Berita Viral
Ketimbang Pusing Anak Jajan Terus, Yusuf Keterusan Bikin Layangan sampai Jadi Juragan
Ketimbang anak jajan terus, Yusuf justru menjadi juragan layangan yang mulanya buat produk itu untuk buah hatinya.
TRIBUNJATIM.COM - Fenomena anak-anak bermain layangan di sejumlah daerah muncul kembali.
Seorang pria menjadi juragan layangan berawal dari hobi anaknya yang kerap mainan layangan.
Ia adalah Yusuf (56), warga Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Niatnya membuat layangan sendiri agar anak tak jajan terus menerus justru membuat dirinya menjadi pengusaha layangan.
Yusuf dikenal sebagai juragan layangan yang produknya laris manis hingga terjual ribuan potong per hari.
Baca juga: Pemuda Kejar Layangan Putus Malah Terpental ke Atap Rumah usai Pegang Benang Gelasan
Awal Jadi Juragan: Anak Hobi Layangan
Semua bermula saat anaknya, Alif, yang kala itu masih duduk di bangku kelas 1 SD pada awal 2000-an, begitu gemar bermain layangan.
"Anak saya itu kecilnya beli layangan lagi, beli layangan lagi."
"Nah dari situ saya coba tuh bikin layangan, kebetulan saya bisa bikin sendiri," ujar Yusuf saat ditemui di rumahnya, Selasa (29/7/2025) siang, dikutip dari Tribun Cirebon.
Ia pun mulai membuat layangan sendiri di rumah agar Alif tak perlu terus-menerus membeli di warung.
Layangan buatan tangan Yusuf pun akhirnya menumpuk karena tak habis dimainkan.
Iseng, Yusuf menitipkannya di beberapa warung.
Tak disangka, justru dari situlah titik balik usahanya dimulai.
"Eh gak tahunya malah laku banget. Waktu itu harga masih Rp 300."
"Saya juga hobi layangan, jadi walaupun gak terlalu jago main, tapi bikin layangan saya tekuni," ucapnya.
Tak hanya itu, Yusuf mulai memberi cap merek pada setiap layangannya: "Alif", sesuai nama anaknya.
Baca juga: Liburan Sekolah, Adam Penjual Layangan Bisa Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Selalu Ramai Seusai Salat Ashar

Bikin Layangan Manual, di Rumah
Produksi pun dilakukan manual dari rumah.
Ia membuat kerangka dari bambu yang diserut hingga menyerupai lidi, lalu membentuknya menjadi kerangka prisma sebelum akhirnya dilapisi kertas.
“Produksi gak banyak, sehari paling 25 layangan. Jadi saya kumpulin dulu 200 kerangka lidi, baru saya buat bareng. Itu semua manual,” jelas Yusuf, sambil menyerut bambu dengan cutter yang ditopangkan di pahanya yang dilapisi kain.
Saat Tribun berkunjung, Yusuf tampak telaten menyusun satu per satu rangka layangan di tengah lantai rumahnya yang beralas tikar.
Serabut bambu berserakan di sekitar tempat duduknya, menjadi saksi betapa proses produksi dilakukan dengan tangan dan penuh kesabaran.
Permintaan layangan terus meningkat, terutama saat musim liburan sekolah.
Menurut Yusuf, tren main layangan tak pernah benar-benar padam.
"Kalau anak-anak bosen main yang lain, baliknya pasti ke layangan."
"Sekarang juga banyak komunitasnya."
"Jadi bukan cuma anak kecil, orang dewasa juga ikut main," katanya.
Baca juga: Nasib Pemain Layangan Malah Didenda Rp 500.000, Warga Malah Dukung Aksi Satpol PP: Sering
Jual Eceran dan Grosir
Tak heran, dalam satu hari ia bisa menjual hingga 5.000 pcs layangan, baik eceran maupun grosir.
Bahkan, stok di rumahnya sempat habis selama tiga minggu terakhir karena melonjaknya permintaan.
Yusuf pun sampai mengambil stok dari Bandung, meskipun akhirnya kehabisan juga.
"Gak hanya jual layangan, saya juga jual benangnya, alat-alat main layangan semua ada."
"Harganya mulai Rp 1.500 sampai Rp 2.500 per pcs, tergantung jenis kertas dan kualitasnya. Kertas paling bagus itu merk Duslak," ujarnya.
Kini, dari rumahnya yang sederhana di RT 1 RW 04, Kelurahan Argasunya, Yusuf bukan hanya memproduksi layangan, tapi juga menghidupkan tradisi masa kecil yang mulai tergerus zaman.
Semua berawal dari rasa sayang seorang ayah kepada anaknya, yang tak ingin sekadar membelikan layangan, tapi justru menjadi pencipta yang akhirnya membuka jalan rezeki.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Mardiyah Bingung Rekening Diblokir Pemerintah Padahal Pedagang Kecil: Baru Isi Kalau Ada Rezeki |
![]() |
---|
Dituding Minta Hadiah Motor Nmax Rp35 Juta Jelang Pensiun, Sekda Siap Lapor Polisi: Ini Fitnah |
![]() |
---|
Akhirnya Lokasi Persembunyian Pelaku Penipuan Jual Beli Vespa Ditemukan, Sosok & Modus Licik Terkuak |
![]() |
---|
Sosok Farah yang Terakhir Ditemui Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas, Sudah Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Warga Kesal Rekening Diblokir PPATK Tanpa Izin, Harusnya Pintar Bukan Sembarangan: Semua Disikat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.