Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Karsih dan Yurike Habiskan Rp 4,5 Miliar Hasil Menipu 77 Orang Dalam Sekejap, Sisa Rp 45 Juta

Dua orang perempuan hanya menyisakan Rp 45 juta setelah menghabiskan Rp 4,5 miliar hasil menipu orang lain.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com
DUA PENIPU - Karsih (depan) dan Yurike (belakang), dua pelaku penipuan jual beli kontrakan ketika diumumkan petugas dalam konferensi pers di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (25/7/2025). Kedua wanita ini mengungkapkan uang hasil curian itu sudah habis tinggal Rp 45 jtuta. 

TRIBUNJATIM.COM - Perilaku dua orang perempuan yang tega menipu puluhan orang demi kepentingannya akhirnya terungkap.

Berawal dari keluhan para warga yang menjadi korban penipuan.

Tak tanggung-tanggung, korbannya sampai mencapai 77 orang.

77 orang terjerat kasus kebohongan melibatkan promosi iming-iming kontrakan murah.

Ternyata bukan hanya murah tetapi dari pengamatan terungkap bahwa perumahan atau kontrakan ini sebenarnya tidak ada.

Kasus penipuan kontrakan fiktif di Jakasampurna, Bekasi Barat, Jawa Barat mulai terungkap.

Dua perempuan yang diduga sebagai pelaku utama akhirnya ditangkap polisi setelah buron sejak akhir Juni 2025.

Kedua pelaku, Karsih (48) dan Yurike (54), diduga menipu sedikitnya 77 orang dengan kerugian mencapai Rp 4,15 miliar.

Mereka menawarkan unit kontrakan murah melalui media sosial dan melakukan transaksi dengan kuitansi tanpa dokumen resmi.

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, mengatakan Karsih ditangkap di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu, (27/7/2025).

Baca juga: Mbah Notarji Tidur di Jalanan Setelah Diusir Anak Kandung, Pemdes Bantah Telantarkan

Sementara itu, Yurike ditangkap di Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (24/7/2025).

"Untuk pelaku Karsih sempat melarikan diri kemudian kita amankan di Cilacap," ujar Kusumo dalam konferensi pers, Jumat (25/7/2025).

Karsih mengaku sebagai pemilik kontrakan, sementara Yurike berperan sebagai mengiklankan unit lewat Facebook.

Setelah ada calon pembeli yang tertarik, mereka diarahkan bertemu Karsih.

Transaksi dilakukan di sebuah rumah dengan kehadiran seseorang yang mengaku sebagai notaris.

Namun, pembeli hanya diberi kuitansi, bukan sertifikat atau dokumen resmi.

Tak disangka setelah ditangkap kepolisian, uang yang sangat banyak itu terungkap kemana tujuannya.

Baca juga: Revolusi Kedatangan Internasional, All Indonesia Bakal Permudah Pelancong & Investor Masuk Tanah Air

Ketika pelaku ditangkap, polisi menyita uang tunai Rp 45 juta yang diduga sisa dari hasil penipuan.

Uang tersebut sebagian sudah dibelanjakan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan kendaraan.

“Sebagian untuk dibelikan gas-gas tersebut, kemudian juga masih ada uang yang disita,” kata Kusumo.

Polisi mencatat Karsih membeli 27 tabung gas elpiji, motor, dan mobil secara impulsif.

Sebagian uang juga diberikan kepada Yurike yang dipakai untuk keperluan pribadi dan membayar utang.

“Ya dia pakai buat kebutuhan dan informasi ada yang memiliki utang,” ucap Kusumo.

Karsih dan Yurike dua perempuan penipu
DUA PENIPU - Karsih (depan) dan Yurike (belakang), dua pelaku penipuan jual beli kontrakan ketika diumumkan petugas dalam konferensi pers di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (25/7/2025). Kedua wanita ini mengungkapkan uang hasil curian itu sudah habis tinggal Rp 45 jtuta.

Penipuan ini dilakukan secara terencana.

Setelah korban tertarik dari iklan di media sosial, mereka diajak bertemu pelaku dan melakukan transaksi dengan prosedur palsu.

Setelah pembayaran, korban hanya menerima kuitansi.

Mereka baru sadar tertipu saat mengetahui unit yang dibeli juga dijual ke orang lain.

Polisi menetapkan Karsih dan Yurike sebagai tersangka.

Mereka dijerat Pasal 378 dan 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

Polisi juga masih menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam jaringan ini.

Kasus ini berawal dari laporan korban ke Polda Metro Jaya (STTLP/B/4651/VII/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA) dan Polres Metro Bekasi Kota. Polisi tidak menutup kemungkinan jumlah korban masih akan bertambah.

Penipuan lain soal perumahan juga dilakukan oknum ini.

Penghuni perumahan bersubsidi di wilayah Serang Baru, Kabupaten Bekasi, merasa ditipu oleh marketing lantaran sering kebanjiran saat hujan deras.

Salah satu penghuni perumahan itu, Adam Maulana (29), mengaku tertarik membeli rumah di kawasan tersebut karena pihak marketing menjanjikan perumahan bebas banjir.

Namun, setelah membeli dan menempati perumahan tersebut, ia mendapati fakta yang berbeda.

"Kami dijanjikan lokasi tersebut bebas banjir, aktualnya ternyata banjirnya bebas masuk," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Sabtu (12/7/2025).

Kini, Adam menyadari perumahannya merupakan langganan banjir. Dalam kurun waktu empat bulan terakhir, perumahannya tercatat sudah tiga kali direndam banjir parah.

Banjir pertama terjadi pada akhir Februari 2025. Saat itu, ketinggian air di perumahan mencapai 1,5 meter.

Tak lama setelah surut, perumahannya kembali direndam banjir setinggi 2,5 meter pada Maret 2025. Sementara banjir ketiga terjadi pada 8 Juli 2025. Ketinggian air saat itu mencapai dua meter.

Karena sering dilanda banjir, warga kini ramai-ramai menjual unitnya.

"Banyak, puluhan yang hendak menjual," ucap Adam.

Baca juga: Masyarakat di Desa Kebonduren Madiun Lega, Bakal Direlokasi, Rumahnya Jadi Langganan Banjir

Adam juga mengungkapkan, banjir di perumahannya disebabkan karena ketinggian konstruksi bangunan lebih rendah dari Kali Cikarang yang tak jauh dari posisi perumahan.

Apabila Kali Cikarang mendapat kiriman air dari wilayah hulu Kabupaten Bogor, tidak menutup kemungkinan air akan langsung melimpas dan merendam perumahan.

Adam menyayangkan pihak pengembang yang terkesan memaksa membangun perumahan yang tak didukung dengan fakta di lapangan.

"Seharusnya pihak pengembang sebelum membuat perencanaan pembangunan harus disurvei dulu lokasinya, dan perizinan sejauh ini kami masih mempertanyakan, amdal-nya," ungkap dia.

Spanduk protes dipasang di dekat pintu masuk perumahan subsidi The Arthera Hill di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (10/7/2025). Spanduk protes tersebut sebagai bentuk kekecewaan warga lantaran perumahan sering dilanda banjir.
Spanduk protes dipasang di dekat pintu masuk perumahan subsidi The Arthera Hill di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (10/7/2025). Spanduk protes tersebut sebagai bentuk kekecewaan warga lantaran perumahan sering dilanda banjir. (Dok. Warga The Arthera Hill)

Selain itu, Adam mendesak agar pihak pengembang serius memitigasi banjir di wilayah perumahannya.

Mitigasi banjir, menurut Adam, bisa dilakukan dengan pembuatan turap sepanjang tanggul Kali Cikarang di samping perumahan.

"Idealnya itu turap, dan itu harus tinggi," imbuh dia.

Kompas.com telah berupaya mengonfirmasi ke salah satu pimpinan pengembang perumahan itu, namun hingga artikel ini tayang, belum mendapat respons dari yang bersangkutan.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved