Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Petani di Sampang Madura Tunda Memproduksi Garam, Imbas Cuaca Tak Menentu, Harap Dihargai Mahal

Petani garam di Kabupaten Sampang, Madura hanya bisa mengelus dada di musim kemarau tahun ini, Senin (9/6/2026).

Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Hanggara Syahputra
PRODUKSI GARAM - Petani garam di Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura saat memproduksi garam tahun lalu. Namun, di tahun ini mereka harus menunda memproduksi karena cuaca yang tak menentu, Senin (9/5/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanggara Pratama 

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Petani garam di Kabupaten Sampang, Madura hanya bisa mengelus dada di musim kemarau tahun ini, Senin (9/6/2026).

Mereka harus menunda memproduksi garam karena cuaca yang tak menentu artinya, meskipun musim kemarau, hujan deras tetap mengguyur.

Petani asal Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Sampang, M Syafi mengatakan bahwa, biasanya para petani garam di tempat tinggalnya mulai memproduksi garam pada April.

Namun, di musim kemarau tahun ini, hingga bulan Juni, hujan masih mengguyur.

"Hingga saat ini kami belum memproduksi garam. Tapi kalau mempersiapkan lahan sudah kami lakukan, jadi tinggal menunggu kemarau murni tiba," ujarnya.

Baca juga: Cuaca Buruk, Helikopter Angkut Direksi PT Gudang Garam Mendarat Darurat di Jombang, Jadi Tontonan

Dengan kondisi cuaca saat ini, tentu berpengaruh pada penghasilan untuk kehidupan sehari-hari. Sebab, belum memproduksi garam dan, jumlah produksi di tahun ini tentu berlurang dibandingkan tahun lalu.

M Syafi menyampaikan, di tahun 2024, musim kemarau mencapai enam bulan lamanya, di mulai April sampai September.

Sehingga dirinya dapat menghasilkan sekitar 40 ton garam, dengan harga jual pertonnya Rp 700 ribu - Rp 1 juta tergantung kualitas.

Baca juga: Petani Garam di Sampang Merana, Puluhan Hektar Tambak Terendam Air Laut Pasang, Tanggul Jebol

"Setiap 10 hari kami melakukan panen. Alhamdulillah hasilnya sesuai dengan kerja keras di tambak," terangnya.

Dirinya memprediksi dan meyakini, kemarau murni tahun ini (2025) tetap ada, meski waktunya belum diketahui. 

Baca juga: ITS Luncurkan Produk Garam Spa ITSpa, Hasil Inovasi Pengolahan Garam Madura

"Kalau hujan sudah tidak mengguyur, kami langsung mulai memproduksi garam. Mudah-mudahan harga garam tahun ini mahal," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved