Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Suhu Dingin Kediri Bisa Sampai 18 Derajat, Dinkes Imbau Warga Waspada Bediding

Suhu dingin ekstrem kembali melanda Kabupaten Kediri seiring datangnya fenomena musim kemarau basah yang dikenal dengan istilah bediding.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Isya Anshori
BEDIDING : Ilustrasi kawasan Kabupaten Kediri dilanda fenomena bediding 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Suhu dingin ekstrem kembali melanda Kabupaten Kediri seiring datangnya fenomena musim kemarau basah yang dikenal dengan istilah bediding.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi ini akan berlangsung selama dua bulan, dari Juli hingga Agustus 2025.

Cuaca yang menusuk tulang ini mulai terasa di sebagian besar wilayah Kabupaten Kediri, terutama pada malam hingga dini hari. Suhu yang biasa hanya 25 derajat, kini di Kabupaten Kediri bisa mencapai 18 derajat celsius. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, dr Ahmad Khatib, mengimbau masyarakat untuk tidak abai terhadap kondisi tubuh saat menghadapi musim dingin tersebut.

"Jika cuaca di Kabupaten Kediri seperti saat ini, musim kemarau basah bediding jangan abaikan kesehatan diri. Suhu yang sangat dingin bisa memengaruhi daya tahan tubuh, khususnya pada kelompok rentan," tutur dr Khatib, Selasa (15/7/2025).

Dinkes Kediri menyarankan masyarakat agar menjaga asupan gizi dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup istirahat, serta melakukan olahraga ringan yang sesuai dengan usia. Hal ini penting untuk menjaga kebugaran dan kekebalan tubuh agar tetap prima selama musim dingin berlangsung.

Baca juga: Fenomena Bediding di Malang Raya, ini Prediksi BMKG Soal Suhu Udara dan Durasi Waktunya

Menurut Khatib, anak-anak balita dan warga lanjut usia (lansia) merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak suhu dingin ekstrem. 

"Malam hari bisa sangat menusuk, sementara siang hari justru panas menyengat. Ini bisa menyebabkan stres pada tubuh, terutama jika ada penyakit penyerta," terangnya.

Selain penurunan daya tahan tubuh, kondisi bediding juga dapat memicu munculnya alergi akibat perubahan suhu ekstrem. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk memperhatikan tanda-tanda gejala ringan seperti batuk, pilek, hingga gangguan pernapasan yang bisa memburuk jika diabaikan.

"Gunakan selimut tambahan saat tidur di malam hari agar tubuh tetap hangat dan bisa beristirahat dengan nyaman. Jangan tunggu sampai muncul gejala serius," pesan Khatib.

Baca juga: Harus Siap Jaket dan Selimut, Kota Batu dan Sekitarnya Mulai Masuk Musim Bediding

Dia menambahkan, bagi warga dewasa dengan kondisi tubuh sehat, musim dingin mungkin tidak terlalu berdampak. Namun, bagi balita dan lansia yang memiliki riwayat penyakit seperti asma, paru-paru, atau jantung, suhu dingin bisa memperparah kondisi kesehatan.

Dinas Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu berkonsultasi ke puskesmas atau dokter terdekat jika tubuh sudah tidak sanggup menahan dingin. Penanganan dini sangat penting agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

"Kalau tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda tak mampu menahan hawa dingin, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Jangan menunda," pungkas Khatib.

Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Penyebab Fenomena Bediding di Kota Surabaya, Suhu Terendah 22 Derajat Celcius

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved