Berita Viral
Rafa Bocah Digigit Ular Sudah Sebulan Tak Sadar, Pemkab Beri Atensi dan Gubernur Terjun Langsung
Digigit ular Wering, seorang bocah bernama Rafa sudah sebulan tak sadarkan diri, ia berhasil membuat Pemerintah hingga Gubernur ikut turun.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kejadian seorang bocah yang juga merupakan peserta BPJS kesehatan tengah jadi atensi khusus bagi perangkat kabupaten dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi Rafa Ramadhani Suwondo hingga saat ini masih jadi sorotan.
Kejadian digigit ular weling membuat fisik Rafa Ramadhani Suwondo masih tak sadarkan diri hingga sebulan kemudian.
Rafa Ramadhani Suwondo bocah usia 11 tahun asal Pekalongan yang digigit ular weling itu masih belum sadar secara keseluruhan.
Sejak digigit pada tanggal 16 Juni 2025, Rafa masih belum sadarkan diri.
Kondisi tersebut membuat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian pada Rafa.
Sampai detik ini, bocah viral itu masih dirawat di ICU Cenderawasih Rumah Sakit Kariadi, Jawa Tengah.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengutus langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar melihat langsung kondisi bocah itu.
"Kita harus optimis bahwa anak ini harus sembuh, upaya rumah sakit Kariadi sudah sangat baik memberikan perawatan. Di Kariadi sebagai pasien BPJS Kesehatan," ujarnya, Kamis (17/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.com, Sabtu (19/7/2025).
Menurutnya kasus itu menjadi atensi Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
Baca juga: Evakuasi Ular Hijau Ekor Merah, Petugas Damkar Bondowoso Kena Gigitan Hingga Dilarikan ke RS
Pihaknya memantau langsung kondisi anak itu saat awal kejadian hingga dibawa ke rumah sakit Kariadi.
"Sekarang penanganannya pemulihan kesadaran fungsi-fungsi vitalnya," tuturnya.
Yunita menerangkan saat dibawa ke rumah sakit Kariadi bocah itu mengalami ureum kreatinin yang tinggi. Bocah itu sekarang sudah disuntik serum anti bisa ular.
"Serum itu semuanya tersedia dan pengobatannya sudah dilakukan sesuai standar," kata dia.
Ia enggan berkomentar dugaan salah penanganan awal Rafa saat dibawa ke rumah sakit milik pemerintah daerah.
Pihaknya mengingatkan kepada seluruh fasilitas kesehatan (faskes) penanganan kegawat daruratan perlu lebih komprehensif.
"Intinya setiap ada gigitan ular segera dibawa ke fasilitas kesehatan, kita harus bisa pastikan dan jelaskan kronologinya," ujarnya.
Staf Humas RSUP Kariadi, Aditya Kandu Warendra, mengatakan, saat ini pasien ditangani tim medis yang terdiri dari dokter anak, dokter saraf dan penyakit dalam.
Penanganan mesti dilakukan secara komprehensif mengingat kondisi pasien yang membutuhkannya.
"Sampai sekarang belum siuman dan penanganan medis sesuai dengan prosedur," tuturnya.
Baca juga: 26 Warga Pingsan dan 3 Orang Meninggal di Pesta Makan Gratis Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Aditya menerangkan pasien hingga saat ini belum siuman.
Saat ini pasien masih dalam tahap pemantauan dan pemulihan.
Sebelum dibawa ke RSUP Kariadi Semarang, Rafa menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Islam (RSI) Pekajangan, Kabupaten Pekalongan.
Kondisinya tidak sadarkan diri dan bergantung pada alat bantu napas (ventilator) sejak pertama kali masuk rumah sakit pada 16 Juni 2025.
Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI Pekajangan, dr Maria Ulfa, menjelaskan bahwa pasien masuk dalam kondisi sangat lemah dan langsung mendapatkan penanganan di unit perawatan intensif.
Baca juga: Kronologi Mobil Terbakar di Tol Mojokerto, Bermula Tabrak Truk lalu Keluar Api dari Kap Mobil
"Saat masuk, pasien sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan langsung kami tempatkan di ICU."
"Sejak hari pertama hingga sekarang, pasien masih bergantung pada ventilator," ujar dr Maria, kepada Tribunjateng.com, Senin (24/6/2025).
Menurut dr Maria, dari hasil keterangan pihak keluarga, pasien sebelumnya mengalami gigitan ular, yang diduga jenis ular weling.
Meski tidak ditemukan bekas luka yang mencolok seperti bengkak atau memar di tubuh pasien, gejala yang ditunjukkan mengarah pada keracunan neurotoksin.
"Tidak ada pembengkakan atau memar yang terlihat, tapi kemungkinan racun langsung menyerang sistem sarafnya. Ini sesuai dengan gejala dan keterangan dari keluarga," jelasnya.

Hingga kini, pasien masih dalam kondisi belum sadar dan belum stabil.
Kemudian, saat disinggung terkait apakah akan dirujuk ke rumah sakit yang lain, dr Maria menjelaskan, saat ini belum memungkinkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain.
"Kami sudah berikan serum antibisa sejak awal, dan terus melakukan pemantauan ketat," imbuhnya.
Pihaknya menambahkan, penanganan pasien melibatkan empat dokter spesialis, yakni spesialis bedah umum, dokter anak, dokter saraf, serta dokter anestesi yang bertanggung jawab di ICU.
Datur (56), kakek Rafa menceritakan kronologi kejadian sejak awal gigitan hingga perawatan awal di RSUD Kajen.
Baca juga: 213 Hektar Sawah Terkena Hama Wereng di Ponorogo Disemprot Pestisida, Target Rampung Pekan Ini
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, pada Senin (16/6/2025) ketika cucunya diduga digigit ular di dalam kamar.
Menyadari kondisi tersebut, Datur segera membawa sang cucu ke seorang tenaga kesehatan setempat untuk mendapatkan pertolongan awal.
“Di tempat Pak Warno atau mantri desa, luka digigitnya sempat dipencet dan keluar darah. Tapi Pak Warno tidak berani menyuntik, jadi disarankan langsung ke RSUD Kajen," ujar Datur saat ditemui Tribunjateng.com, Selasa (24/6/2025).
Setibanya di RSUD Kajen, kondisi pasien mulai menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan.
Menurut Datur, cucunya sempat merasa pusing, dan mengeluhkan matanya berat serta penglihatan yang buram.
Baca juga: Hadiah untuk Nelayan Bantu Evakuasi Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Layak Jadi Pahlawan Kemanusiaan
Namun, tanggapannya di RSUD dianggap tidak sebanding dengan gejala tersebut.
"Dokternya bilang, 'anak baru bangun tidur, ya pusing'.. Padahal cucu saya bilang matanya berat dan tidak bisa melihat. Saya suruh lihat ke arah saya, tapi katanya gelap," tutur Datur.
Datur menjelaskan, luka di kaki yang diduga menjadi lokasi gigitan kemudian ditandai menggunakan spidol.
Petugas medis menyuntik pasien sebanyak tiga kali, dan mengambil sampel darah dari tangan kirinya.
Setelah itu, pasien diberi obat dan diperbolehkan pulang.
"Waktu itu memang masih sadar, tapi di perjalanan pulang cucu saya kejang-kejang. Langsung saya bawa ke RSI Pekajangan, karena disarankan tukang parkir kalau ke puskesmas dulu mungkin akan lebih lama," ucapnya lirih.

Sayangnya, setibanya di RSI Pekajangan, kondisi pasien sudah tidak sadar dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda membaik.
"Sudah seminggu tidak sadar. Saya sangat menyesal, tapi ya mau bagaimana lagi, yang penting sekarang bisa sembuh," katanya.
Suwondho ayah Rafa mengatakan, bahwa melihat ular tersebut di dalam kamar. Setelah anaknya diduga digigit ular.
"Saya dan istri melihat ularnya, ularnya warna hitam dan ada warna putih kemungkinan ular weling," katanya.
Akan tetapi, setelah dicari hingga saat ini ular tersebut tidak ada.
"Anaknya sudah sepekan di rawat di ICU RSI Pekajangan," imbuhnya.
Baca juga: Respon Sekjen soal Kabar Jokowi Jadi Dewan Pembina PSI, Singgung Simbol Politik
Sementara itu, Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kajen, Dwi Harto menjelaskan, bahwa pasien yang diduga mengalami gigitan ular masuk ke IGD pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi sadar dan langsung mendapat penanganan medis sesuai prosedur yang berlaku.
Kemudian setibanya di IGD, pasien segera menjalani anamnesis atau wawancara medis, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang diduga terkena gigitan.
"Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan luka samar berupa satu titik di kaki bagian kanan. Luka tersebut kemudian dibersihkan."
"Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes darah lengkap dan observasi selama dua jam di IGD,” ujar Dwi Harto.
Selama masa observasi, kondisi pasien tetap stabil. Hasil laboratorium juga menunjukkan nilai dalam batas normal.
Baca juga: Kondisi Mobil Daihatsu Xenia yang Terbakar di Jalan Tol Mojokerto, 1 Korban Alami Luka Berat
Berdasarkan hasil tersebut, serta tidak adanya penurunan kesadaran, pasien dinyatakan boleh pulang.
"Pasien dipulangkan setelah mendapat edukasi dari dokter dan tenaga kesehatan. Kami juga memberikan resep obat berupa antibiotik dan antipiretik untuk penanganan di rumah."
"Antipiretik berfungsi menurunkan panas sekaligus meredakan nyeri," jelasnya.
Dwi Harto menegaskan, bahwa seluruh proses pelayanan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di RSUD Kajen.
"Pasien masih dalam kondisi sadar penuh saat pulang, dan telah diberi arahan agar segera kembali ke IGD jika muncul gejala yang memburuk," tandasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
digigit ular
ICU Cenderawasih Rumah Sakit Kariadi
RS Kariadi
Pemerintah Kabupaten Semarang
TribunJatim.com
berita viral
Sosok dan Harta Zamroni Aziz, Kakanwil Kemenag NTB Viral Lempar Mikrofon: Saya Hanya Bercanda |
![]() |
---|
Sosok Dokter Gadungan Sragen Tipu Korban Rp538 Juta, Berani Diagnosa HIV dengan Belajar di Internet |
![]() |
---|
Imbas Ngaku Ingin Rampok Uang Negara, Karir Wahyudin Balik dari Nol usai Tak Jadi Angggota DPRD |
![]() |
---|
Pengakuan Rasman Habisi Nyawa Ayahnya saat Salat Jemaah di Masjid, Dendam karena Sering Dimarahi |
![]() |
---|
Sosok Janda yang Digerebek Berduaan dengan Kapolsek, Guru PAUD, Ternyata Sang Anak sudah Tahu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.