Berita Viral
Listrik Numpang Tetangga 8 Tahun, Nazir Dapat Hadiah dari PLN Seminggu Setelah Anak Lahir
Delapan tahun lamanya listrik numpang tetangga, Nazir akhirnya bisa bernapas lega dapat hadiah dari PLN berupa subsidi listrik gratis.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Delapan tahun terakhir, Nazir warga Desa Membalong, Belitung, tak bisa memakai listrik sepuasnya.
Nazir dan keluarganya terpaksa harus menumpang listrik dengan tetangga.
Setelah bertahun-tahun berlangsung, kini rejeki datang berbarengan dengan lahirnya buah hati Nazir dan istrinya yang baru berumur seminggu itu.
Nazir (28), warga Desa Membalong, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, tersenyum bahagia.
Rumah semipermanen yang ditempatinya sejak delapan tahun terakhir kini telah memiliki akses listrik sendiri.
Sebelumnya, Nazir yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas harus menyambung kabel dan menumpang ke tetangga demi mendapatkan aliran listrik di rumahnya.
"Sudah delapan tahun kami menumpang listrik dari tetangga. Sekarang kami tidak perlu khawatir lagi dalam hal penerangan dan kebutuhan lainnya," kata Nazir di Belitung, Selasa (5/8/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Nazir mengungkapkan bahwa kebahagiaan yang dirasakan terasa lengkap.
Akses listrik mandiri diterimanya dari PLN setelah pekan lalu sang buah hatinya lahir.
"Untuk kebutuhan buah hati kami yang baru lahir, yang usianya baru satu minggu," ujar Nazir terharu saat prosesi penyalaan berlangsung.
Baca juga: Ulah ASN Bikin Pejabat Geleng Kepala, ada PNS Berbuat Asusila di Musala, Hingga Ditangkap Densus 88
Penyambungan listrik yang diterima Nazir merupakan bagian dari program Light Up The Dream (LUTD) yang dilaksanakan PLN UP3 Belitung.
Program LUTD didanai dari donasi sukarela para pegawai PLN dalam mendukung pemerataan akses energi, khususnya di daerah-daerah pelosok.
General Manager PLN UIW Bangka Belitung, Dini Sulistyawati, menyampaikan bahwa kehadiran listrik bukan sekadar sambungan energi, melainkan simbol harapan baru bagi masyarakat.
"Program ini mencerminkan semangat gotong royong insan PLN untuk menyalakan lebih dari sekadar lampu. Kami ingin menyalakan masa depan, mendekatkan mimpi, dan membawa harapan baru bagi saudara-saudara kita yang selama ini belum menikmati listrik secara layak," ungkap Dini.

Tak seberuntung Nazir, Ratna justru mengalami kebalikan.
Ia menyebut tagihan listrik Juli 2025 dua kali lipat dibanding dengan bulan sebelumnya.
Padahal menurut Ratna, pemakaian listrik di rumahnya tetap normal.
Ia membagikan keluhannya melalui akun X kepada akun resmi PLN.
Dalam unggahan tersebut, Ratna menyertakan tangkapan layar riwayat tagihan dari Februari hingga Juli 2025.
Dalam tangkapan layar yang dibagikan, tampak lonjakan signifikan pada bulan Juli, dengan jumlah tagihan mencapai Rp 722.779 untuk pemakaian 486 kWh.
Baca juga: Tangis Masruroh usai Tagihan Listrik Rp12,7 Juta Dilunasi Pejabat, Uang Donasi PKL Dibuat Tebus BPKB
Padahal, pada bulan Juni sebelumnya, tagihan hanya sebesar Rp 65.437 untuk pemakaian 44 kWh.
Ratna mengaku bingung karena tidak ada perubahan kebiasaan maupun penambahan alat elektronik yang bisa menyebabkan lonjakan pemakaian listrik.
"Kwh meternya sudah dicek, tiba-tiba pada saat keluar tagihan terjadi lonjakan drastis di bulan Juli, padahal pemakaian normal," ujar Ratna saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/7/2025).
"Kami mengira, sepertinya karena di bulan Juni tagihannya jauh lebih murah dari biasanya, makanya jadi didobel, kan berkali lipat tagihan kami di bulan Juli," lanjut dia.
Mengenai hal itu, Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Timur, Dana Puspita Sari menyampaikan, jika ada kenaikan tagihan, kemungkinan karena pemakaian.
Ia juga menambahkan pihaknya tidak menaikkan tarif listrik.

"Untuk tarif tidak ada kenaikan, jika ada kenaikan tagihan, biasanya karena kenaikan pemakaian," kata Dana saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/7/2025).
Terkait tagihan listrik yang jauh lebih rendah pada bulan sebelumnya dan langsung membengkak pada bulan setelahnya (Juli), hal itu dimungkinkan adanya pemakaian yang belum tertagih.
Dana menjelaskan, pemakaian yang belum tertagih ini biasanya disebabkan karena pagar rumah tertutup saat tanggal baca, sehingga petugas tidak bisa melakukan pembacaan meter yang valid.
Apabila hal itu terjadi, pelanggan PLN bisa menghubungi contact center PLN 123.
"Karena jika dilihat dari pemakaiannya, rata-rata tagihan per bulannya sekitar Rp 350.000," ucap Dana.
Baca juga: Tagihan Listrik Penjual Gorengan Rp 12,7 Juta, PKL Jombang Kecewa Donasi untuk Masruroh Ditolak PLN
Ia menambahkan, untuk mengetahui simulasi tagihan secara lebih akurat, pelanggan pascabayar disarankan melakukan swacam atau membaca meter sendiri.
Pelanggan juga bisa memantau riwayat tagihan dan penggunaan listrik bulanan secara praktis melalui aplikasi PLN Mobile.
Selain itu, agar tagihan listrik tidak membengkak, Dana mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam menggunakan alat elektronik, terutama yang diklaim hemat listrik.
Menurutnya, meski alat tersebut dipromosikan sebagai hemat energi, tapi penggunaan berlebih tetap bisa membuat tagihan membengkak.
"Jika pelanggan ada penambahan alat listrik yang mungkin promosinya hemat listrik, tapi jika dihitung pemakaiannya juga akan menambah biaya tagihannya," sambung Dana.
pemasangan listrik gratis
Desa Membalong
Kepulauan Bangka Belitung
program Light Up The Dream (LUTD)
berita viral
TribunJatim.com
Tak Percaya Polisi, Perguruan Silat Bikin Sayembara Rp 30 Juta untuk Info Penganiaya Anggotanya |
![]() |
---|
Kepala Disetrika Sampai Wajah Tak Dikenali, Ida Eks TKW Bikin Keluarga Pilu Ketemu saat Pulang |
![]() |
---|
Tangis Eli Datangi Makam Nia Kurnia Sari, Kabari In Dragon Dihukum Mati: Setimpal |
![]() |
---|
Kepsek SDN yang Jual Seragam Rp 1,1 Juta Belum Disanksi Meski Pelanggaran Berat, Masih ke Sekolah |
![]() |
---|
Teriakan Terakhir Siska di Tangan Buruh Gudang Bulog, Teman Tak Menyangka: Lo Ga Sayang Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.