Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dedi Mulyadi Sindir Orang Tua yang Selalu Turuti Kemauan Anak: Bertentangan Sifat Nabi

peristiwa Idul Adha bukan hanya soal pemotongan hewan kurban, melainkan juga sebagai momen refleksi pendidikan keluarga, terutama peran orang tua

Editor: Torik Aqua
eki yulianto/tribun jabar
SINDIR - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sindir orang tua yang selalu turuti apa kata anak. Singgung bertentangan dengan sifat nabi. 

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sindir orang tua yang selalu menuruti apa kata anaknya.

Pria yang akrab disapa KDM itu juga membandingkan dengan sifat nabi.

Pernyataan itu disampaikan ketika salat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Nurul Huda, Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Jumat (6/6/2025).

KDM sempat mengejutkan jemaah yang sudah memadati masjid tersebut.

Baca juga: Perintah Dedi Mulyadi Siswa Masuk Jam 6 Pagi, Mirip Kebijakan di NTT yang Memicu Masalah Kesehatan

KRITIK - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Denny Cagur kritik program Dedi Mulyadi soal bawa anak nakal ke barak militer.
KRITIK - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Denny Cagur kritik program Dedi Mulyadi soal bawa anak nakal ke barak militer. (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Ia datang bersama Bupati Cirebon Imron dan Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman, lalu langsung bergabung bersama warga untuk salat berjamaah.

Dalam tausiyahnya, KDM menyinggung soal makna pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. 

Ia menekankan, bahwa peristiwa Idul Adha bukan hanya soal pemotongan hewan kurban, melainkan juga sebagai momen refleksi pendidikan keluarga, terutama peran orang tua dalam membimbing anak.

“Idul Adha adalah sebuah peristiwa perjalanan hidup yang dicontohkan dua insan yang bergelar nabi, yaitu Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan anaknya, kemudian anak itu diminta oleh Sang Pemiliknya dan dia mengikhlaskan,” ujar KDM di hadapan jemaah, Jumat (6/6/2025). 

Menurutnya, Nabi Ismail AS pun menunjukkan keteladanan sebagai anak yang taat kepada ayah dan perintah Allah SWT.

“Yang kedua adalah Nabi Ismail AS yang berani juga mengorbankan dirinya atas titah orang tuanya dan Allah SWT,” ucapnya.

Namun, KDM menyoroti fenomena saat ini di mana banyak orang tua justru mengikuti kemauan anaknya yang cenderung pada hawa nafsu.

“Hari ini yang terjadi antara ayah dan anak, adalah ayah mengikuti hawa nafsu anak."

"Anaknya ingin keluar malam diizinkan, ingin motor belum waktunya dibelikan."

"Bagi saya sikap seperti itu bertentangan dengan sifat Nabi Ibrahim AS,” jelas dia. 

Ia pun mengajak para orang tua untuk kembali pada semangat kurban yang mendidik dan menanamkan nilai ketakwaan.

“Mari kepada seluruh orang tua, jangan terus-terusan mengikuti hawa nafsu anaknya."

"Peringatan kurban ini adalah peristiwa spirit kita sebagaimana Nabi Ibrahim AS memberikan pendidikan dan pengorbanan putranya Nabi Ismail AS,” katanya.

Tak hanya soal spiritualitas, KDM juga menyinggung pengorbanan dalam konteks pemerintahan.

Ia menilai pemotongan anggaran pejabat demi kepentingan rakyat juga merupakan bentuk nyata dari semangat kurban.

“Peristiwa Idul Kurban bukan hanya peristiwa memotong sapi. Tapi yang paling utama, mari kita potong anggaran pejabat, berikan untuk pembangunan jalan, bangun rumah rakyat miskin, berikan juga untuk membangun jaminan kesehatan bagi masyarakatnya,” ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, KDM juga mengumumkan bahwa Pemprov Jabar akan memperbaiki jalan perbatasan di Desa Tonjong dengan anggaran sebesar Rp 20 miliar yang berasal dari realokasi APBD Jabar.

“Kita akan membangun jalan perbatasan Tonjong, sudah dihitung biayanya Rp 20 miliar dan kita akan selesaikan tahun ini,” ucap KDM.

Usai salat, KDM juga menyempatkan diri menyapa warga dan menyerap berbagai aspirasi mereka.

"Pagi ini saya bahagia bisa bertemu warga di sini,” jelas dia.

Sosok KDM memang selalu menarik perhatian.

Hal ini membuatnya mendapatkan banyak julukan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini sudah mendapatkan tujuh julukan sekaligus.

Padahal, Dedi Mulyadi baru saja 100 hari menjabat sebagai Gubernur Jabar.

Di antara julukan yang disematkan itu, ada yang muncul dari aksinya yang menuai pro dan kontra.

Diketahui, Dedi Mulyadi kini menjabat sebagai Gubernur Jabar periode 2025-2030.

Baca juga: Nasib Siswa yang Kepergok Dedi Mulyadi Begadang, Ungkap Sanksi dari Sekolah, Ancaman Barak Menanti

NGAMUK - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ngamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. (Humas Pemprov Jabar)
NGAMUK - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ngamuk ke segerombolan pendukung klub sepak bola Persikas yang mengganggu acaranya di Subang pada Rabu (28/5/2025) malam. (Humas Pemprov Jabar) (Humas Pemprov Jabar)

Dedi Mulyadi dilantik oleh Presiden Prabowo pada Kamis (20/2/ 2025).

Kini, sudah genap 100 hari Dedi Mulyadi menjabat sebagai gubernur.

Meski baru tiga bulan lebih menjabat, Dedi Mulyadi telah membuat banyak kebijakan dan gebrakan-gebrakan baru.

Bahkan, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi sampai mendapat tujuh julukan dari masyarakat hingga pejabat lain.

Tujuh julukan Dedi Mulyadi itu seperti Gubernur Lambe Turah, Raja Sunda, Gubernur Konten dll.

Lantas apa saja julukan Dedi Mulyadi tersebut? Simak penjelasannya.

1. Gubernur Konten 

Julukan Gubernur Konten pertama kali diberikan oleh Gubernur Kaltim, Rudy Masud.

Ia menyebut Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Konten saat rapat para Gubernur dengan Komisi II DPR RI di Gedung Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Rudy sendiri mengaku membuat julukan itu untuk memuji rekan sejawatnya tersebut.

Sementara itu, Dedi Mulyadi juga sempat menanggapi julukan yang dialamatkan padanya.

"Saya selalu ditanya, "Pak Dedi, duitnya dari mana ngonten? Gubernur konten lebih baik dari jadi gubernur konten punya duit diberikan pada rakyat daripada gubernur molor," kata Dedi dalam pidato saat upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).

2. Raja Sunda

Sebelum dapat julukan Gubernur Konten, ia sempat mendapat julukan Raja Sunda.

Julukan itu diberikan masyarakat lantaran pembawaan Dedi Mulyadi yang khas.

Selain itu, ia juga kerap berbicara memakai bahasa Sunda.

Tak hanya itu, julukan itu juga dipengaruhi, kepeduliannya terhadap masyarakat, ketertarikannya pada budaya dan sejarah Sunda, karakternya, dan gaya berpidatonya yang khas.

3. One Man Show

Dedi Mulyadi juga diberi julukan One Man Show oleh sejumlah politisi yang kontra terhadap kebijakan barak militer yang dibuatnya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dr Gamal Albinsaid misalnya.

Ia tidak setuju dengan program siswa bermasalah masuk barak militer yang digagas Gubernur Jabar tersebut.

PKS pun sempat menganggap gaya Dedi Mulyadi memimpin tanpa diskusi dan one man show.

4. Gubernur Lambe Turah

Salah satu dari tujuh julukan Dedi Mulyadi adalah Gubernur Lambe Turah.

Julukan itu awalnya muncul dari Anggota Komisi X dari Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.

Julukan itu diberikan Andi sebagai bentuk kritik pada Dedi Mulyadi yang tidak mengirimkan utusan dari Kormi Jawa Barat untuk hadir dalam acara Festival Olahraga Nasional (Fornas) yang digelar setiap dua tahun oleh Kormi.

5. Mulyono Jilid 2

Dedi Mulyadi juga menerima julukan Mulyono Jilid II. Untuk diketahui, Mulyono adalah nama kecil Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

 Julukan ini muncul lantaran gaya politiknya yang kerap membagikan aktivitasnya turun dan bertemu langsung dengan masyarakat, hingga dianggap sejumlah netizen memiliki gaya politik yang serupa dengan Jokowi.

6. Gubernur Pencitraan

Dedi Mulyadi juga mendapatkan julukan Gubernur Pencitraan.

Hal itu karena Dedi dianggap melakukan pencitraan di media sosialnya melalui konten-konten yang dibuatnya.

Namun belakangan ia mengaku jika hasil uang ngontennya turut diberikan kepada rakyat.

7. Bapak Aing

Dedi juga mendapat julukan Bapak Aing dari masyarakat.

Bahkan Dedi Mulyadi sempat diteriaki demikian saat menemui keluarga korban ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu.

Janji manis yang diberikan Dedi Mulyadi kepada keluarga membuat teriakan Bapak Aing menggema di lokasi. 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved