Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pendaftar Cuma 5 Orang, Guru SD Sambangi Rumah ke Rumah Cari Murid Baru, Sudah 5 Tahun Kurang Siswa

Nasib sekolah baru ada lima murid yang daftar membuat guru berusaha untuk mendapatkan murid. Di antaranya menyambangi rumah ke rumah.

KOLASE Tribun Jateng/Agus Iswadi dan Dok. Kompas.com
KEKURANGAN MURID - Ilustrasi sekolah kekurangan murid. Seorang guru di Wonorejo, Jawa Tengah sambangi rumah ke rumah cari murid baru lantaran pendaftar di sekolah yang ia ajar masih lima orang, Senin (23/6/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib sekolah baru ada lima murid yang daftar membuat guru berusaha untuk mendapatkan murid.

Di antaranya menyambangi rumah demi mencari calon siswa baru.

Hal ini dialami guru di SDN 2 Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Guru door to door atau menyambangi rumah ke rumah untuk mencari calon siswa baru.

Hal tersebut dilakukan lantaran jumlah siswa yang mendaftarkan diri dalam Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) Tahun 2025 masih tergolong sedikit.

Guru Kelas 6 SDN 2 Wonorejo, Sri Maryani menyampaikan, memang jumlah pendaftar calon peserta didik baru kali ini masih minim atau kurang.

Baca juga: Akhirnya Pensiunan Guru yang Habiskan Tabungan Siswa Rp 343 Juta Jual Aset, Wali Murid: Cuma Janji

Menurutnya, ada beberapa kendala.

Seperti lokasi sekolahan yang berada di perkampungan atau tidak berada di pinggir jalan serta orang tua murid yang lebih memilih menyekolahkan putra putrinya ke sekolah swasta.

Di sisi lain, SDN 2 Wonorejo lokasinya berdekatan dengan sekolah swasta serta berada di perbatasan dengan Kota Solo.

"Sampai hari ini ada 5 siswa yang daftar," katanya kepada Tribun Jateng, Senin (23/6/2025) siang.

Dia menerangkan, kekurangan peserta didik baru terjadi sudah selama 5 tahun terakhir.

Sebelumnya ada 7 hingga 10 siswa setiap tahun ajaran baru.

Pihaknya berharap dinas lebih memperhatikan supaya sekolah negeri mendapatkan murid lagi.

Di sisi lain, dia juga berharap adanya semacam sistem domisili untuk siswa baru di sekolah dasar.

Sri mengungkapkan, telah melakukan berbagai upaya untuk mencari siswa baru seperti sosialisasi ke TK dan mendatangi rumah warga calon peserta didik baru.

"Setiap tahun langganan ke TK (sosialisasi). Kita juga tidak bisa memaksa orang tua juga, saya juga door to door ke rumah-rumah, seperti itu usahanya," terangnya.

SMPB SD - Suasana di SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, Senin (23/6/2025) siang.
SMPB SD - Suasana di SDN 2 Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, Senin (23/6/2025) siang. (TRIBUN JATENG/Agus Iswadi)

Sementara itu, seorang pensiunan guru berakhir membuka kursus bahasa Jepang secara daring.

Niat pensiunan guru tersebut sungguh mulai, sebab ia membuka kursus tersebut tanpa biaya atau bayar seikhlasnya.

Rudy Dermawan (64), pensiunan guru Bahasa Jepang asal Bandung yang kini tinggal di Bekasi, membuka kursus bahasa Jepang secara daring dengan sistem pembayaran seikhlasnya setiap bulan.

“Saya ikhlas terima, asal serius belajar. Kalau tidak serius, saya coret,” ujar Rudy kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (9/6/2025), seperti dikutip Tribun Jatim, Selasa (10/6/2025).

Meski menerima pembayaran mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 1,5 juta per bulan, Rudy menekankan keseriusan peserta jauh lebih penting dibandingkan jumlah bayaran.

“Saya ingin membantu dan berbagi ilmu tanpa membebani peserta. Biaya yang masuk saya gunakan untuk kebutuhan hidup saya sebagai pensiunan,” tuturnya.

Langkah Rudy membuka kursus ini berawal dari kebutuhan untuk mencukupi biaya hidup setelah pensiun, sekaligus sebagai bentuk kontribusi agar lebih banyak orang bisa belajar bahasa Jepang.

Kelas yang ia jalankan kemudian menjadi sorotan warganet setelah unggahannya dibagikan ulang oleh akun Threads @otaku_anime_indonesia.

Baca juga: Penampakan Sekolah Bodong Berkedok Kurikulum Cambridge Bekasi Kini Disegel, Para Wali Murid Ditipu

Dalam unggahan tersebut, Rudy menawarkan kelas bahasa Jepang untuk tingkat dasar, percakapan, hingga tata bahasa, menggunakan buku Minna no Nihongo. 

Pembelajaran dilakukan secara daring melalui Zoom, dengan jadwal fleksibel dan sistem pembayaran terbuka sesuai kemampuan peserta.

Rudy merupakan mantan guru Bahasa Jepang di SMA Negeri 81 Jakarta dan telah mengabdi selama 30 tahun sebagai PNS.

Ia pernah bertugas di Batam sebelum dipindahkan ke Jakarta selama 17 tahun terakhir masa kerjanya.

Setelah pensiun pada 2021, Rudy belum menerima gaji pensiun secara rutin, sementara kebutuhan hidup dan biaya kuliah anak tetap berjalan.

Hal ini mendorongnya untuk mulai membuka kursus online dengan sistem pembayaran sukarela.

“Awalnya saya hanya mengajar empat tetangga secara daring saat pandemi 2020. Setelah pensiun resmi tahun 2021, saya butuh penghasilan tambahan karena gaji pensiun belum cair,” ujarnya.

Rudy kemudian mempromosikan kursus tersebut melalui Facebook, tanpa menetapkan tarif tetap.

Baca juga: Wali Murid Mau Maafkan Guru Tendang Siswa SMP Asal 2 Syarat, si Pelaku Minta Berakhir Damai

Sambutan pun luar biasa, hingga kini jumlah peserta aktif mencapai sekitar 150 orang, baik dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri.

“Peserta kursus beragam, dari anak SD hingga yang sudah S2. Ada juga yang berasal dari Sumatra, Kalimantan hingga warga Indonesia yang tinggal di Jepang,” jelas Rudy.

Meskipun tidak menyediakan sertifikat resmi, Rudy tetap mendukung peserta yang membutuhkan surat keterangan untuk keperluan beasiswa atau pendidikan ke Jepang.

Adapun jadwal kursus dibagi dalam beberapa sesi. Pada Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu kelas dibukan pada pukul 10.00 WIB.

Kemudian, kelas juga dibuka pada Selasa, Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 16.00 WIB.

Kemudian, ada pula kelas Senin pukul 19.00 WIB. Selain itu, untuk Jumat dan Minggu juga dibuka kelas pukul 20.30 WIB.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved