Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Guru SMK Minta Kepsek Mundur, Resah Gaji Nunggak hingga Dimintai Rp 7 Juta untuk Penempatan

Seorang kepala sekolah atau kepsek SMK dinonkatifkan setelah guru protes gaya kepemimpinannya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunBengkulu.com/M Rizki Wahyudi - IST
KEPSEK SMK DINONAKTIFKAN - Kepala SMKN 2 Rejang Lebong, Bengkulu Agustinus Dani saat diwawancarai wartawan dan petisi dari para guru agar ia mundur dari jabatannya. Guru mengungkap gaya kepemimpinan Agustinus Dani yang meresahkan. 

 Baca juga: Siswa Gadaikan HP Demi Bayar Uang Praktek Rp 240 Ribu, Kepsek Dicopot, Sekolah: Kami Ada Buktinya

Sementara itu, Kepala Kejari Rejang Lebong, Fransisco Tarigan, mengaku mengetahui adanya 20 tuntutan guru SMKN 2 Rejang Lebong kepada Kepala Sekolah

Pihaknya belum dapat mengambil langkah lantaran tak ada laporan kepolisian.

"Berdasarkan pemantauan kami, permasalahan ini sedang ditangani oleh Inspektorat Provinsi Bengkulu melalui APIP," tukasnya.

"Kami akan kaji dan lihat perkembangannya. Kami belum bisa menyimpulkan, namun memang jika ada temuan ya kita tindak nantinya," tegasnya.

Pembelaan Agustinus Dani

Kepala SMKN 2 Rejang Lebong, Bengkulu, Agustinus Dani, akhirnya angkat bicara terkait petisi penolakan yang dilayangkan oleh puluhan guru di sekolahnya.

Ia menegaskan bahwa setiap kebijakan yang diambil memiliki alasan yang jelas dan membantah tudingan bertindak semena-mena.

Agustinus secara tegas menolak seluruh isi petisi yang saat ini tengah ramai diperbincangkan. 

Menurutnya, semua poin yang tercantum dalam petisi tersebut tidak berdasar.

“Saya kaget saat pertama kali tahu ada petisi ini. Tapi setelah saya baca poin-poinnya, saya nyatakan semuanya tidak benar,” jelas Agustinus.

Salah satu poin dalam petisi menuding adanya pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP). 

Menanggapi hal ini, Agustinus menyatakan bahwa pemotongan tersebut dilakukan karena siswa yang bersangkutan masih memiliki tunggakan kewajiban di sekolah.

“Ada yang belum lunas seragam, uang komite, dan kewajiban lainnya. Jadi pemotongan itu ada alasannya, bukan asal-asalan,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa saat proses pencairan PIP berlangsung, dirinya sedang mengikuti pelatihan di Bandung.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved