Berita Viral
Gaji Jaga Toko Tak Cukup Biayai Sekolah, Siswa Minum Pembersih Lantai, Sehari Upah Hanya Rp20 Ribu
Nasib siswa minum pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan pendidikannya. Ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial.
TRIBUNJATIM.COM - Nasib siswa minum pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan pendidikannya.
Ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.
Mirisnya ia tingga sebatang kara.
Kedua orangtua sudah berpisah.
Sang ayah yang bekerja buruh tak bisa berbuat banyak.
Kisah ini menimpa seorang pelajar berinisial MMH.
Baca juga: Tangis Ibu Ikbal Siswa SD Difabel Diberi Rumah Dedi Mulyadi, Kaki Tinggal 1 dan Curhat Anak Dibully
Ia nekat menenggak cairan pembersih lantai masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025).
Kondisi MMH sangat memprihatinkan, di mana ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.
Ayah MMH berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anaknya.
Ahmad Faozan, rekan ayah MMH yang juga merupakan kuasa hukum, mengungkapkan keprihatinannya.
"Saya tak kuasa melihat MMH yang dikenal sebagai anak berprestasi bernasib malang. Dia nekat melakukan hal yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya," ungkap Faozan, dikutip dari Kompas.com.
Faozan menjelaskan kepada Kompas.com bahwa MMH merasa putus asa dan tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon, tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," jelasnya.
MMH telah bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan upah Rp20.000 per hari.
"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambah Faozan yang juga Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Cirebon Raya.
Di tengah proses pemulihan di rumah sakit, MMH terus memikirkan pendaftaran SMA di sekolah yang ia tuju.
Meskipun waktu pendaftaran sudah dibuka, kondisi saat ini membuatnya merasa putus asa karena tidak ada biaya untuk mendaftar dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Faozan menilai situasi ini sangat ironis.
Baca juga: Kepala SMAN 9 Akhirnya Dipecat Dedi Mulyadi, Pemprov Langsung Audit, Ratusan Siswa Riang Gembira
MMH dikenal sebagai anak berprestasi yang pandai berpidato dalam Bahasa Inggris saat menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu Pondok Pesantren di Kota Cirebon.
MMH lulus pada 2024 dan sempat bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, sebelum terpaksa berhenti akibat masalah keuangan.
Ayah MMH, yang bekerja sebagai buruh, merasa tidak dapat berbuat banyak.
Ibu korban telah berpisah beberapa waktu lalu.
Sehingga MMH kini hidup sebatang kara dan harus bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Faozan berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada MMH agar ia dapat melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas di Kota Cirebon.
"Saya sangat sedih melihat korban yang cerdas dan berprestasi terpaksa putus sekolah karena masalah biaya. Saya harap pemerintah memberikan solusi yang tepat agar MMH dapat kembali bersekolah," harapnya.
Baca juga: Pemicu Orangtua Siswa Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim, Soal Pendidikan Militer: Jelas Dilarang UU
Minum pembersih lantai
Sebelumnya, pada Jumat (6/6/2025) malam, MMH menenggak cairan pembersih lantai karena depresi akibat tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.
Faozan mengetahui kabar mengejutkan ini pada hari Sabtu (7/6/2025) saat ayah MMH menghubunginya untuk meminta bantuan hukum.
"Saya kaget, dia (bapak korban) menelpon saya, bilang anak minum racun. Saya langsung ke rumah sakit," kata Faozan.
Dari keterangan ayah korban, Faozan menyebutkan aksi tersebut dilakukan MMH di warung buah tempatnya bekerja sekitar pukul 23.30 WIB.
Setelah menenggak cairan berbahaya tersebut, MMH langsung menghubungi temannya karena tak kuasa menahan sakit.
Setiba di lokasi, rekan-rekannya panik melihat MMH yang sudah tak sadarkan diri dan segera meminta bantuan warga untuk membawanya ke rumah sakit.
MMH langsung ditangani di UGD dan sempat dirawat di ruang ICU sebelum akhirnya kembali sadarkan diri dan menjalani perawatan di ruang rawat.
Baca juga: Kondisi Gedung SMAN 9 yang Didemo, Siswa Bak Sia-sia Bayar Rp 20 Ribu Perhari, Humas: Ada Realisasi
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
siswa minum pembersih lantai
depresi
Cirebon
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Cara Warga di Desa ini Pakai BBM dari Sampah, Harganya Cuma Rp 10 Ribu Seliter |
![]() |
---|
Pengakuan AKP Nundarto Diam-diam Datangi Rumah Bu Guru, Copot Jabatan Kapolsek Usai Digerebek Warga |
![]() |
---|
Daftar Tarif Listrik Oktober-Desember 2025 dari Kementerian ESDM, Ada Subsidi |
![]() |
---|
Kades Rugikan Negara Rp 405 Juta karena Mainkan Proyek Saluran Air, 3 Tahun Tak Ada yang Mengalir |
![]() |
---|
Gaji Pencuci Nampan MBG Rp1,8 Juta untuk 18 Hari, Viral Dibandingkan dengan Gaji Guru Honorer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.