Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dalam Diam Hutan Wonosalam Jombang, Doa dan Nasi Tumpeng Menyambut Kopi yang Siap Dipetik

Di balik sejuknya udara pagi di lereng hutan Mendiro, Desa Panglungan , Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, aroma tanah basah berpadu dengan wangi

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Anggit Pujie Widodo
PETANI KOPI JOMBANG - Asmat (baju merah) saat duduk bersila dengan rekan sesama petani kopi, menikmati Ingkung sebagai ucapan rasa syukur atas panen hasil kopi di hutan Mendiro, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Sabtu (5/7/2025). Berharap hutan di Wonosalam selalu lestari karena menjadi ladang rezeki bagi para petani kopi. 

Namun, satu hal yang selalu disisipkan dalam setiap doa Asmat dan para petani lainnya yakni permohonan agar hutan tetap lestari. Wonosalam bagi mereka bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi nadi kehidupan itu sendiri.

“Kalau hutan rusak, kita tidak bisa ngapa-ngapain. Air hilang, tanah tandus, kopi pun tidak bisa hidup,” ujar Asmat.

“Jadi kami mohon, jangan ada tangan-tangan rakus yang merusaknya.” ungkapnya melanjutkan. 

Ritual bancakan mungkin tak tercatat dalam kalender resmi pertanian. Tapi di hati petani kopi Wonosalam, ia adalah bagian tak terpisahkan dari musim panen. Sebuah jembatan yang menghubungkan manusia dengan alam, tradisi dengan spiritualitas, dan rasa syukur dengan kebersamaan.

Di tengah gempuran modernitas dan teknologi, bancakan tetap bertahan. Tak tergeser. Karena bagi mereka yang hidup berdampingan dengan alam, panen bukan sekadar soal angka produksi tapi tentang bagaimana manusia menghormati semesta. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved