Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hidup Baru Nenek Siti Fatimah usai Dititipkan 4 Anaknya ke Panti Jompo, 3 Anak Sudah Tak Mau Tahu

Siti Fatimah, seorang perempuan yang ramai dibicarakan karena dititpkan empat anaknya ke panti jompo itu akhirnya menghadapi kehidupan barunya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Dok. Tangkapan Layar
HIDUP NENEK BERUBAH - Siti Fatimah saat dijemput oleh Arief Camra karena ditelantarkan keempat anak kandungnya. Kisah nenek Siti Fatimah yang akhirnya mendekam di panti jompo itu viral, terungkap kini tiga anaknya. 

TRIBUNJATIM.COM - Terjadi akhirnya hidup baru nenek Siti Fatimah setelah ramai disoroti konfliknya dengan anak-anaknya.

Perempuan lansia asal Surabaya itu awalnya diduga ditelantarkan anak-anaknya.

Keempat anaknya mulai mengungkapkan klarifikasi terkait keputusan mereka mengirim Siti Fatimah ke Panti Jompo.

Nenek Siti Fatimah akhirnya kini menjalani kehidupan yang baru di Griya Lansia, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang bersama 194 lansia lainnya.

Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra memastikan akan merawat dengan baik Siti Fatimah seperti lansia lainnya.

Ia mengatakan, Siti Fatimah saat ini mendapat pendampingan khusus dari petugas Griya Lansia, untuk beradaptasi dengan lingkungan Griya Lansia.

“Selain itu, Ibu Siti Fatimah menderita stroke. Jadi tidak bisa jalan. Kalau pikirannya 100 persen normal, cuma fisiknya saja yang kurang karena stroke,” ungkap Arief melalui sambungan telepon, Jumat (18/7/2025).

Keempat anak Siti Fatimah, yakni Lukman Arif, Faisal, Warda, dan Robet menitipkannya ke Griya karena tak sanggup lagi merawat. 

Ketiga anaknya merantau ke luar jawa, dan selama ini Fatimah hidup dengan anak keduanya.

“Ketiga anaknya itu tidak mau tahu,” kata Arief. 

Baca juga: Pemkot Malang Usulkan 58 Kandidat Calon Kepala Sekolah, Siap Isi Kekosongan di Disdikbud

Arief menceritakan, Siti Fatimah sempat ditelantarkan di depan salah satu indekos di Surabaya.

Salah satu tetangganya yang menemukan lalu menghubungi Arief Camra dan merekomendasikan untuk dirawat di Griya Lansia.

“Saat itu dengan tegas saya tolak. Karena sebenarnya Griya Lansia ini kan tidak merawat lansia yang masih memiliki keluarga, tapi hanya merawat lansia yang terlantar,” katanya. 

Namun, keesokan harinya, salah satu anaknya kembali menelepon dan kekeh minta tolong agar mau merawat ibunya.

ANAK BUANG IBU - Mbah Siti Fatimah, ibu yang dikirim ke panti jompo Griya Lansia Khusnul Khatimah di Malang, Jawa Timur oleh empat anaknya. Siti Fatimah berasal dari Perlis, Kota Surabaya, Jawa Timur.
ANAK BUANG IBU - Mbah Siti Fatimah, ibu yang dikirim ke panti jompo Griya Lansia Khusnul Khatimah di Malang, Jawa Timur oleh empat anaknya. Siti Fatimah berasal dari Perlis, Kota Surabaya, Jawa Timur. (TikTok @ariefcamra)

Alhasil, Arief memberi syarat khusus kepada anaknya, apabila nanti Griya Lansia merawat ibunya, maka anaknya tidak boleh menjenguk sama sekali.

Selain itu, apabila meninggal, pihak Griya Lansia tidak berkewajiban mengabari anak-anaknya.

“Syarat itu saya berikan dengan harapan anaknya urung menyerahkan ibunya kepada kami, dan kembali merawat sendiri. Tapi tak disangka anaknya menerima syarat tersebut,” ujar Arief.

Selanjutnya, Arief meminta anak Siti Fatimah untuk menandatangani surat pernyataan di atas materai, sekaligus kembali menegaskan kepada anaknya apakah keputusan untuk menitipkan ibunya ke Griya Lansia sudah bulat. Anak itu pun mengiyakan.

“Termasuk saya juga menyampaikan bahwa akan mengunggah konten proses serah terima tersebut, dan meminta anaknya tidak menyalahkan jika timbul polemik di media sosial. Anaknya pun mengiyakan,” kata Arief. 

TOLAK JEMPUT IBU - Sang anak, Lukman Arif, menolak ajakan Camat untuk menjemput sang ibu yang dititipkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang. Siti Fatimah nangis.
TOLAK JEMPUT IBU - Sang anak, Lukman Arif, menolak ajakan Camat untuk menjemput sang ibu yang dititipkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang. Siti Fatimah nangis. (TikTok/ariefcamra)

Nenek Siti Fatimah memang kerap mencuri perhatian.

Sejak dikabarkan ditelantarkan oleh anak-anaknya.

Diketahui, ibu yang dititipkan ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang tersebut bernama Mbah Siti Fatimah.

Apa yang dialami warga Kota Surabata, Jawa Timur ini dikonfirmasi oleh Camat Pabean Cantian Surabaya, Muhammad Januar Rizal.

Sebelumnya, Griya Lansia Husnul Khatimah Arief Camra menuturkan, dia telah menerima panggilan untuk menjemput Siti Fatimah, warga Jalan Perlis Selatan VI, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya.

"Jangan sedih, jangan kaget, jangan terbawa emosi, hari ini ada serah terima seorang ibu secara total ke Griya Lansia oleh keempat anak kandungnya," kata Arief mengawali video penjemputan Siti Fatimah.

Siti Fatimah memiliki empat anak, yakni LA, F, W, dan R.

Diduga, alasan ekonomi membuat keempat anak itu memilih untuk menitipkan anak kandungnya.

Menanggapi hal tersebut, Camat Muhammad Januar Rizal mengungkapkan bahwa sebenarnya kasus Siti Fatimah tidak sesederhana seperti apa yang ada di video itu.

Pihaknya juga telah berupaya untuk melakukan pendekatan persuasif agar Siti Fatimah bisa dirawat kembali oleh keluarganya.

Ia menjelaskan, LA (40), anak kedua Siti Fatimah, tidak memiliki niat untuk membuang ibunya.

“Sebenarnya tidak ada niatan ditelantarkan oleh anaknya. Tetapi, karena keterbatasan untuk merawat anaknya memilih menitipkan ibunya ke tempat yang lebih baik,” kata Januar, Kamis (17/7/2025), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Tangis Mbah Siti Fatimah Dibuang 4 Anaknya ke Panti Jompo, Pemilik Kecewa si Anak Ngotot

Selama ini, pihak kecamatan dan kelurahan berkoordinasi dengan RW dan RT untuk memberikan perhatian kepada lansia sebatangkara.

Dalam kasus Siti Fatimah, anaknya sebenarnya sudah berupaya merawat ibunya.

"Siti Fatimah ini sebelumnya, dua tahun terakhir, tinggal di Madura. Baru satu bulan terakhir ini tinggal bersama LA di Perlis," terangnya.

LA, yang bekerja serabutan dan menumpang di rumah sepupunya, merasa kewalahan merawat ibunya sendirian.

Apalagi dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan.

Sementara, saudara-saudaranya yang lain tersebar di Kalimantan dan Madura.

Menurutnya, LA hanya ingin ibunya mendapatkan perawatan yang lebih layak dan tidak bermaksud menelantarkan.

“Sebenarnya Siti Fatimah ini, termasuk dalam kategori keluarga miskin dan telah menerima Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa beras dari Bulog. Kemudian, untuk permakanan juga disediakan oleh warga sekitar lewat program Kampung Madani,” ujarnya.

Baca juga: Tak Ada yang Bisa Merawat, 4 Anak Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo, Rela Tak Dikabari Jika Meninggal

Pihaknya juga telah melakukan klarifikasi langsung dengan pengurus Griya Lansia Husnul Khatimah di Malang terkait kondisi Siti Fatimah.

“Tadi kami juga sempat mengklarifikasi terkait berita yang muncul, saya juga telepon Pak Arif (pihak Griya Lansia) bersama LA bahwa di sana memang perawatannya sangat luar biasa. Saya matur nuwun kepada pihak Griya Lansia bahwa sudah membantu warga kami," ucapnya.

Ia juga mengonfirmasi bahwa informasi yang viral mengenai larangan menjenguk dan tidak ada pemberitahuan jika terjadi keadaan darurat adalah tidak benar.

“Kalau menjenguk silakan setiap bulan, dua bulan tidak masalah. Dan kalau misalnya ada kejadian apa pun misalnya atau sakit atau apa, nanti bisa disampaikan kepada pihak keluarga. Apa yang disampaikan di media sosial itu mungkin peringatan untuk anak-anak agar tidak menelantarkan orangtuanya,” jelasnya.

Untuk mengatasi permasalahan tempat tinggal, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menawarkan solusi kepada LA dengan menyewakan rumah kontarakan selama beberapa waktu.

Hal ini dilakukan agar Siti Fatimah bisa dirawat kembali oleh anaknya dan dekat dengan keluarga.

"Kami memfasilitasi, kami sudah siapkan akomodasi, transportasi, tinggal kalau anaknya mau bersedia, saya berangkat," ujarnya.

Sementara mengenai penempatan Siti Fatimah di Griya Werda Surabaya, Januar menyampaikan bahwa fasilitas tersebut diutamakan untuk lansia sebatangkara.

Apabila lansia masih memiliki anak, maka tanggung jawab utama tetap ada pada anaknya.

Melihat fenomena ini, ia berharap agar masyarakat, khususnya warga di wilayah Tanjung Perak dan Pabean Cantian, senantiasa berkoordinasi dengan RT, RW, untuk kasus-kasus serupa.

“Kami selalu menyampaikan kepada pihak keluarga, di mana-mana tidak ada namanya bekas orangtua. Yang ada adalah orang tua," tuturnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved