Berita Viral
Siswa SD Terpaksa Belajar di Ruang Tamu Kepsek di Hari Pertama, Sekolah Cuma Dapat 4 Murid Baru
Para siswa SDN Jabon 2 tersebut terpaksa belajar di ruang tamu kantor kepala sekolah.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Hari pertama tahun ajaran baru terasa berbeda bagi sejumlah siswa SDN Jabon 2 di Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Bagaimana tidak, para siswa SDN Jabon 2 tersebut terpaksa belajar di ruang tamu kantor kepala sekolah.
Lantaran beberapa ruang kelas di sekolah tersebut mengalami kerusakan parah dan tidak bisa dipakai.
Baca juga: Tak Ada yang Bisa Merawat, 4 Anak Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo, Rela Tak Dikabari Jika Meninggal
Kerusakan paling parah terdapat di Gedung A yang plafonnya ambruk.
Alhasil, ruang kelas tidak lagi aman untuk kegiatan belajar-mengajar.
Akibatnya, sebagian besar siswa harus dipindahkan ke ruang-ruang alternatif, termasuk ruang kantor dan ruang guru.
"Kelas 1 dan 2 digabung, sedangkan kelas 3 belajar di ruang tamu kantor kepala sekolah," ucap Kepala SDN Jabon 2, Wiji Utami, saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/7/2025).
"Ruang lainnya digunakan kelas 4 sampai 6," imbuhnya.
Menurutnya, kerusakan pada gedung sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, dan telah diajukan untuk perbaikan.
Namun, dari empat ruang kelas yang diajukan dalam proposal rehabilitasi pada tahun 2023, hanya dua yang disetujui.
Melihat kondisi sekolah yang sudah tidak kondusif untuk belajar, pihak sekolah juga tidak tinggal diam.
Beberapa cara dilakukan seperti mengajukan proses rehabilitasi gedung.
"Kami sempat mengajukan rehabilitasi untuk Gedung A. Tapi yang direalisasi hanya dua ruang," jelas Wiji.
"Dua lainnya belum bisa diperbaiki," tambahnya.

Sayangnya, proses perbaikan terkendala status lahan sekolah yang belum bersertifikat.
Hal ini membuat permohonan bantuan tidak dapat diproses penuh oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang.
"Kami sudah koordinasi dengan balai desa, tapi masih ada kekhawatiran, karena sekolah berada di area bersama dengan lapangan dan TK."
"Mereka khawatir dampaknya ke aset desa," tambah Wiji.
Kondisi tersebut juga diperparah dengan sangat sedikitnya siswa baru yang mendaftar.
Total SDN Jabon 2 hanya mendapatkan empat siswa baru pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.
Angka ini menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Sempat hanya dua yang mendaftar di gelombang awal. Dua lagi baru masuk menjelang MPLS," ungkap Wiji.
Meski dalam keterbatasan, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap dilaksanakan.
Para guru tetap berupaya menjalankan kegiatan belajar mengajar semampu mereka.
Saat ini, total siswa aktif di SDN Jabon 2 berjumlah 43 orang, tersebar dari kelas 1 hingga 6.
Sementara itu, kelas 4 hanya diisi oleh 13 siswa.
Baca juga: Kakek Berusia 60 Tahun Sakit Hati Lamarannya Ditolak Berkali-kali, Nekat Culik Siswi SMP Incaran
Sementara itu, SDN Dilem di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tidak mendapat satu pun siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.
Penyebab utama SDN Dilem mendapat nol siswa baru lantaran tidak adanya anak usia kelas 1 SD di desa pelosok lereng Gunung Anjasmoro.
Selain karena berlokasi di lereng Gunung Anjasmoro, jumlah penduduk sedikit juga membuat SDN Dilem nihil siswa baru.
Hal itu disampaikan Kepala SDN Dilem, Uswatun Khasanah.
Ia mengatakan, sekolahnya tidak mendapat siswa dalam SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) tahun 2025.
Adapun faktor yang menyebabkan tidak adanya siswa baru di sekolahnya adalah kondisi demografi Desa Dilem yang notabenenya desa kecil dengan penduduk berjumlah sedikit.
"Sehingga pada tahun 2025 ini, tidak ada siswa kelas 1 yang masuk di SDN Dilem," kata Uswatun, Senin (14/7/2025).
"Karena anak usia yang masuk ke SD dari masyarakat tidak ada di tahun ini," sambungnya.

Ia menyebut, pihaknya hanya bisa pasrah karena tahun ini sekolahnya tidak mendapat murid baru.
Peserta didik di SDN Dilem saat ini sebanyak 19 siswa dengan lima rombel (rombongan belajar).
"Sekarang kosong tidak ada siswa baru (kelas 1)," ucap Kepala SDN Dilem.
Menurutnya, memang kondisi tahun ini tidak ada anak usia kelas 1 SD di Desa Dilem.
Berbeda dengan tahun lalu, masih ada tiga anak yang masuk ke SDN Dilem.
"Kalau tahun kemarin ada tiga siswa tapi usianya kurang, sehingga dijadikan satu di tahun (2024) kemarin," tutur Uswatun.
Baca juga: Padahal TPP Sudah Dinaikkan, Masih Banyak ASN yang Kerjanya Malas-malasan saat Disidak Wali Kota
Meski tidak mendapat siswa baru, sambung Uswatun, pihaknya tetap membuka kegiatan MPLS (Masa pengenalan lingkungan sekolah) yang diikuti siswa di sekolahnya.
"Tadi tetap ada upacara untuk pembukaan MPLS. Walaupun siswanya hanya sedikit, kita tetap menjalankan pembelajaran sesuai jadwal aturan dari Dinas pendidikan Kabupaten Mojokerto," tandasnya.
Sebagai informasi, Desa Dilem di Kecamatan Gondang terletak di pelosok ujung Kabupaten Mojokerto.
Desa Dilem merupakan daerah dataran tinggi dengan berbatasan langsung wilayah Tahura Raden Soerjo dan Gunung Anjasmoro.
Kepala Desa Dilem, Heru mengungkapkan, kondisi inilah yang diduga memicu kekurangan siswa baru di SDN Dilem.
Dirinya mengakui, anak usia kelas 1 SD sangat minim di desanya.
"Sangat minim lulusan TK, kalau di sini cuma ada 1 PAUD dan 1 SD," ujar Heru.
Kades Heru menambahkan, jumlah penduduk di Desa Dilem kurang lebih 150 KK (Kepala keluarga), dengan mayoritas bekerja sebagai petani.
"Jumlah penduduk di Desa Dilem kurang lebih sekitar 325 jiwa dan, mayoritas petani."
"Anak-anak di sini lulusan PAUD, karena di Desa Dilem tidak ada TK," tukasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
'Lihat Ma Aku Bakar Rumahmu' Pemuda Bakar Rumah Ibu Imbas Kesal Tak Diberi Uang Rp 240 Ribu |
![]() |
---|
Saling Bantah Alasan soal Patung Tikus Berdasi Batal Tampil di Karnaval HUT Kemerdekaan |
![]() |
---|
Patung Tikus Berdasi Buatan Warga Dilarang Ikut Karnaval, Dianggap Provokasi hingga Didatangi Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.