Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Terancam Dihukum Dedi Mulyadi, Kades Wardi Jelaskan soal Bocah Meninggal karena Tubuh Penuh Cacing

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi angkat bicara soal balita meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing bernama Raya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin - KOMPAS.com/RIKI ACHMAD SAEPULLOH
TUBUH PENUH CACING - Tangkapan layar video tentang Raya, balita di Sukabumi meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh cacing dan Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, yang kini terancam disanksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

TRIBUNJATIM.COM - Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi angkat bicara soal balita meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing bernama Raya.

Kematian Raya (4) ikut menjadi sorotan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Melalui unggahan Instagram pribadinya, Selasa (19/8/2025), Dedi Mulyadi juga menyorot aparat desa di mana Raya dan keluarganya tinggal.

Dedi Mulyadi mengaku tidak akan segan memberikan sanksi kepada aparat desa karena lalai dalam memperhatikan warganya.

"Dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK nya tidak jalan, fungsi posyandunya tidak berjalan, dan fungsi kebidanannya tidak berjalan. Sanksi-sanksi akan kami berikan pada siapa pun dan daerah mana pun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat," ujar Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, kisah Raya viral setelah diunggah akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin.

Akun yang merupakan yayasan sosial tersebut membagikan cerita mereka dalam berupaya menyelamatkan Raya.

Ia adalah anak dari Udin (32) yang diduga menderita Tuberkulosis atau TBC, penyakit disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru, bahkan hingga tulang.

Sementara, ibu Raya bernama Endah (38) yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ.

Setelah berjuang seumur hidupnya melawan penyakit karena cacing yang bersarang di tubuhnya, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, membenarkan bahwa bocah dalam video tersebut adalah warga desanya.

Ia menjelaskan, Raya adalah anak dari Udin (32 tahun) dan Endah (38 tahun). Mereka tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Baca juga: Raya Anak 3 Tahun Meninggal karena Tubuh Penuh Cacing, Ayah Sakit TBC, Sering Main Bersama Ayam

Wardi mengungkapkan, kedua orangtua Raya diduga mengalami keterbelakangan mental, sehingga mereka hanya mampu merawat anaknya sebisanya.

“Kedua orangtuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025), melansir dari Kompas.com.

Sebelum kondisinya memburuk, Wardi menyebutkan, Raya sering hidup dalam keadaan tidak sehat, seperti bermain di bawah kolong rumah bersama ayam.

Raya kemudian mengalami demam dan didiagnosis menderita penyakit paru-paru.

Namun, karena keluarganya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan BPJS, pengobatan Raya mengalami kendala.

“Dia punya penyakit demam kemudian diperiksa ke klinik puskesmas terdekat, ternyata dia punya penyakit paru. Udah gitu (keluarga) dia gak punya KK KTP sama sekali, desa tidak urus alhamdulillah. Cuman setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans. Pemerintah desa sudah taunya sampai situ. Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar masuk klinik dan Puskesmas,” tutur Wardi.

Baca juga: Pantas Bocah di Jember Perutnya Dipenuhi Cacing hingga Tak BAB, Ortu Harus Waspada 5 Kebiasaan Ini

Setelah kabar mengenai penyakit parah Raya menyebar, ia dirawat selama sekitar sembilan hari dengan bantuan filantropi tersebut.

Sayangnya, Raya dikabarkan meninggal dunia pada akhir 22 Juli 2025.

“(Raya dikabarkan meninggal) saya kumpul, dan mayat tersebut datang. Dikuburkan malam hari,” jelas Wardi.

'Wardi menegaskan, Raya dan kakaknya yang berusia 7 tahun sering diasuh oleh sanak saudaranya.

Namun, karena pola hidup yang tidak terkontrol dan minimnya pengawasan, Raya menderita penyakit hingga akhirnya meninggal dunia.

“Iya sering kita kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kita suka kasih, kan orangtuanya gak bisa kerja juga. Tapi yang namanya penyakit juga kan kita enggak tahu, untuk Raya dan kakaknya ini tidak seperti ortunya (yang mengalami keterbelakangan mental),” tegas Wardi.

Kasus di Luar Negeri

Sebuah gambar sinar-X yang memperlihatkan ratusan telur cacing pita di tubuh seorang pria, viral di media sosial X.

Temuan ini dibagikan oleh dokter gawat darurat asal Amerika Serikat (AS), Sam Ghali melalui akun X pribadinya, @EM_RHESUS.

"Ini adalah video yang saya buat untuk menguraikan salah satu Sinar-X paling gila yang pernah saya lihat," tulis Sam Ghali dalam unggahnnya pada 17 Januari 2025.

Lalu, bagaimana bisa ratusan telur cacing pita bersarang di tubuh pasiennya?

Dilansir dari New York Post (23/1/2025), Ghali menceritakan, pasien pria itu awalnya datang ke layanan UGD.

Pria itu mengeluhkan nyeri di bagian pinggul setelah jatuh. Awalnya, rasa nyeri itu diduga sebagai gejala patah tulang.

Saat dilakukan rontgen, dokter justru menemukan kista larva cacing pita telah menyebar ke otot, serta jaringan lunak di pinggul dan kaki pria tersebut.

"Kondisi ini dikenal sebagai sistiserkosis. Pada dasarnya, ini adalah kista larva Taenia solium, juga dikenal sebagai cacing pita babi," kata Ghali.

Menurutnya, hal ini terjadi akibat konsumsi daging babi mentah atau tidak dimasak.

Akibatnya, terjadi penularan lewat jalur fekal-oral, yaitu ketika telur cacing dari feses orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain, baik melalui tangan yang tidak bersih maupun air yang terkontaminasi.

Hal inilah yang membuat seseorang terpapar cacing pita pada saluran pencernaannya.

“Kista ini dapat menyebar ke mana saja di seluruh tubuh manusia," lanjut dia.

Ia menjelaskan, parasit masuk ke tubuh manusia dalam bentuk kista larva dan dapat berkembang menjadi cacing dewasa pada usus dalam waktu 5-12 minggu.

Beruntung, dalam kasus ini, infeksi tidak sampai menimbulkan risiko yang mengancam jiwa.

Namun, Ghali memperingatkan, bila larva menyebar ke otak, kondisi tersebut dapat berubah menjadi neurocysticercosis.

Itu adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kejang, sakit kepala berat, kebingungan, hingga kematian.

Ia menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan memastikan daging dimasak dengan benar.

“Yang paling penting, jangan pernah makan daging babi mentah atau setengah matang,” tegasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved