, Ali Imron, Amrozi, yang ada dipikirkan saya saat itu ingin membuat keluarga bapak cacat seperti saya,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Perjalanan Hidup Umar Patek, Dulu Merakit Bom Kini Lihai Meracik Kopi
Ia menceritakan bahwa, sejak awal sangat susah memaafkan. Bahkan tidak ada maaf yang diterima suaminya hingga tutup usia.
Itu yang dirasakan keluarga Chusnul pada awal tahun 2018.
Seiring berjalannya waktu dan dengan pendekatan yang terus dilakukan oleh LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), ia menyebut negara hadir membersamai para penyintas.
Pendampingan psikologis, dan event lain digelar dengan mempertamukan para penyintas dan napiter.
“Berkat Pendekatan ke kami, saya sendiri menyadari dan memaafkan perbuatan bapak. Bapak sudah berubah jadi orang baik. Dan saya berharap jika bapak berhasil dan sukses pak, mantan napi teroris yang sudah sukses tolong intip sedikit kehidupan kami,” ucapnya.
Bukan materi yang dibutuhkan. Chusnul berharap kesuksesan para mantan napi juga bisa ditularkan kepada anak-anak atau keluarga penyintas.
Ia berharap ada realisasi dari kata maaf yang dilontarkan Umar Patek, dengan cara membersamai anak-anak atau keluarga penyintas yang belum mendapatkan kerja.
Sebab, kehidupan mereka pun dikatakan berubah 360 derajat. Termasuk sulit mendapatkan pekerjaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.