Pemberantasan Beras Oplosan
Harga Beras di Tulungagung Naik, Dampak Penertiban hingga Masuk Masa Tanam Kedua
Kepala Cabang Bulog Tulungagung, Yonas Haryadi Kurniawan, mengatakan, kenaikan harga beras bukan semata-mata dampak penertiban beras oplosan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Dalam satu hari 19 polsek di bawah Polres Tulungagung bisa menyalurkan 2 ton beras.
Jumlah ini belum termasuk Koramil di bawah Kodim Tulungagung, dinas terkait dan penjualan di bawah Bulog sendiri.
Sampai saat ini Bulog telah menyalurkan 300 ton beras SPHP untuk wilayah Kabupaten Tulungagung saja.
“Targetnya sampai akhir Desember 2025 nanti 9.000 ton. Penjualan terus dilakukan sampai harga stabil kembali,” ujar Yonas.
Dengan penggelontoran beras SPHP ini masyarakat punya pilihan beras terjangkau yang bisa dibeli.
Tanpa beras SPHP, masyarakat harus membeli beras mahal harga Rp 14.000 per kg.
Sementara beras SPHP mempunyai kualitas yang baik, namun dengan harga yang terjangkau.
“Selagi masyarakat membutuhkan negara harus hadir. Bulog adalah operator negara,” pungkas Yonas.
Pemberantasan Beras Oplosan
Tulungagung
Bulog
Yonas Haryadi Kurniawan
beras oplosan
TribunJatim.com
berita Tulungagung terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Tips dari Dinas Pertanian Trenggalek Agar Terhindar dari Beras Oplosan, Beli Beras Lokal |
![]() |
---|
Disperindag Kabupaten Magetan Pastikan Tak Ada Beras Oplosan, Rutin Gelar Sidak dan Gelar GPM |
![]() |
---|
Berbanding Terbalik, Penggilingan Padi di Kabupaten Magetan Meningkat di Tengah Isu Beras Oplosan |
![]() |
---|
Perang Beras Oplosan Bikin Harga Naik di Ponorogo, Disperdagkum Lakukan Beberapa Langkah |
![]() |
---|
Isu Beras Oplosan di Madiun Picu Penurunan Omzet Pedagang: Stigma Negatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.