Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sebulan Habis Rp5 Juta, Karyawan ke Kantor Naik Pesawat PP Tiap Hari, Kuak Alasan Merasa Lebih Hemat

Tengah viral di media sosial cerita karyawan ke kantor pulang pergi naik pesawat. Wanita di Malaysia itu bernama Racheal Kaur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
LINKEDIN via INDIA TODAY
CERITA KARYAWAN VIRAL - Seorang wanita di Malaysia bernama Racheal Kaur terbang pergi-pulang (PP) bekerja dengan jarak lebih dari 700 kilometer (km) dalam sehari. Ia merasa lebih hemat naik pesawat dan habiskan uang Rp 5 juta sebulan. 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial cerita karyawan ke kantor pulang pergi naik pesawat.

Wanita di Malaysia itu bernama Racheal Kaur.

Dengan naik pesawat tiap hari, Racheal Kaur merasa lebih hemat.

Diketahui, ia memilih terbang untuk bekerja dengan jarak total pergi-pulang (PP) lebih dari 700 kilometer (km) dalam sehari.

Dilansir dari Kalinga TV pada Rabu (12/2/2025) via Kompas.com, Racheal bekerja sebagai asisten manajer urusan finansial maskapai penerbangan Air Asia.

Dia bekerja selama lima hari dalam sepekan.

Kantor Racheal terletak di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.

Sedangkan rumahnya berada di Penang, sebuah pulau di Selat Malaka. 

Saban hari, dia bangun pukul 04.00 dan berangkat dari rumah pukul 05.00 ke Bandara Internasional Penang.

Pesawat dari Penang ke Kuala Lumpur lepas landas pada pukul 06.30 waktu setempat. Jarak antara kedua bandara tersebut sekitar 350 km dengan waktu tempuh 1 jam.

Setelah mendarat di Kuala Lumpur pada 06.30, Racheal menuju ke kantornya dan sampai di sana sekitar pukul 07.45 waktu setempat.

Baca juga: Gemetar Karyawan Apotek usai Bayar Kurir COD Rp 2,4 Juta, Syok saat Lihat Isi Paket Pemberian Pelaku

Setelah bekerja, Racheal kembali pulang ke rumah sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Terlepas dari banyaknya waktu yang dihabiskan untuk terbang, Racheal justru mengaku mendapat me time yang dia habiskan untuk mendengarkan musik dan menikmati pemandangan yang indah dari ketinggian.

Racheal menuturkan, lakon tersebut dia jalani semata-mata agar bisa selalu dekat dengan keluarga. Dengan terbang setiap hari, dia ingin menyeimbangkan antara pekerjaan dengan kehidupan keluarga. 

Racheal memiliki dua anak, masing-masing berusia 12 hingga 11 tahun.

"Saya punya dua anak. Seiring mereka tumbuh dewasa, saya merasa perlu bagi seorang ibu untuk berada di dekatnya lebih sering. Dengan ini, saya bisa pulang setiap hari dan melihat mereka di malam hari," kata Racheal, dikutip dari India Today.

Sebagai wanita karier dan juga seorang ibu, Racheal mengaku ingin membersamai anak -anaknya sebanyak mungkin.

Dan menurutnya, terbang setiap hari untuk bekerja menjadi cara yang tepat bagi dia menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarganya.

Baca juga: Karyawan Dapat Ganti Rugi Rp 524 Juta setelah Dipecat Lewat Video Call, Selama Kerja Sering Menangis

Racheal mengakui bahwa rutinitasnya bangun sangat awal setiap pagi sangat melelahkan. 

Tetapi saat dia kembali ke rumah dan melihat anak -anaknya, semua kelelahannya hilang begitu saja.

Meski terbang setiap hari, Racheal mengaku cara tersebut lebih hemat daripada dia indekos di Kuala Lumpur.

Dalam sebulan, dia menghabiskan sekitar 316 dollar AS atau "hanya" sekitar Rp 5 juta. 

Bila dibandingkan indekos, Racheal harus merogoh kocek sekitar 474 dollar AS atau sekitar Rp 7,7 dalam sebulan untuk sewa kamar dan kebutuhan harian.

Dia juga lebih suka bekerja dari kantor daripada dari rumah. Racheal merasa, bekerja dengan rekan di sekelilingnya membuatnya lebih mudah untuk menyelesaikan tugas.

"Dikelilingi oleh orang-orang membuatnya lebih mudah untuk menyelesaikan sesuatu. Anda dapat berkomunikasi dengan orang-orang secara langsung," kata Racheal kepada CNA.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa ketika dia berada di kantor, fokus sepenuhnya pada pekerjaan.

Dan ketika dia kembali ke rumah, Racheal sepenuhnya mencurahkan waktunya untuk keluarganya.

Dalam kisah lain, seorang karyawan dapat ganti rugi Rp 524 juta usai dipecat lewat video call.

Wanita di Inggris itu memenangkan gugatan hukum yang diajukannya.

Joanne Neill, mantan karyawan Dermalogica UK, dipecat secara sepihak oleh perusahaannya saat ia sedang libur.

Pengadilan ketenagakerjaan di Croydon, London Selatan, menyatakan bahwa Joanne Neill mengalami pelanggaran hak ketenagakerjaan dalam proses pemecatan tersebut.

Sebagaimana diberitakan Telegraph, Senin (5/5/2025), pemecatan dilakukan melalui rapat virtual yang dijadwalkan secara mendadak. 

Neill bahkan menerima undangan rapat dengan judul "catch up" (berbincang ringan), yang membuatnya tidak menyangka isi pertemuan tersebut adalah pengumuman pemecatan dirinya.

Rapat berlangsung melalui Microsoft Teams dan Neill tidak diberi hak untuk didampingi siapa pun dalam rapat.

Baca juga: Mantan Karyawan Jadi Tersangka usai Laporkan Korupsi, Dianggap Bocorkan Data Rahasia, Polda: Dipecat

Dalam rapat tersebut, manajernya, Ian White, menyampaikan bahwa Neil termasuk dalam daftar karyawan yang diberhentikan.

“Pemberitahuan mendadak dan judul rapat yang menyesatkan membuatnya tidak siap dan merasa terkejut,” kata Hakim Ketenagakerjaan Liz Ord.

“Pengumuman tersebut membuatnya syok dan putus asa, serta memperburuk kondisi mentalnya secara signifikan,” lanjutnya, melansir dari Kompas.com.

Hakim juga menyebut keputusan untuk mengadakan rapat secara virtual, padahal Neill biasanya bekerja di kantor, memperparah situasi karena ia tidak mendapatkan dukungan langsung dari rekan-rekan kerjanya.

Dalam sidang di pengadilan, terungkap bahwa Neill mulai mengalami masalah kesehatan mental sejak Januari 2022.

Ia sempat meminta izin untuk bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu, yang kemudian ditolak oleh perusahaan.

Oleh karena itu, Neill sering menangis di tempat kerja karena hanya mendapat dua hari cuti sakit dalam setahun.

Baca juga: Nasabah Rugi Rp 7,1 M karena Ulah Karyawan Bank, Pantas Pinjaman Tak Cair, Tanda Tangan Dipalsukan

Neill akhirnya ditetapkan sebagai karyawan yang akan dirumahkan pada November 2022.

Menurut manajernya, keputusan itu diambil karena jam kerja paruh waktu Neill memenuhi target pengurangan jumlah karyawan.

Akan tetapi, pengadilan menyimpulkan bahwa Dermalogica UK telah melakukan diskriminasi berbasis gender secara tidak langsung.

Keputusan memilih Neill untuk dirumahkan karena jam kerjanya yang lebih pendek melanggar peraturan pekerja paruh waktu.

Sebab, dalam praktiknya, perempuan lebih banyak yang bekerja paruh waktu dibanding laki-laki, sehingga kebijakan itu berdampak tidak adil terhadap perempuan.

Pengadilan juga mengecam perusahaan karena tidak memberikan informasi yang jelas sebelum rapat, menyelenggarakan pertemuan secara online tanpa persiapan yang layak, serta tidak memberikan hak bagi Neill untuk didampingi selama proses berlangsung.

Atas semua kerugian yang dialami, Joanne Neill berhak atas total kompensasi sebesar 24.042 poundsterling atau sekitar Rp 524 juta.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved