Astaga, 4 Tahun Sekolah Negeri ini Tak Bisa Dapatkan Siswa Baru, Alasan Ortu Sungguh Absurd

Penulis: Rorry Nurmawati
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hanya tersisa tujuh pelajar di SDN Kesiman Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, di tahun pelajaran baru 2017 ini, Senin (17/7/2017). Mereka adalah siswa kelas V, karena selama 4 tahun tak ada satupun siswa baru yang masuk.

Setelah jam masuk sekolah berbunyi, anak-anak yang memakai seragam merah dan putih ini pun saling bermaaf-maafan dengan guru dan teman lainnya.

"Belum ada pelajaran, cuma halal bi halal saja tadi. Lagian enak sepi begini, belajarnya bisa fokus," kata Muhammad Abi Aufa siswa lainnya.

Baca: Kawal Masa Orientasi Siswa Baru, Dinas Pendidikan Gandeng Polda Jatim

Baca: Orientasi Hari Pertama Masuk Sekolah, Inilah Tugas Berat yang Bikin Siswa di Surabaya Kelimpungan

Bagi Abi suasana sekolah yang sepi membuatnya lebih paham akan materi yang disampaikan oleh bapak/ibu guru di sekolah.

Namun tidak jarang, rasa bosan karena tidak ada teman dan penjual jajanan di sekolah kerap dirasakan.

"Kalau sekolah lain kan banyak penjual jajanan, kalau di sini jarang. Kalau jam istirahat dibuat main saja sama teman lainnya kalau tidak ya buat tiduran di dalam kelas," ceritanya.

Sekolah ini tidak mendapatkan peserta didik baru bukan karena bangunan sekolah yang jelek dan rusak, atau pun sistem belajar mengajar yang buruk.

Baca: Masyaallah, Tokoh Masyarakat ini Tega Perkosa Anak Kandungnya yang Lagi Nyantri di Pondok Pesantren

Baca: Laknatullah, Malam Takbiran, Siswi Cantik ini Diperkosa 8 Pemuda di Tempat Sangat Menjijikkan

Akan tetapi karena para orangtua tidak menginginkan putra-putrinya belajar dalam kondisi sendirian atau tidak memiliki teman.

Selain itu, adanya dua sekolah swasta baru membuat para orangtua lebih menarih kepercayaan untuk menyekolahkan anak-anaknya di sana.

Kepala SDN Kesiman Wiyono mengatakan, setiap tahun pihaknya sudah membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB). Tetapi tetap saja tidak ada orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah yang dipimpinnya.

"Setiap orangtua murid setelah mengambil formulir selalu diurungkan niatnya ketika mengetahui kalau siswa baru hanya satu dan dua. Kami kan tidak bisa memaksa," terangnya.

Baca: Tak Dilirik Siswa, Pendaftaran Siswa Baru di SMA Negeri Pinggiran Seperti Kuburan

Halaman
123

Berita Terkini