Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

3 Anak Ogah Merawat Ayah Usia 100 Tahun karena Rewel, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Kumuh

Pria berusia di atas 100 tahun hidup sebatang kara di gubuk kumuh. Tiga anaknya ogah merawat.

TikTok @ariefcamra
TINGGAL DI GUBUK - Pria berusia di atas 100 tahun bernama Jaung hidup sendirian di gubuk kumuh di Desa Lubang Buaya, viral di media sosial. Tiga anaknya yang mapan ogah merawat karena ayah dinilai terlalu rewel, Selasa (22/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria berusia di atas 100 tahun hidup sebatang kara di gubuk kumuh di Desa Lubangbuaya, Kecamatan Cetu, Bekasi, Jawa Barat.

Ia bernama kakek Jaung.

Di usianya yang senja, kakek Jaung hidup seorang diri tanpa didampingi keluarga lantaran anak tak ingin merawat padahal kondisi ekonomi mapan.

Kondisi gubuk yang ditinggali juga jauh dari kata layak.

Kondisi kakek Jaung dibagikan oleh Arief Camra, pemilik Griya Lansia Husnul Khatimah melalui akun TikTok,@ariefcamra.

Griya lansia tersebut berada di Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Nasib 3 Ibu Lansia yang Diserahkan Anak ke Panti Jompo, Terbaru Mbah Fatimah Nangis Nelangsa Dibuang

Panti jompo itu dibangun untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.

Meski lokasi di Malang, pemilik kerap kali menerima lansia telantar dari segala daerah, termasuk lokasi kakek Jaung.

Dalam video yang diunggah Arief, ia tampak mengunjungi gubuk kumuh yang ditinggali oleh Kakek Jaung, Sabtu (19/7/2025).

Tempat tidur yang digunakan kakek Jaung hanya terbuat dari kayu.

Di dalam gubuk yang ia tinggali, tidak ada lantai, hanya tanah sebagai alas.
 
Sebagian dindingnya bahkan berlubang, membuat angin dan hujan mudah masuk.

TINGGAL DI GUBUK - Pria berusia di atas 100 tahun bernama Jaung hidup sendirian di gubuk kumuh di Desa Lubang Buaya, viral di media sosial. Tiga anaknya yang mapan ogah merawat karena ayah dinilai terlalu rewel, Selasa (22/7/2025).
TINGGAL DI GUBUK - Pria berusia di atas 100 tahun bernama Jaung hidup sendirian di gubuk kumuh di Desa Lubang Buaya, viral di media sosial. Tiga anaknya yang mapan ogah merawat karena ayah dinilai terlalu rewel, Selasa (22/7/2025). (KOLASE TikTok @ariefcamra)

"Saya menyempatkan diri ke Bekasi, tepatnya di Kecamatan Setu, Desa Lubangbuaya. Di sini saya survei satu lansia yang kondisinya sangat memprihatinkan hidup di gubuk yang sangat kotor, gubuk yang sangat kumuh dan beliau hidup sendirian di sini," kata Arief Camra, dikutip Tribun Jabar, Senin (21/7/2025).

Arief mengatakan, usia kakek Jaung di atas 100 tahun.

"Usianya di atas 100, menurut warga sekitar 105 sampai 110," lanjutnya.

Ia mengatakan, kakek Jaung memiliki tiga orang anak dan kondisi ekonomi yang relatif mapan.

"Anaknya relatif semua mapan," katanya. 

"Tidak mau merawat karena kakek ini terlalu rewel, versi anaknya," lanjutnya.

Menurut warga, anak kakek Jaung datang mengunjungi sekitar tiga atau empat kali dalam setahun.

"Terlepas dari itu semua sebenarnya kakek Jaung ini membutuhkan pertolongan, butuh tempat yang lebih layak, butuh tempat yang manusiawi," kata Arief.

Baca juga: Tangis Mbah Siti Fatimah Dibuang 4 Anaknya ke Panti Jompo, Pemilik Kecewa si Anak Ngotot

Namun sayangnya, tawaran Griya Lansia Husnul Khatimah untuk merawat kakek Jaung tidak berhasil.

"Karena tetangga belum berani mengizinkan, beliau punya anak, takut disalahkan. Dan akhirnya kami gak jadi mengevakuasi beliau dari tempat kumuh itu," jelas Arief.

Arief pun berharap anak kandung kakek Jaung ini bisa melihat postingannya.

"Ketika anaknya melihat postingan saya ini, saya berharap anaknya berlapang dada jangan biarkan ayah kandung Anda semua ini hidup di tempat seperti ini dalam kondisi yang tidak layak," lanjutnya.

Dalam kondisi seperti itu, kakek Jaung menjalani hari-harinya, bergantung pada bantuan makanan dari para tetangga yang peduli.

Kisah kakek Jaung menjadi fenomena yang belakangan kian ramai menjadi sorotan publik, yakni anak 'ogah' merawat orangtua yang telah membesarkannya.

Namun fenomena ini bisa jadi kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Di antaranya gaya pengasuhan, komunikasi, harapan yang tidak terpenuhi, atau masalah lain dalam keluarga.

Meskipun orang tua telah memenuhi kewajiban mereka, ada kemungkinan anak merasa tidak puas atau memiliki kebutuhan lain yang belum terpenuhi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved