Anak Usia 19 Tahun Laporkan Ayah Kandungnya ke Polisi, Tak Kuasa Pendam Trauma, sempat Diancam
Ayahnya yang berinisial KSM ditangkap petugas kepolisian dari Satreskrim Polresta Banyumas.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Ia disebut sering diundang mengisi pengajian di berbagai tempat dan bahkan memiliki majelis taklim sendiri, selain membuka kelas ngaji privat di rumahnya.
"Orangnya ramah, enggak tertutup. Dikenal sebagai guru ngaji, sering ngisi pengajian. Di rumahnya juga ada ngaji privat untuk anak-anak, laki-laki dan perempuan," ujarnya.
Namun, Iin mengaku tidak mengetahui secara pasti latar belakang pendidikan keagamaan pelaku, termasuk apakah AF lulusan pesantren atau tidak.
"Kalau soal lulusan pesantren atau bukan, saya kurang tahu," tambahnya, yang mengenakan kerudung cokelat itu.

Iin mengaku dirinya dan warga setempat sangat syok saat mengetahui kasus pencabulan ini.
Terlebih, selama ini Fadhillah dianggap sebagai figur yang dihormati di lingkungan karena perannya sebagai guru agama.
"Syok, enggak nyangka. Beliau dikenal sebagai guru agama, orangnya juga humble, suka bercanda, enggak tertutup. Jadi kaget banget pas tahu ada kasus ini," ucap Iin.
Lebih lanjut, Iin mengaku melihat langsung saat proses penangkapan Fadhillah.
Ia menyebut, tidak ada perlawanan dari pelaku dan proses berlangsung kondusif.
"Saya ada di situ waktu polisi datang. Beliau enggak melawan, malah kooperatif," katanya.
Salah satu warga sekitar menyebut bahwa Fadhillah dikenal pribadi yang begitu baik.
"Saya di sini dari tahun 1965-an, dia (pelaku) teman saya dari kecil, suka main bola, dikenalnya memang guru ngaji," ucapnya, yang enggan menyebutkan nama.
Baca juga: Gelapkan Uang Perusahaan Rp46 M, Cara Curang Dirut Terbongkar dari Laporan Keuangan, Tutupi Kerugian
Sementara itu, pantauan Warta Kota di kediaman pelaku pada Senin pukul 14.00 WIB, tampak garis polisi masih terpasang.
Garis polisi membentang di pagar rumah bercat putih milik Fadhillah yang tertutup fiber plastik, sedangkan di atasnya ada sejumlah tanaman.
Suasana rumah sepi dan tidak terlihat adanya aktivitas dari dalam.
Di halaman rumahnya, terdapat kipas angin dinding, karpet gulung yang tersender tembok, kursi serta meja plastik berwarna cokelat.
Curhat Ortu Siswa Ranking 1 Gagal Masuk SMP Banyumas: Kalah karo 13 Tahun, Ini Respons dari Dindik |
![]() |
---|
Dulu Penghasilan Bisa Bangun Rumah, Nasib Penjual Buku Tulis di Pasar Kini Merana, Omzet Menurun |
![]() |
---|
Warga Kaget Cek Tensi di Posyandu Lansia Diminta Bayar, Dinkes Sebut Sumbangan Sukarela: Masuk Kas |
![]() |
---|
Pantas Mbah Sarwen Dihapus dari Penerima Uang PKH, Temuan Petugas Bansos: Rumah Ber-AC dan Ada CCTV |
![]() |
---|
Pantas Juru Parkir Tolak Dibayar Mahasiswi Rp 1000, Paham Uang Lebihan Tak Masuk Pendapatan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.