Bertajuk Cinta Pluralisme, Parade Budaya di Jember Diwarnai dengan Pameran Pusaka dan Ruwatan
Warga Kabupaten Jawa Timur, menggelar parade budaya di Alun-alun menjelang berakhirnya Bulan Suro 2025,
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Samsul Arifin
"Kegiatan seperti ini akan kami buat setiap tahun, dengan acara lebih besar. Bisa dilihat bersama, anak-anak dari semua desa ikut hadir mengikuti parade budaya ini," ucap Gus Fawait.
Gus Fawait mengungkapkan, terdapat beberapa turis dari luar negeri turut hadir menyaksikan pagelaran budaya kali ini. Hal itu menandakan Jember memiliki kearifan lokal yang khas.
"Ada potensi Jember pagelaran budaya yang berkelas internasional, selain JFC. JFC sudah punya potensi, tetapi ada potensi lain yakni parade budaya," ulasnya.
Baca juga: Tetap Meriah Tanpa Sound Horeg, Kirab Seni dan Budaya di Malang Dihadiri Wali Kota
Salah satu pusaka khas Jember yang diakui oleh para sejarahwan yang dijuluki Wedung Pace. Gus Fawait menilai, hal itu menandakan kawasan ini punya peradaban hebat di masa lampau.
"Artinya Jember merupakan daerah besar dan sudah punya identitas dengan adanya senjata ini," ucap Presiden Laskar Sholawat Nusantara ini.
Menanggapi hal itu, Ketua Forum Pembaharuan Kebudayaan Jember Jatmiko mengatakan ada empat dimensi tujuan dalam seluruh rangkaian kegiatan ini.
"Pertama menyangkut persatuan bangsa, karena di Jember ada 17 etnis sehingga adanya kegiatan ini sebagai penguat menyatukan bangsa," katanya.
Selain itu juga terdapat dimensi budaya, sebab di Jember ada ragam kebudayaan yang harus dirawat dan di jaga.
"Makanya beberapa kesenian di sini ditampilkan, seperti tari Sodo lanang, reog, dan ta'buta'an," imbuhnya.
Sementara kegiatan sedekah bumi dalam acara ini. Jatmiko mengatakan sebagai bentuk rasa syukur warga Jember atas kelimpahan pangan.
"Serta doa bersama, agar Jember bisa jadi Kota aman, tentram serta dijauhkan dari balak musibah. Sedekah bumi juga mengajarkan warga agar senang bersedekah, senantiasa membatu yang lemah," tuturnya.
Sementara pameran pusaka dalam kegiatan ini. Jatmiko mengatakan sebagai upaya edukasi terhadap anak muda terhadap senjata tradisional di masa lampau.
"Supaya mereka tidak beranggapan pusaka itu dari aspek klenik. Karena kelebihan dari bahan dalam pusaka itu tidak ditemukan di negera lain. Dan pusaka yang dihadirkan bukan hanya dari Jawa Timur saja, tetapi juga dari Jawa Tengah," paparnya.
Jatmiko mengungkapkan, ada sekitar 2.480 pusaka yang dibawa dalam parade budaya ini. Katanya, jumlah tersebut terbesar di Indonesia dalam kegiatan serupa.
"Peserta yang kami data kisaran 5000 orang. Kirab pusaka ini pertama kali di Jember," tambahnya.
Kasus 3 Wanita Diduga Keracunan di Rumah Karaoke di Kediri, Polisi Nyatakan Tak Ada Unsur Pidana |
![]() |
---|
JAECOO Luncurkan J7 SHS di GIIAS Surabaya 2025, Tawarkan Jarak Tempuh hingga 1300 Km |
![]() |
---|
Sosok Rusdi Masse Wakil Ketua Komisi III DPR RI Gantikan Ahmad Sahroni, Pernah Jadi Sopir Truk |
![]() |
---|
Pendidikan Berbasis Teknologi, Siswa Sekolah Rakyat Jombang Bakal Difasilitasi Laptop dan Smartphone |
![]() |
---|
Usai Viral, Mahkamah Agung Tegaskan eks Hakim Korup Itong Tak Jadi PNS : Tak Benar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.