Pemkot Surabaya beri Pendampingan ke Korban KDRT Pengusaha, Istri Sempat Ragu Penjarakan Suami
Ia menduga, Korban IN memiliki cara pandang tersendiri yang begitu kuat dan itu didasarkan pada pemahaman atas ajaran agamanya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
"Setelah dia berkorban untuk bisa mengeluarkan suami apakah ada perubahan dari sang suami. Ternyata jawabannya tidak ada perubahan tetap KDRT seperti itu," ungkapnya.
Ida menegaskan, pihaknya berusaha memberikan pendampingan dalam aspek Psikologis, Spiritual, termasuk Ekonomi kepada pihak korban serta anak bahkan cucunya.
Pada aspek ekonomi, ia juga berusaha menyakinkan korban bahwa keputusannya meminta bantuan aparat kepolisian menangani permasalahan tersebut, merupakan langkah yang tepat.
Salah satunya memberikan bantuan modal usaha agar sang istri dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, secara mandiri.
Sehingga, Korban IN tidak perlu merasa takut, jikalau sang suami menjalani masa tahanan akibat perbuatannya.
"Mungkin dia kepikiran kalau enggak ada suami, dia kepikiran mau makan apa. Saya tanya; mau bikin usaha apa. Dia bilang; mau usaha warung nasi campur. Saya bilang; ya wes Insyaallah akan dibantu sama Pemerintah Kota Surabaya, gitu," jelasnya.
Kemudian mengenai pendampingan psikologis terhadap anak dan cucu Korban IN. Ida menerangkan, pihaknya tetap akan memberikan pendampingan psikologi kepada anak-anak korban terutama yang masih berusia di bawah umur. Yakni, anak paling bungsu.
Tak cuma itu, pihaknya juga bakal memperhatikan kondisi psikologis dari seorang cucu berusia balita yang turut tinggal serumah dengan korban. Pasalnya, ungkap Ida, sang cucu kerap melihat momen-momen pertengkaran antara kakek dan neneknya.
"Semuanya Kami beri pendampingan mulai dari ibu dan dua anaknya yang ada di rumah itu. Yang agak khawatir itu mungkin anak yang kedua. Tapi saya takut itu pada si cucu korban ini karena kan cucu korban itu sering melihat kakek neneknya bertengkar," katanya.
Terlepas dari proses pendampingan Psikologis, Spiritual, dan Ekonomi, Ida menduga kuat penyebab sang suami kerap melakukan aksi KDRT terhadap istri, karena tertekan permasalahan pekerjaan atau bisnis yang sedang digeluti oleh sang suami.
Dugaan tersebut diperoleh dari cerita sang istri kepada dirinya. Bahkan, ia juga menggali kemungkinan adanya pihak lain atau 'pihak ketiga' yang berpotensi merecoki kualitas hubungan pasangan suami istri tersebut.
Ternyata, jawaban yang diperoleh Ida dari kesaksian Korban IN bahwa sejauh ini tidak ditemukan adanya kemungkinan tersebut. Selama ini, sang suami masih pulang dan tinggal di rumah tersebut. Meskipun, lebih sering pulang larut malam antara pukul 12 atau 1 malam.
"Kayaknya itu (tertekan) karena usahanya itu mungkin bermasalah," pungkasnya.
Sebelumnya, anak kedua korban, MA (22), bahwa ayahandanya itu bekerja mengelola showroom mobil rental yang berlokasi di kawasan Surabaya Timur.
Selain itu, ayahandanya itu, juga mengelola beberapa rumah kontrakan yang berlokasi di Kota Surabaya. Penghasilan dari bisnis tersebut, dipakai untuk menghidupi keluarganya.
KDRT
Pemkot Surabaya
pengusaha
suami aniaya istri
berita Surabaya Hari ini
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Atasi Gulma Resisten, BASF Luncurkan Herbisida Baru untuk Petani Padi |
![]() |
---|
Banyak Dikeluhkan Warga, Drainase di Ruas Jalan Bulukandang Pasuruan Diperbaiki |
![]() |
---|
Emil Dardak Buka Suara Soal Kekisruhan Iuran Dana Komite SMAN 1 Kampak Trenggalek, Panggil Kepsek |
![]() |
---|
Anak-anak Rentan Cacingan, Dokter Jelaskan Pentingnya Minum Obat Cacing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.