Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sahroni Jelaskan Ucapan 'Orang Tolol Sedunia' Saat Respons Demo Pembubaran DPR, Eks Wakapolri: Sakit

Ucapan "orang tolol sedunia" dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat merespons demo pembubaran DPR RI menaui hujatan.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM / KIKI SAFITRI
DEMO BUBARKAN DPR - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Baru-baru ini ia memberikan penjelasan soal pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik. Ia mengaku ucapan itu bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan. 

TRIBUNJATIM.COM - Ucapan "orang tolol sedunia" dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat merespons demo pembubaran DPR RI menaui hujatan.

Banyak yang sakit hati dan terima atas komentar Sahroni.

Termasuk eks Wakapolri Komjen Pol (Purn), Oegroseno, yang menyebut komentar Sahroni tidak pantas.

Terkait itu, Sahrono memberi penjelasan.

Diketahui, seruan untuk membubarkan DPR ramai di media sosial menjelang aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/8/2025).

Menanggapi hal itu, Sahroni sempat menyebutkan bahwa masyarakat boleh mengkritik, mencaci, bahkan mengecam DPR, tetapi jangan berlebihan.

Dalam pernyataannya, dia juga menyinggung bahwa orang yang hanya berteriak membubarkan DPR adalah “orang tolol se-dunia”.

"Kenapa? Kita ini memang orang pintar semua? Enggak. Bodoh semua kita. Tetapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi,” kata Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

Politisi Nasdem itu menegaskan, DPR akan tetap ada sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pengawasan dan penyeimbang pemerintah.

Baca juga: Sosok Anggota DPR Viral Minta Rapat Selesai karena Ada Demo, Takut Tak Bisa Keluar Gedung

Kini setelah dihujat, ia mengaku tidak pernah bermaksud merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.

Ia mengeklaim, pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan.

“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni, Selasa (26/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

“Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” imbuh dia.

Menurut dia, ucapannya dipahami keliru sehingga kemudian digoreng seolah-olah ditujukan kepada masyarakat.

Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota.

Baca juga: Rincian Tunjangan Rumah DPR RI Rp50 Juta Per Bulan sampai Oktober 2025, Dasco: Biaya Kontrak 5 Tahun

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved