Penderita DBD di Jombang Capai 95 Pasien, Belum Tetapkan KLB dan Perbanyak Berantas Sarang Nyamuk

Penulis: Sutono
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang.

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jombang belum menunjukkan tanda mereda.

Namun Dinas Kesehatan (Dinkes Jombang) belum memutuskan status kejadian luar biasa (KLB) DBD.

Selain itu, Dinkes Jombang juga justru menghindari pemberantasan nyamuk aedes aegypti, si penular penyakit DBD, dengan pengasapan alias fogging.

Dinkes lebih menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Bawa Pil Koplo Siap Edar, Pemuda Asal Jombang Diringkus Polisi, Sempat Mengelak dan Tak Berkutik

“Kita belum KLB karena belum memenuhi syarat untuk itu. Misalnya, angka penderita DBD Januari tahun ini tidak melebihi jumlah penderita DBD di bulan yang sama tahun lalu,” kata Kepala Dinkes Jombang, Drg Subandriyah kepada TribunJatim.com, Kamis (31/1/2019).

Padahal untuk ditetapkan sebagai KLB, harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Di antaranya, jumlah kasus baru DBD dalam periode bulan tertentu menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya.

Berbekal Linggis dan Mobil, Komplotan Pencuri dari Jombang Ini Selalu Bobol Rumah Kosong

Kemudian, muncul kasus DBD pada suatu daerah yang sebelumnya belum pernah terjadi.

Lalu angka kematian DBD dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 persen atau lebih dibandingkan periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Dari data di Dinkes Jombang, mulai 1 hingga 31 Januari terdapat 95 penderita positif DBD.

Dan jumlah tersebut tidak lebih banyak dari tahun lalu dalam kurun waktu yang sama.

Menurut Subandriyah, untuk mengerem laju peningkatan serangan DBD, Dinkes Jombang menggalakkan gerakan PSN dengan cara 3M Plus.

Yakni, Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan sebagainya.

Kemudian menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan lain sebagainya; dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Cara ini, dinilai Subandriyah, paling efektif dalam meminimalkan mewabahnya penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini