Beberapa pekan kemudian ISIS merilis video ke internet yang memperlihatkan pilot berusia 26 tahun itu dibakar hidup-hidup di dalam kerangkeng.
Baca: 4 Pengakuan Simpatisan ISIS, Terkuak Kehidupan Tak Terduga di Suriah, Wanita Dianggap Pabrik Anak
Selain mengeksekusi Muath al-Kassasbeh, al-Jamal juga dituding melakukan kekejian lain termasuk pembantian 700 warga sebuah suku yang angkat senjata melawan ISIS di Deir Ezzor, Suriah pada 2014.
Akhirnya, al-Jamal ditangkap di Irak oleh pihak intelejen barat beberapa pekan lalu.
Awalnya, Al-Jamal adalah komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sebelum memimpin kelompok moderat pro-Barat, Ahfab al-Rasoul.
Pada 2014, pemerintah Irak mengklaim al-Jamal membunuh satu keluarga setelah pinangannya terhadap putri keluarga itu ditolak.
Baca: Letak dan Kondisi Geografis Berbeda, Umat Islam di Negara ini Berpuasa Ramadan hingga 23 Jam
Dia adalah satu dari empat petinggi ISIS yang ditangkap setelah aparat Irak berhasil membujuknya melintasi perbatasan Suriah menuju Irak lewat sebuah pesan palsu dari aplikasi Telegram.
Intelijen Irak menggunakan telepon genggam milik salah seorang komandan ISIS Ismail al-Eithawi yang sudah terlebih dulu ditangkap.
Lewat telepon genggam Al-Eithawi, intelijen Irak mengirimkan pesan lewat Telegram kepada keempat komandan senior ISIS untuk datang ke Irak, tempat mereka kemudian ditangkap.
Al-Eithawi alias Abu Zaid al-Iraqi ditangkap pada Februari lalu oleh intelijen Turki sebelum diserahkan kepada aparat keamanan Irak.
Baca: Jadwal Piala Dunia Grup A, Laga Empat Tim yang Punya Kekuatan Merata dari Benua Berbeda
Al-Eithawi adalah seorang pembantu dekat pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang bertanggung jawab atas keuangan ISIS yang disimpan di beberapa bank di sejumlah negara.
Ketiga komandan senior ISIS lain yang ikut ditangkap bersama Al-Jamal adalah Mohamed al-Qader dari Suriah serta dua warga Irak, Omar al-Karbouli dan Essam al-Zawbai.