Hal senada diungkapkan koordinator audensi Suhaibin Sofa. Menurutnya, kejadian tersebut akibat dari minimnya kontrol dari aparat Satpol PP Bangkalan dalam melakukan penertiban.
"Sehingga para pemuda-pemudi yang seharusnya berada di tempat rekreasi keluarga (Taman Paseban) berperilaku leluasa. Di situlah kemerosotan moral Kota Bangkalan. Itu menjadi cambuk bagi semua," tegas Suhaibin.
Selain mendesak Satpol PP Bangkalan memberlakukan jam malam, mahasiswa juga mendesak peningkatan sistem kontrol, menggelar razia rutin di Taman Paseban, dan menertibkan terhadap semua kegiatan yang tidak sesuai dengan norma agama.
Baca: Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi 1 Gempol-Rembang Segmen Gempol-Bangil Mulai Dibuka untuk Uji Coba
Baca: Sering Sakit di Pinggul, Ada Kondom Dalam Tubuh Wanita Ini, Penyebabnya Bikin Dokter Syok
Kepala Satpol PP Bangkalan Moh Rufai mengatakan, pihaknya berulang kali telah melakukan razia malam hari di dermaga timur dan barat Pelabuhan Kamal. Begitu juga di sejumlah rumah kos di sekitar kampus, Desa Telang, Kecamatan Kamal.
"Kami terkendala dengan minimnya anggaran. Dalam sebulan, kami hanya bisa melakukan operasi sebanyak tiga kali," terangnya.
Baca: Pastikan Siapa Jadi Tersangka, Malam ini KPK Terus Periksa Bupati Syafii dan Kajari di Polda Jatim
Baca: Lagi Wisuda, Gadis Ini Malah Menangis Saat Melihat Ayahnya Datang, Dia Berjalan Sambil . . .
Baca: 2 Orang Pecahkan Kaca Mobil Ambil Barang-barang, Lalu Dikejar Warga, Berhasil Sembunyi Tapi . . .
Mendengar itu, mahasiswa menilai hanyalah alasan satpol PP semata. Karena itu, mahasiswa akan mengontrol kinerja Satpol PP di masa mendatang. Sesuai dengan nota kesepahaman yang ditandatangani bersama satpol PP tentang peningkatan kinerja. (Surya/Ahmad Faisol)