Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SMAN Akhiri Hidup karena Tak Naik Kelas dan Dibully Perkara Vape, Kepsek: Ortu Sudah Dipanggil

Seorang siswa SMA akhiri hidup karena dibully dan tak naik kelas. Peristiwa tragis ini terjadi di Garut, Jawa Barat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH
KASUS BULLYING - Foto ilustrasi siswa SMA. Di Garut, seorang siswa SMAN berusia 16 tahun diduga melakukan bunuh diri pada Senin (14/7/2025) pagi, bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah liburan. Sebelumnya, remaja tersebut dilaporkan menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya, yang diungkapkan oleh sang ibu melalui media sosial. 

Berita Lain

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya meminta agar tidak ada bullying atau perundungan selama berlangsungnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di tingkat SD dan SMP.

Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, MPLS bagi para siswa tingkat SD dan SMP di tahun ajaran 2025 mengangkat tema "Sekolahku Rumahku, Guruku Orangtuaku".

"Harapan kami memang betul-betul nanti anak-anak itu aman, nyaman, menggembirakan," kata Yusuf ketika memantau MPLS di SMPN 3 Surabaya, Senin (14/7/2025).

Yusuf berharap, para kakak kelas bisa memberikan informasi mengenai sekolahnya kepada para siswa yang baru saja masuk. Salah satunya, terkait pelajaran yang akan diterima.

Selain itu, Yusuf juga menitipkan pesan kepada seluruh siswa untuk tindak melakukan tindakan bullying. Sebab, menurutnya, kakak kelas seharusnya bisa memberikan masukan kepada adiknya.

Baca juga: Tangis Gimson Ratapi Jenazah Anaknya yang Tewas Di-bully, Minta Polisi Adili Pelaku Meski Masih Anak

"Kami sampaikan ke anak-anak 'kakak kelas tidak boleh saling bully'. Justru mengarahkan, 'Oh, dik nanti itu kalau di kelas 7 itu bidang studinya ada 14, nanti gurunya ganti'," jelasnya.

"Itu fungsi kakak-kakaknya, juga jelaskan ekstrakurikuler, 'dik di sini ada ekstrakurikuler futsal, karawitan' misalnya. Harapannya nanti adiknya ini bisa nanti milih ekstrakurikulernya," tambahnya.

Selain itu, Yusuf juga meminta kepada seluruh pengajar untuk terus mengawasi anak didiknya selama di sekolah. Hal tersebut untuk mengantisipasi tindakan bullying selama MPLS.

"Harapan kami teman-teman guru tetap mengawasi, memang kita ini belajar semua, sekolah itu kan menumbuhkan kesadarannya. Untuk menyeimbangkan tadi, tetap monitoring kakak-kakak kelasnya," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Yusuf, seluruh sekolah di Surabaya menggelar MPLS selama satu pekan. Dia berharap, para siswa baru bisa mendapatkan banyak informasi sebelum memulai pelajaran.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved