Hidup Baru Umar Patek
Pertemuan Emosional Umar Patek dan Penyintas Bom Bali 1: 'Tolong Intip Sedikit Hidup Kami'
Pertemuan Chusnul Chotimah seorang penyintas Bom Bali 1 dengan mantan teroris Umar Patek, mengundang perhatian.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
Chusnul ingin kata maaf tidak hanya ucapan. Tapi adanya pembuktian. Bukan soal uang namun kesempatan yang sama untuk pekerjaan.
“Karena pemerintah sejujurnya sudah memberikan kami, yang saya inginkan bisa bekerja. Kalau seperti saya begini tidak ada yang mau menerima bekerja,” ucapnya.
“Bantu kami, bantu anak anak kami. Bukan bantu uang tidak, dengan keahlian bapak bikin kopi dan terima jika anak kami membutuhkan pekerjaan di tempat bapak. Itu saja yang saya minta dari bapak dan teman teman bapak. Itu saja mohon diperhatikan,” ucapnya kepada Umar Patek.
Menengahi hal tersebut, pemilik Hedon Estate drg. David Andreasmito menegaskan bahwa hal ini dapat menular. Ia pun sangat berharap para penyintas juga dapat bekerjasama sebagai bukti kasih sayang.
Baca juga: Kopi Ramu 1966 : dari Secangkir Kopi Rempah di Rumah, Umar Patek Pertahankan Resep Racikan Ibu
“Harapan saya menular. Saya sangat berharap ibu bapak penyintas bisa bekerjasama karena kerjasama bukti kasih sayang. Dia sendiri tidak sengaja membuat kopi buat saya, jadi awal dia kerja. Saya harap penyintas menemukan apa yang dia senang juga. Tidak harus kopi, asal tau keinginannya apa,” ungkapnya.
Sembari bersedekap, Umar Patek mendengarkan seksama harapan yang disampaikan penyintas.
Ia mengaku memahami luka dari para penyintas dan tengah membahas terkait upaya kerjasama yang dapat dilakukan.
“Apapun yang bisa kami berikan untuk ibu, itu masih tidak sebanding dengan luka-luka yang ibu alami. Para penyintas yang lain yang alami. Jadi penderitaan itu sangat kami menyadari, dan saya dengan drg David itu sudah memikirkan ke arah itu,” tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.