Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tiap Hari Siswa SD Berjuang Seberangi Sungai Setinggi 30 Cm Demi Sekolah, Musim Hujan Bisa 3 Meter

Rasa cemas selalu menghantui para siswa SD saat menyeberangi sungai, terutama ketika musim hujan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
DOK WARGA ELAR SELATAN/EHJI SARLENSO via KOMPAS.COM
PERJUANGAN SISWA PEDALAMAN - Para siswa SMP Satu Atap (Satap) Benteng Sipi, Desa Benteng Pau, Kecamtan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, berdiri di bawah jembatan bambu seusai menyeberangi Sungai Wae Pekas, Sabtu (9/8/2025). Setiap hari mereka harus menyeberangi sungai untuk ke sekolah. 

Anak-anak melapor bahwa mereka sudah mengikuti instruksi pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Hanya saja, jalan yang mereka lalui dan merupakan akses satu-satunya untuk pergi ke sekolah tersebut kondisinya rusak dan berlumpur.

Kondisi tersebut sudah berlangsung lama, bahkan sudah 15 tahun lamanya.

"Pak Dedi bukan kah ini negeri merdeka? Bantulah kami untuk mendapatkan indahnya kemerdekaan," ujar murid SD perempuan dalam video, melansir Tribun Jabar, Minggu (11/5/2025).

"Pak Dedi kami adalah rakyatmu, di saat pemimpin lain tidak mampu mendengar suara kami, kami masih punya Pak Dedi, bapak aing," imbuh dia.

SISWA KALUNGAN SEPATU - Tangkapan layar video anak-anak berangkat sekolah lewati jalanan rusak penuh lumpur di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Ternyata jalan rusak sudah berlangsung selama 15 tahun dan tak kunjung diperbaiki.
Tangkapan layar video anak-anak berangkat sekolah lewati jalanan rusak penuh lumpur di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Ternyata jalan rusak sudah berlangsung selama 15 tahun dan tak kunjung diperbaiki. (ISTIMEWA)

Belakangan diketahui video tersebut sengaja dibuat agar pemerintah tahu soal kondisi para pelajar dan warga yang tinggal di Blok Empang Desa Eretan Wetan.

Selama ini, wilayah tempat tinggal mereka selalu luput dari perhatian, karena terisolir dan dikelilingi oleh empang. 

Jalanan yang becek penuh lumpur itu pun menjadi satu-satunya akses mereka untuk beraktivitas sehari-hari dan pergi sekolah.

Kondisi tersebut merupakan pemandangan rutin yang dialami para pelajar yang tinggal di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Tidak hanya pelajar SD, pelajar tingkat SMP, dan SMA, bahkan warga lainnya yang tinggal di blok setempat juga harus melakukan hal yang sama.

Salah satu warga, Supriyanto (40) mengatakan, sudah berulang kali warga mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah desa.

Bahkan, warga juga sudah mengadu ke Pemkab Indramayu.

Hanya saja, realisasi perbaikan jalan belum kunjung dilakukan hingga sekarang.

"Lokasinya memang terisolasi dan jauh dari pemukiman umum," ujar Supriyanyo kepada Tribun Cirebon, Minggu (11/5/2025).

"Cuma karena di situ ada masyarakat yang tinggal, maka akses jalan menjadi kebutuhan," imbuhnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved