Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Jaga Warung Buah, Siswi Berprestasi Minum Pembersih Lantai karena Bingung Biaya Sekolah

Nasib pilu dialami MMH, siswa berusia 17 tahun asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
KISAH SISWI VIRAL - Ahmad Faozan, kuasa hukum menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang. MMH adalah siswi berprestasi yang coba akhiri hidup karena takut tak bisa lanjut sekolah. 

Ratusan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kabupaten Trenggalek harus putus sekolah karena akses pendidikan yang sangat terbatas.

Menurut Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten, Christina Ambarwati di Kabupaten Trenggalek hanya terdapat tiga Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Di Trenggalek ada 3 SLB, yakni SLB Kampak, SLB Kemala Bayangkari dan SLB Harapan Mulia di Panggungsari. Itu sangat terbatas daya tampungnya," kata Tina, sapaan akrab Christina Ambarwati, Senin (5/5/2025).

Namun demikian menurut Tina, Pemkab melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga telah berkomitmen untuk membuka sekolah reguler sebagai sekolah inklusi.

"Sekolah tidak boleh menolak jika ada siswa ABK yang mendaftar," lanjutnya.

Namun demikian, sistem sekolah inklusi tersebut saat ini masih dalam tahap penyempurnaan baik dari tenaga pengajar maupun fasilitas yang ada.

Baca juga: Drama saat Priguna Ditangkap, Dokter Residen yang Rudapaksa Keluarga Pasien Sempat Coba Bunuh Diri

Bukan hanya itu, Dinsos bersama Dindik juga mengedukasi orang tua ABK untuk tetap menyekolahkan anaknya.

"Karena terkadang orang tua beranggapan anak seperti itu kok disekolahkan, karena ndak bisa apa-apa," jelas Tina meniru alasan orang tua ABK enggan untuk menyekolahkan anaknya.

Orang tua ABK juga harus tahu, jika masuk sekolah pun ABK akan mendapatkan standar kompetensi khusus yang dirancang untuk ABK. 

Salah satu penekanannya adalah bukan capaian akademik ABK, namun yang prioritas adalah interaksi sosial dengan masyarakat, guru dan temannya serta tidak adanya diskriminasi. 

"Mereka diterima oleh lingkungan sosialnya, dia belajar adab, mereka belajar tumbuh kembang yang lain dan tidak tidak ditolak dari sekolah dan temannya," jelas Tina.

 "Yang lebih penting lagi, komitmen ini untuk meneguhkan semua anak berhak atas layanan pendidikan," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved