Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Internasional

Iron Dome Israel Kewalahan Diserang, Padahal Iran Disebut Masih Sembunyikan Senjata Terkuat

Iron Dome sampai tak mampu menghalangi serangan dari Iran. Diketahui, Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara paling canggih milik Israel.

Editor: Torik Aqua
Times of Israel
RUDAL IRAN - Pasukan keamanan Israel di lokasi jatuhnya rudal balistik Iran di Beersheba, Israel pada 20 Juni 2025. /Foto: Flash90. Iron Dome Israel kewalahan lawan rudal Iran 

Kolumnis media Israel Haaretz, Gideon Levy, menilai Benjamin Netanyahudan koalisinya akan 'kecewa berat' terhadap pernyataan Donald Trump yang menyebut, akan menunggu beberapa pekan sebelum memutuskan apakah akan terlibat dalam perang Israel vs Iran atau tidak.

Baca juga: Jeritan Presiden Israel Minta Tolong Dunia untuk Hentikan Program Nuklir Iran

ISRAEL SERANG IRAN - Serangan Israel di Teheran Iran pada 13 Juni 2025. Media itu menulis Israel menyerang pemukiman penduduk. Pemerintah Israel menyatakan, serangan udara ke Iran merupakan tindakan pendahuluan untuk mencegah ancaman eksistensial dari Teheran yang dinilai semakin meningkat.
ISRAEL SERANG IRAN - Serangan Israel di Teheran Iran pada 13 Juni 2025. Media itu menulis Israel menyerang pemukiman penduduk. Pemerintah Israel menyatakan, serangan udara ke Iran merupakan tindakan pendahuluan untuk mencegah ancaman eksistensial dari Teheran yang dinilai semakin meningkat. (Foto MehrNews)

"Dua minggu adalah waktu yang tidak terbatas dalam kenyataan ini, dan jika ia sungguh-sungguh soal dua minggu itu, dan bukan berbohong, maka kemungkinan Amerika akan terlibat dalam perang ini semakin mengecil," kata Gideon, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/6/2025).

Gideon Levy menambahkan, dalam jangka panjang, orang Israel tidak akan merasa lebih aman bahkan jika Israel berhasil menghancurkan program nuklir Iran dan merusak sistem rudal ofensifnya.

"Tidak ada yang akan terselesaikan karena Iran dapat memperoleh kembali kemampuannya," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Israel memiliki banyak masalah keamanan lain yang tidak akan hilang, seperti Gaza.

Jendela Waktu 2 Minggu untuk Diplomasi

Presiden AS Donald Trump telah menyebut, Amerika Serikat akan memutuskan apakah ikut bergabung perang Israel vs Iran atau tidak dalam dua minggu ke depan.

Pernyataan ini muncul kala Israel dan Iran masih terus saling melancarkan serangan sejak Israel memulai Operation Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) lalu.

Saat ini, masih belum ada tanda konkret apakah Iran akan membuat kesepakatan lebih cepat, tetapi otoritas AS menyebut, usulan jangka waktu dua minggu dari Donald Trump itu adalah kesempatan untuk diplomasi.

"Trump bukanlah seorang penghasut perang," kata seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya, dikutip ABC News. 

"Dia ingin memberi orang Iran sedikit ruang untuk sadar," lanjutnya.

Pejabat senior AS lainnya menyebut, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah berkomunikasi selama beberapa hari terakhir.

Namun, sampai sekarang, tidak ada rencana bagi keduanya untuk bertemu.

Para pejabat juga mengusulkan langkah Donald Trump untuk memberi orang Iran ruang bernapas sesuai yang diperlukan.

Sebab, kerugian besar yang dialami di antara para pemimpin senior dan pakar kebijakan nuklirnya yang akan terlibat dalam pembuatan dan pelaksanaan kesepakatan apa pun.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Medium

Large

Larger

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved