Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ulang Tahun Morula IVF Indonesia ke-27, Morula Surabaya Tawarkan PGTA Gratis Sampai Hamil

Peringati ulang tahun Morula IVF Indonesia ke-27, Morula Surabaya menawarkan PGTA gratis sampai hamil bagi pejuang garis dua.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Nurika Anisa
BAYI TABUNG - dr Jimmy Yanuar Annas SpOG Subsp FER(K) memaparkan terkait metode bayi tabung di sesi sharing dan konsultasi bersama para pejuang kehamilan di Whiz Luxe Surabaya, Minggu (20/7/2025). Pada acara ini, Morula Surabaya juga menawarkan PGTA gratis hingga hamil sebagai salah satu terobosan di usia 27 tahun. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurika Anisa 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dalam rangka ulang tahun Morula IVF Indonesia ke-27, Morula Surabaya menghadirkan layanan Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGTA) secara gratis hingga berhasil hamil.

Program ini dinilai menjadi salah satu bentuk komitmen dalam mendorong kehamilan yang sehat dan bebas dari kelainan genetik.

Menurut dr Benediktus Arifin MPH SpOG(K) FICS yang telah bergabung selama 12 tahun di Morula IVF Surabaya, PGTA merupakan metode teknologi deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses transfer ke rahim.

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kondisi embrio yang berpotensi mengalami kelainan genetik, seperti down syndrome, sehingga risiko keguguran bisa ditekan secara signifikan.

"Di 27 tahun ini, program Lifetime PGTA, Morula tak hanya berupaya membuat pasien hamil, tapi juga benar-benar sehat," jelas dr Benediktus Arifin di sela acara perayaan 27 tahun Morula IVF Indonesia di Whiz Luxe Surabaya, Minggu (20/7/2025).

Secara singkat dr Benny, panggilan akrabnya, mengatakan, banyak orang bertanya-tanya saat mengalami keguguran kandungan.

Banyak orang mengira keguguran karena naik tangga atau makan nanas.

Baca juga: Jessica Iskandar Ceritakan Kondisi Kehamilan Lewat Program Bayi Tabung, Sempat Ngidam Kue Rangi

Faktanya, kata dr Benny, 70 hingga 80 persen keguguran di bawah usia 10 minggu adalah disebabkan oleh kelainan genetik.

“Sehingga kami ingin mencegah itu. Program PGTA ini tidak sekadar hamil, tapi hamil sehat dan mendeteksi hingga 99 persen dia (embrio) tidak kelainan,” ujarnya.

Selama 13 tahun, kata dr Benny, Morula Surabaya mencatat statistik, 1 dari 2 bayi tabung di Indonesia adalah bayi Morula. Artinya sudah ribuan keluarga terbantu.

“Pengalaman saya tidak banyak, itungan dua klinik di Indonesia yang memiliki akreditasi internasional dari The Reproductive Accreditation Committee (RTAC). Artinya Morula setara dengan klinik di Singapura, Australia, New Zealand yang setiap tahun diuji,” ujarnya.

dr Benny menyebut, rata-rata Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia sekitar angka 2.1 sedangkan di Surabaya pada angka 1.8.

“Artinya yang punya anak dua, jauh lebih sedikit dari yang punya anak satu. Kira-kira 10-15 tahun lagi bagaimana? Ya bisa jadi tambah sedikit. Ditambah usia pernikahan yang semakin lama, semakin tua. Mengungkap infertilitas masalah buat kita 5-10 tahun lagi, kalau di kota sudah di bawah angka 2,” ucapnya.

Menambahkan hal itu, dr Jimmy Yanuar Annas SpOG Subsp FER(K) menyebut, PGTA  untuk melihat jumlah kromosom.

Sehingga tujuannya untuk menseleksi dari embrio yang didapat dari bayi tabung untuk memungkinkan terjadinya kehamilan.

Metode ini disebut sangat dianjurkan bagi wanita usia di atas 35 tahun, mereka yang pernah mengalami keguguran berulang atau yang gagal dalam program bayi tabung sebelumnya.

"Yang diutamakan di atas umur 35 tahun karena di atas itu, risikonya tinggi,” ucapnya.

Senada dengan itu, dr Arik Lisarja selaku perwakilan manajemen Morula, menyebut pemberian program Lifetime PGTA bagi pejuang garis dua secara gratis hingga berhasil hamil ini bukan sekadar momentum.

Akan tetapi, upaya Morula membersamai perjuangan pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan.

“Kami ingin mempercepat kehamilan, jadi saat usia calon ibu makin bertambah, maka angka keberhasilan makin menurun. Maka PGTA ini kami hadirkan, jadi karena tidak semua bisa diakses semua orang, maka kami gratiskan," ujarnya.

Terkait biaya, Arik menyebut angka sekitar Rp 15 juta per embrio dan biasanya pasangan bisa memiliki 5 sampai 10 embrio.

“Kami Morula bisa bantu seleksi 1 hingga 2 embrio secara gratis hingga kehamilan berhasil terwujud,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved