Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral Lokal

Warga Banyuwangi Iuran Rp 38 Juta Demi Karnaval Sound Horeg, 1 Orang Bayar Rp 1,5 Juta

Warga Banyuwangi yang terdiri dari para pemuda rela merogoh kocek jutaan rupiah demi bisa ikut dalam karnaval sound horeg.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Suryamalang.com
SOUND HOREG BANYUWANGI - Cek sound sound Horeg di Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Kini warga Banyuwangi patungan demi menciptakan sound horeg yang digunakan saat karnaval, Selasa (26/8/2025). 

Meski menggelontorkan dana yang tak sedikit, Sony mengaku perkumpulan pemuda yang diwakilinya ikhlas dengan iuran tersebut dan tak memikirkan timbal balik yang akan didapatkan.

Di sisi lain, berbicara tentang aturan, menurut Surat Edaran Gubernur Jawa Timur yang yang menetapkan batas kebisingan maksimal 120 desibel (dBA), Sony mengaku tak keberatan.

Sebagai masyarakat, pihaknya akan patuh terhadap apa yang menjadi peraturan yang ditetapkan pemerintah tingkat provinsi maupun tingkat daerah.

"Oke-oke saja. Di sana (acara) ada perizinan dari pihak kepolisian, ada juga panitia. Kalau ada salah satu kami melanggar aturan jangan langsung ditindak tegas tapi dijelaskan dan dibimbing. Namanya juga orang-orang kadang lupa," pintanya.

Baca juga: Raih Prestasi Olahraga, Kasat Reskrim dan 2 Polisi Mojokerto Dapat Penghargaan dari Kapolda Jatim 

Sony tak menampik bahwa dari sisi penikmat, aturan tersebut kurang mengakomodasi keinginan, namun ia memilih untuk mentaati aturan sehingga acara bisa berjalan dengan lancar.

Walaupun tidak bisa bermain sound secara heboh hingga horeg, Sony menyebut bahwa mereka masih bisa atraksi lewat permainan lighting, adu tampilan videotron, barisan, hingga kostum yang dikenakan.

"Kita ciptakan acara agar meriah, dan seharusnya vibes-nya bagus ya," tuturnya.

Sebab, antusiasme masyarakat pun cukup tinggi untuk kegiatan karnaval sound yang telah digelar sejak dua tahun belakangan tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Kediri, 2 Orang Tewas Tergencet Truk Gandeng dan Truk Colt Diesel

Sementara itu, terkait stigma negatif yang menjurus kepada pelaku maupun penikmat sound horeg, Sony menyebut bahwa perspektif orang bisa saja berbeda-beda.

Stigma negatif sound horeg disebutnya sebagai hasil pemikiran orang banyak yang kemudian dikerucutkan.

Padahal, para penikmat sound horeg menurutnya sudah taat aturan. Selain itu, mereka juga butuh wadah dan fasilitas untuk dapat menyalurkan kegemaran mereka.

Pihaknya pun berupaya agar kegiatan yang diikuti nanti tak bersinggungan dengan masyarakat yang kontra, yaitu dengan melengkapi seluruh perizinan mulai dari desa hingga kepolisian, serta mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah.

"InsyaAllah sudah memenuhi persyaratan. Semoga bisa menjadi acara yang baik tidak bertabrakan dengan aturan yang diterapkan supaya sama-sama enak," tandasnya.

DAMPAK SUARA KERAS - Ilustrasi tes sound horeg yang digelar di pinggir kalanan Candipuro, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu. Dinkes Lumajang mengingatkan bahaya menonton sound horeg bagi warga yang memiliki riwayat penyakit kronis. 
DAMPAK SUARA KERAS - Ilustrasi tes sound horeg yang digelar di pinggir kalanan Candipuro, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu. Dinkes Lumajang mengingatkan bahaya menonton sound horeg bagi warga yang memiliki riwayat penyakit kronis.  (TribunJatim.com/Erwin Wicaksono)

Meski sound horeg tengah menjadi pro dan kontra di Indonesia, warga mancanegara ternyata justru menyukainya.

fenomena sound horeg yang identik dengan dentuman keras dari sound system raksasa kini turut menarik perhatian dunia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved