Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Alasan Perumda Panglungan Jombang Pilih Tanam Tembakau dan Semangka sebagai Komoditas Utama

Setelah diterpa berbagai kasus, Perumda Panglungan Jombang memilih untuk menanam tembakau dan semangka sebagai komoditas utama.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo
PERUMDA PANGLUNGAN JOMBANG - Kebun yang dikelola Perumda Panglungan Jombang, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (18/7/2025). Tembakau dan semangka dipilih jadi komoditas utama.  

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Angin segar mulai berembus dari tubuh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyusul langkah yang diambil direktur barunya, Agus Mujiono

Tak ingin larut dalam bayang-bayang kasus korupsi masa lalu, Agus langsung tancap gas dengan memulai musim tanam baru di lahan Panglungan.

Tanpa menunggu lama pascapanen kopi dan cengkeh, Agus memimpin penanaman dua komoditas baru, tembakau dan semangka. 

Keduanya dipilih bukan hanya karena masa tanam yang relatif pendek dan hasil jual yang menjanjikan, tapi juga karena cocok dengan kondisi lahan setempat.

“Ini bagian dari pemulihan. Kami butuh tanaman strategis yang cepat panen dan punya pasar stabil,” ucap Agus saat dikonfirmasi pada Jumat (18/7/2025).

Langkah ini bukan sekadar upaya peningkatan produksi, namun juga bentuk dari perbaikan citra BUMD yang sempat tercoreng.

Baca juga: Agus Mujiono Resmi Jabat Direktur Perumda Panglungan Jombang, Tantangan Berat Tanpa Suntikan Modal

Agus, yang dilantik menggantikan direktur terdahulu yang terjerat korupsi, menegaskan bahwa dirinya ingin membawa Perumda Panglungan ke jalur yang sehat dan transparan.

Ia menyebutkan, konsep pertanian yang digunakan adalah blocking system, sebuah metode tanam yang membagi lahan ke dalam zona-zona berdasarkan jenis tanaman.

Dengan cara ini, diversifikasi tanaman tetap berjalan, sekaligus mengurangi risiko gagal panen.

“Kami tidak ingin ada lahan yang menganggur. Pola agroforestri terpadu ini memungkinkan produksi berkelanjutan dan lebih efisien secara biaya,” ungkapnya.

Agus juga memastikan, hak-hak pegawai yang sempat terabaikan akibat kasus hukum sebelumnya telah dipulihkan.

Gaji yang tertunda selama lima bulan, menurutnya, sudah dibayarkan lunas kepada sepuluh pegawai aktif.

Dana pembayaran berasal dari hasil panen kopi dan cengkeh sebelumnya.

“Kami berterima kasih atas dukungan Bupati Jombang, Warsubi. Sesuai arahannya, gaji pegawai menjadi prioritas utama,” beber Agus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved