Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER: 5 Anak di Gresik Ditelantarkan Orangtua hingga Wisatawan Naik Tossa Tabrak Truk

Deretan berita yang menjadi sorotan di Jawa Timur terkumpul dalam Jatim Terpopuler pada Minggu (17/8/2025).

KOLASE KOMPAS.com/Hamzah dan Tribun Jatim/Imam Nawawi
JATIM TERPOPULER - Penampakan rumah kontrakan keluarga Essel di Perumahan Grand Gresik Harmoni, Dusun Srembi, Desa Kembangan, Gresik, Jawa Timur (KIRI). Kecelakaan tossa tabrak truk di JLS Desa Mojomulyo Kecamatan Puger Jember (KANAN). 

TRIBUNJATIM.COM - Deretan berita yang menjadi sorotan di Jawa Timur terkumpul dalam Jatim Terpopuler pada Minggu (17/8/2025).

Sejumlah peristiwa menarik bisa menjadi pilihan bacaan.

Mulai lima anak di Gresik ditelantarkan orangtuanya hingga putus sekolah hingga wisatawan naik tossa kecelakaan.

Simak selengkapnya.

Baca juga: Cuaca Jatim Minggu 17 Agustus 2025 Cerah, Suhu Udara Paling Panas 30-33 Derajat Celcius

5 Anak di Gresik Ditelantarkan Orangtua hingga Putus Sekolah, Jual Barang di Kontrakan untuk Makan

Lima anak di Gresik ditelantarkan orangtuanya hingga putus sekolah.

Untuk bisa makan, mereka menjual barang yang ada di rumah secara bergantian.

Lima anak itu adalah Essel (21), Andre (19), Dexta (13), Kimora (11), dan Ceis.

Mereka tinggal di rumah kontrakan di Perumahan Grand Gresik Harmoni, Dusun Srembi, Desa Kembangan, Gresik, Jawa Timur.

Kontrakan itu pun kini pembayarannya nunggak.

Orangtua lima anak itu bernama Aldi kelahiran 1973, dan Santi kelahiran 1980.

Setelah ayahnya meninggal dunia, ibu mereka pergi entah ke mana.

"Ayah meninggal dunia (bulan) Maret kemarin, kecelakaan kapal yang terjadi di (perairan) Paciran, Lamongan. Kalau ibu, sudah akhir atau awal bulan ini meninggalkan kami, tidak lagi pulang," kata Essel, saat ditemui di rumah kontrakannya, Jumat (15/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka sampai menjual barang-barang yang ada di rumah, mulai dari pendingin ruangan, televisi, lemari es, hingga galon air minum.

Semua dijual secara bergantian, guna bisa membeli yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka hidup sehari-hari.

"Itu sudah kami lakukan (menjual barang-barang) sejak ayah masih ada, bahkan uang kiriman dari ayah juga kadang digunakan oleh ibu untuk keperluan dirinya sendiri," ucap Essel.

Ia menuturkan, perangai ibu mereka berubah dan semakin parah sejak ayahnya meninggal dunia.

Karena uang santunan kematian ayahnya turut habis dipergunakan oleh ibunya untuk hal yang tidak perlu, sehingga mereka masih harus mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan menjual barang yang tersisa di rumah.

"Kemarin saat ayah meninggal itu memang dapat uang santunan, tapi juga sudah habis, sebab kadang ibu mau beli rokok minta uang itu. Padahal, kami juga ada adik yang masih kecil, yang perlu untuk beli pempers (popok) dan susu," kata Essel, dengan nada haru.

Bahkan, ibu mereka tidak lagi pulang ke rumah sejak 15 hari terakhir.

Baca selengkapnya>>>

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Tagihan PBB Warga Melonjak 12 Kali Lipat hingga Curhat Pedagang Beras Omzet Turun

Diprotes Warga, Tarif PBB-P2 di Jombang Disederhanakan

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan atas Perda Nomor 13 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) resmi disetujui dalam rapat paripurna DPRD Jombang pada Rabu (13/8/2025).

Perubahan regulasi ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Kementerian Keuangan, khususnya terkait penyusunan ulang struktur tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Sektor pertanian dan peternakan menjadi fokus utama dalam revisi tersebut.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jombang, Hartono, mengungkapkan bahwa penyederhanaan tarif menjadi langkah penting untuk memberi kemudahan bagi wajib pajak. 

Bila sebelumnya terdapat 10 kelompok tarif untuk lahan pertanian maupun objek lainnya, kini hanya diberlakukan empat kelompok tarif.

“Mulai 2026, tanah pertanian dan peternakan cukup dikenai tarif tunggal 0,1 persen, berapapun nilai NJOP-nya. Angka ini lebih rendah dari aturan lama yang bisa mencapai 0,175 persen,” ucap Hartono, Sabtu (16/8/2025).

Menurutnya, penyesuaian ini diambil untuk meringankan beban petani sekaligus menjaga stabilitas ekonomi daerah, mengingat sektor pertanian masih menjadi penopang utama kehidupan masyarakat Jombang.

Baca selengkapnya>>>

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Ibu Lulusan Psikologi Nyaris Dipenjara hingga Puluhan Sopir Ambulans Belum Digaji

Tidur di Tossa Usai Kopdar Layangan, Hadi Tak Sadar Kecelakaan, Kaget Bangun Sudah di Puskesmas

Nurhadi, masih berbaring di Puskesmas Puger, Jember, Jawa Timur usia mengalami kecelakan maut Tossa tabrak truk di Jalur Lintas Selatan (JLS), Jumat (16/8/2025).

Pria asal Kabupaten Lumajang merupakan satu dari 10 wisatawan naik tossa yang menabrak truk tronton di JLS Desa Mojomulyo Kecamatan Puger Jember pada pukul 16.00 WIB.

Terlihat, pria asal Kecamatan Wonokerto Kabupaten Lumajang ini hanya berbaring di ruang rawat inap Puskesmas Puger Jember.

Selain itu, hidungnya masih terpasang selang oksigen. Sementara tangan kirinya masih tertancap jarum infus milik Puskesmas Puger.

Sementara tangan kanannya hanya diletakkan di sandaran kasur puskesmas, sebab tulangnya geser akibat kecelakaan itu.

"Pas kejadian saya sedang duduk di belakang naik tossa," ujar Hadi kepada awak media.

 Hadi mengaku tidak tahu persis kecelakaan tersebut, karena saat itu masih tertidur di bak belang tossa ketika perjalan pulang menuju Lumajang.

"Jadi saya tidak tahu karena tertidur. Ketika bangun. Saya sudah berbaring di Puskesmas ini," ungkapnya.

Hadi mengaku sakit bagian tangan kanan dan kaki kiri, setelah mengalami kecelakaan tersebut. Dia bilang kedua organ itu tidak bisa digerakkan.

Baca selengkapnya>>>

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved