Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pernah Dicari untuk Berobat, Tetangga Kaget Hafid Ternyata Dokter: Tahunya Orang Pelarian

Beberapa warga yang merupakan tetangga Hafid memberikan kesaksian mendapati pernah ada orang yang mencari tempat tinggal Hafid untuk berobat.

YouTube Sinau Hurip
TINGGAL DI KOLONG JEMBATAN - Hafid, dokter spesialis THT lulusan Universitas Indonesia dan Singapura tinggal di kolong jembatan. Beberapa warga yang merupakan tetangga Hafid memberikan kesaksian mendapati pernah ada orang yang mencari tempat tinggal Hafid untuk berobat, Rabu (30/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Hafid, seorang dokter spesialis THT yang tinggal di kolong jembatan di Demak, Jawa Tengah viral setelah kisahnya diangkat oleh akun YouTube Sinau Hurip, yang dipandu oleh Sukaryo Adiputro atau Adi.

Beberapa warga yang merupakan tetangga Hafid memberikan kesaksian mendapati pernah ada orang yang mencari tempat tinggal Hafid untuk berobat.

Mereka berobat di rumah bedang kolong jembatan yang tak jauh dari Bendung Sungai Kalijajar Demak di Jalan Sunan Kalijaga.

Rumah bedeng yang terbuat dari potongan bambu dan terpal bekas spanduk itu ternyata ditinggali seorang pria.

Namun warga tidak mengetahui berobat untuk apa, sebab selama ini tidak mengetahui bagaimana cara Hafid bertahan hidup, bekerja seperti apa.

Untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut, tim Tribun Jateng pada Senin (28/7/2025) siang mencoba untuk mendatangi rumah bedeng tempat Hafid tinggal.

Baca juga: Frustasi Istri dan Anak Meninggal, Hafid Dokter THT Menyendiri di Kolong Jembatan 9 Tahun

Layaknya rumah pada umumnya, bangunan berukuran 2x4 meter yang cukup sederhana itu dilengkapi dengan dapur dan teras yang hanya berisikan dipan sederhana diberi matras biru.

Tak jauh dari dipan, terdapat sebuah meja kecil yang berisi teko dan gelas untuk minum.

Ada pula kursi ala kadarnya yang mungkin digunakan Hafidz untuk bersantai.

Namun sayangnya saat itu penghuni rumah tidak menampakkan batang hidungnya.

Meskipun tim Tribun Jateng sudah berkali-kali mengucapkan salam, tak ada satupun balasan dari dalam rumah bedeng itu.

Tak jauh dari dapur yang ala kadarnya, terdapat tumpukan kayu yang digunakan Hafid untuk memasak.

Ada pula beberapa galon air, rak piring, dan ember yang digunakan untuk membersihkan peralatan dapur.

Tak jauh dari sana, juga masih terdapat rumah bedeng serupa yang berbentuk panggung.

Baca juga: Mengintip Bedeng di Kolong Jembatan Tempat Dokter Hafid Tinggal, Banyak Orang Datang Berobat

Rumah bedeng tersebut terlihat lebih sederhana namun dilengkapi dengan kandang yang berisi burung perkutut.

Tepat berada di sebelahnya, terdapat jemuran handuk merah dan sajadah hijau.

Karena tidak bertemu dengan sang penghuni rumah bedeng, tim Tribun Jateng mencoba menggali informasi dari warga sekitar.

Saat ditemui, pria yang akrab disapa Kroto itu mengatakan warga sekitar lebih mengenalnya sebagai sosok Pak Kafid.

"Orang sini manggilnya Pak Kafid. Tapi saya baru tahu kalau dia dulunya seorang dokter. Warga sini tahunya ya cuma orang pelarian saja," ucap Kroto yang bertugas sebagai penjaga Bendung Sungai Kalijajar.

Kroto mengatakan Kafid sudah tinggal di bawah kolong jembatan sejak 7 tahun yang lalu.

Ia mengaku ada beberapa orang yang mendatanginya untuk berobat.

"Sesekali ada yang mencari Pak Kafid buat berobat. Tapi saya tidak tahu berobat untuk penyakit apa. Sudah lama dia tinggal disitu sejak 7 tahun lalu. Orangnya bisa diajak komunikasi, bukan orang stres (ODGJ)," tambahnya.

Menurut Kroto, sehari-hari aktivitas Kafid hanya berdiam di bedeng miliknya dan sesekali menumpang mengisi daya ponsel di warung yang tak jauh dari Bendung Sungai Kalijajar.

SOSOK HAFID - Sebuah kisah mengharukan datang dari seorang pria bernama Hafid, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga meraih gelar spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Singapura. Meski memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan karier cemerlang, Hafid kini memilih hidup sederhana di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak.
SOSOK HAFID - Sebuah kisah mengharukan datang dari seorang pria bernama Hafid, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga meraih gelar spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Singapura. Meski memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan karier cemerlang, Hafid kini memilih hidup sederhana di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak. (YouTube)

"Siang gini biasanya ya di rumah itu. Kalau malam numpang ngecharge di warung situ. Dia punya HP (ponsel). Bahkan punya dua setahu saya," ujar Kroto.

Kroto sempat membantu tim Tribun Jatengg untuk kembali mendatangi rumah Kafid yang ada di kolong jembatan. Namun hasilnya tetap saja nihil.

"Biasanya dia santai-santai di depan rumah ini. Tapi ini kok kebetulan pas tidak ada. Mungkin lagi pergi," ucapnya.

Sampai saat ini pun Kroto dan warga sekitar masih bertanya-tanya bagaimana cara Kafid bertahan hidup.

Pasalnya Kafid bukanlah tunawisma yang mencari uang dengan meminta belas kasihan dari warga sekitar.

"Enggak pernah lihat dia minta-minta ke warga atau ke jalanan. Warga sini juga masih belum tahu, bagaimana dia bisa hidup. Mungkin ada yang mengirimkan uang atau makanan," tutupnya.

Baca juga: Dulu Praktik di Singapura, Alasan Dokter Hafid Menyendiri Tinggal di Bedeng Bawah Jembatan Pilu

Viral di YouTube

Kisah Hafid, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga meraih gelar spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Singapura viral di media sosial.

Meski memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan karier cemerlang, Hafid kini memilih hidup sederhana di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak.

Keputusan ini diambil Hafid setelah mengalami tragedi besar dalam hidupnya. 

Istrinya yang juga seorang dokter, serta anak semata wayangnya yang merupakan lulusan Jerman, meninggal dunia. 

Peristiwa ini mengubah hidup Hafid secara drastis.

"Setelah mereka meninggal, saya tinggalkan semuanya. Apotek saya tutup, pekerjaan saya lepas" ujar Hafid dalam sebuah tayangan YouTube bertajuk "Sinau Hurip", yang dipandu oleh Sukaryo Adiputro atau Adi.

Sehari-hari, Hafid menjalani rutinitas spiritual. 

Dari tempat tinggalnya yang berada di bawah jembatan, ia berjalan ke Masjid Kadilangu untuk beribadah, kemudian melanjutkan perjalanan ke makam Sunan Kalijaga. 

Sisanya, ia habiskan waktu menyendiri di tempat tinggalnya yang sederhana.

"Sudah sembilan tahun saya tinggal di sini," kata Hafid saat ditanya Adi dalam wawancara tersebut. 

 

Meski masih memiliki keluarga besar dan pondok pesantren di Jember, Hafid mengaku tidak betah berlama-lama di rumah.

"Saya anak tunggal, tapi punya tiga adik angkat yang semuanya sarjana kesehatan. Kadang pulang ke Jember, tapi enggak kerasan, lalu balik ke sini lagi," ujarnya.

Hafid menceritakan, ia menempuh pendidikan spesialis THT di Singapura, kemudian melanjutkan studi selama empat tahun di Italia.

Sepulangnya ke Indonesia, ia membuka apotek di Jember bersama sang istri yang berasal dari Cianjur dan juga berprofesi sebagai dokter.

Namun setelah kehilangan kedua orang tercintanya, Hafid memilih menjauh dari hiruk-pikuk dunia. 

Ia membangun tempat tinggalnya bersama warga sekitar dan menjalani hidup dengan penuh ketenangan.

"Saya merasa lebih tenang seperti ini," ucap Hafid singkat ketika ditanya alasan memilih hidup di bawah kolong jembatan.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved