Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perjuangan Keisha, Mahasiswi Jember Taklukkan Angin Kencang Hingga Raih Emas Panahan di Fornas 2025

Keisha Arimbi Maulidya W, Mahasiswi Universitas Islam Jember (UIJ) yang meraih medali emas Fornas 2025

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
Dokumen Humas Universitas Islam Jember
EMAS FORNAS 2025 : Keisha Arimbi Maulidya W saat tiba di Universitas Islam Jember, Jawa Timur, Senin (4/8/2025) Mahasiswa ini dapat medali emas di Fornas VIII dalam lomba panahan Fornas 2025 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Keisha Arimbi Maulidya W, Mahasiswi Universitas Islam Jember (UIJ) yang meraih medali emas dalam kejuaraan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025.

Mahasiswi semester 5 Fakultas Hukum tersebut mendapatkan medali di kejuaraan tersebut, dalam lomba panahan tradisional katagori putri yang berlangsung di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gadis asal Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Jember tersebut memenangkan kejuaraan tersebut mewakili Provinsi Jawa Timur, dalam lomba panahan mix bow dengan jarak tembak 40 meter.

"Alhamdullah sangat bahagia dan bangga (dengan hasil lomba), meskipun agak gugup saat melihat kontingen lain," ujar Keisha Arimbi Maulidya saat dikonfirmasi, Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, selama pertandingan berlangsung lawan paling tangguh, merupakan pemanah dari Provinsi Kalimantan.

Baca juga: Kabar Gembira! 22 Ribu Guru Ngaji di Jember Akan Terima Insentif Rp1,5 Juta

"Dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah itu yang paling tangguh," kata perempuan yang akrab disapa Aca.

Selama bertanding, Aca mengaku kesulitan untuk menembak target, sebab kondisi anginnya kencang yang membuat busur panah sering meleset.

"Itu membuat busur tidak stabil tidak sesuai saat latihan. Peserta lain pun juga ngeluh dengan kondisi cuaca," katanya.

Dia mengaku mengenal dunia panahan saat kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Jember melalui kegiatan ekstrakulikuler, meskipun hanya sebatas ikut-ikutan waktu itu.

"Terus saya niat ikut panahan, saat kelas 9 SMP setelah dapat medali perunggu. Sebab sama orang tua kasih pilihan," ucap Aca.

Ketika itu orang tuanya menawarkan pilihan agar fokus pada kejuaraan karate atau panahan. Aca mengaku saat itu memilih bela diri.

"Tapi sorenya malah datang alat (panah) akhirnya terpaksa pilih panahan. Sebetulnya saya gak niat, karena pinginnya awal adalah karate," tuturnya

Baca juga: Warung di Jalur Gumitir Jember Merugi, Dulu Raup Rp5 Juta Sehari Kini Terpaksa Rumahkan Pegawai

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved