Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tiap Hari Siswa SD Berjuang Seberangi Sungai Setinggi 30 Cm Demi Sekolah, Musim Hujan Bisa 3 Meter

Rasa cemas selalu menghantui para siswa SD saat menyeberangi sungai, terutama ketika musim hujan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
DOK WARGA ELAR SELATAN/EHJI SARLENSO via KOMPAS.COM
PERJUANGAN SISWA PEDALAMAN - Para siswa SMP Satu Atap (Satap) Benteng Sipi, Desa Benteng Pau, Kecamtan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, berdiri di bawah jembatan bambu seusai menyeberangi Sungai Wae Pekas, Sabtu (9/8/2025). Setiap hari mereka harus menyeberangi sungai untuk ke sekolah. 

Ia berharap pemerintah segera membangun jembatan untuk memudahkan perjalanan mereka tanpa rasa khawatir.

Senada dengan Denis, warga Dusun Baja, Antonius Dion, menyoroti dampak ketiadaan jembatan.

"Saat musim hujan, anak-anak kadang tidak sekolah karena berbahaya," ungkapnya melalui sambungan telepon pada Senin (11/8/2025).

Kondisi ini juga memengaruhi perekonomian warga yang mayoritas petani, karena mereka kesulitan menuju kebun saat sungai meluap.

Selama puluhan tahun, warga setempat bergotong-royong membangun jembatan sederhana dari bambu setiap tahun untuk memudahkan anak-anak menuju sekolah.

"Ini sudah jadi nasib kami. Setiap tahun kami buat jembatan bambu agar anak-anak bisa sekolah," tutur Antonius.

Sungai Wae Pekas menjadi pembatas antara Desa Benteng Pau dan Desa Golo Wuas.

Antonius berharap pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat segera membangun jembatan permanen.

"Kami ingin anak-anak kami sekolah dengan aman dan nyaman, seperti anak-anak lain di tempat lain," harapnya.

Perjuangan siswa Dusun Baja menjadi cerminan semangat pantang menyerah di tengah keterbatasan.

Pada usia kemerdekaan Indonesia yang ke-80, kisah mereka adalah pengingat bahwa akses pendidikan yang layak masih menjadi tantangan di pelosok negeri.

Baca juga: Siasat Komplotan Bobol ATM Kuras Saldo Korban Rp706 Juta Cuma Pakai Tusuk Gigi

Bahkan, tidak usah jauh-jauh di pelosok, di Pulau Jawa sendiri masih ditemukan sejumlah pelajar berjalan tanpa alas kaki hendak berangkat sekolah di jalanan yang penuh lumpur dan becek.

Tampak tangan anak-anak tersebut mencincing rok seragam agar tidak kotor terkena lumpur jalanan.

Sementara sepatu mereka dilepas dan digantung di leher.

Dalam video, anak-anak tersebut kemudian menyapa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved