Hanya 14 SMP Negeri di Ponorogo yang Penuhi Pagu PPDB 2025, Ini Kata Kadindik
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten dari 56 SMPN yang hanya memenuhi pagu PPDB 2025
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - 14 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten dari 56 SMPN yang hanya memenuhi pagu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.
Artinya 42 diantaranya masih belum memenuhi pagu. Diketahui SMP yang memenuh pagu, 6 diantaranya adalah SMPN di pusat kota.
Sisanya adalah SMPN yang “favorit” di Kecamatan masing-masing.
14 SMPN yang memenuhi pagu adalah SMPN 1 Pulung, SMPN 1 Mlarak, SMPN 1 Bungkal, SMPN 1 Kauman, SMPN 1 Jenangan, SMPN 1 Ponorogo, SMPN 2 Ponorogo.
Kemudian SMPN 3 Ponorogo, SMPN 4 Ponorogo, SMPN 5 Ponorogo, SMPN 6 Ponorogo, SMPN 1 Jetis, SMPN 2 Ngrayun dan SMPN 2 Balong.
Baca juga: Cara Avan Anak Penjual Es di Ponorogo Kumpulkan Lebih dari 100 Trofi dan Piala, Kini Lolos Masuk ITB
“Seluruh SMP Negeri di kota (Kecamatan Ponorogo Kota) terpenuhi kuotanya. Secara keseluruhan di Kabupaten Ponorogo yang memenuhi pagu ada 14 sekolah,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Nurhadi Hanuri, Jumat (11/7/2025).
Pun dari data yang dihimpun ada beberapa yang SMP Negeri yang hanya mendapatkan siswa dibawah 10 orang.
Meskipun dalam penetapan pagu tersebut pihaknya sudah melihat kondisi serta sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
Baca juga: Melongok Para ASN Pemkab Ponorogo Gunakan Surjan Saat Beraktivitas, Ada Surat Imbauan dari Bupati
“Ada pembatasan pagu untuk sekolah-sekolah favorit agar siswanya merata. Tapi ya ternyata masih ada yang tidak terpenuhi pagu,” tegasnya.
Nurhadi menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang membuat pagu puluhan SMPN tidak terpenuhi.
Analisanya adalah langka kelulusan siswa SD di wilayah juga berpengaruh ke pendaftaran SMP.
Baca juga: Cerita Berliana Atlet Panjat Tebing Sumbang Emas Perdana untuk Ponorogo di Porprov, Sakit Saat Lomba
Bahkan Nurhadi menyebut kekurangan siswa di SMPN adalah masalah klasik.
“Jadi ini masalah klasik, contohnya output SD itu juga berpengaruh. Jika outputnya kecil otomatis yang naik ke SMP juga sebanding,” ujarnya.
Ditanya apakah akan melakukan penggabungan? Nurhadi menjelaskan bahwa belum melakukan kajian terkait wacana merger sekolah yang jumlah siswanya minim ini.
Baca juga: Ponorogo Rikolo Semono Jilid II Digelar Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Lengkap Event Selama Sepekan
“Ada berbagai alasan tidak kami lakukan penggabungan. Berapapun muridnya negara harus hadir memberikan layanan pendidikan,” pungkasnya.
Labkesda Kediri Jadi Rujukan Laboratorium Puskesmas dan Klinik, Dinkes Gelar Advokasi Pengelolaan |
![]() |
---|
Driver Ojol Tuban Gelar Aksi Solidaritas Meninggalnya Affan, Singgung Arogansi Aparat |
![]() |
---|
Temuan Nasi Basi Bikin Pemkab Situbondo Evaluasi Program MBG: Tak Ada Lagi |
![]() |
---|
Hasil PSBS Biak vs Persik Kediri 1-2, Macan Putih Raih Kemenangan Perdana |
![]() |
---|
Ribuan Ojol Aksi Solidaritas untuk Affan di depan Mapolres Jember, Minta Kapolri Dicopot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.