Setelah beku itulah, karet berbentuk lembaran lentur berwarna putih.
• Isu Kiamat, Begini Kondisi Pondok Pesantren di Kasembon yang Dijadikan Tempat Singgah Warga Ponorogo
• VIRAL Isu Kiamat, Gubernur Khofifah Pernah Temui Fenomena Serupa: Sesederhana Itu Alasannya
Setelahnya, lembaran lateks itu dimasukkan ke penggilingan untuk pemerasan air di dalam kandungan lateks tersebut.
Penggilingan juga untuk membentuk lembaran lateks sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Setelahnya, lembaran lateks itu dibawa ke ruang pengasapan.
Pengasapan dilakukan selama enam hari sampai lembaran lateks berwarna kuning kecoklatan.
Terakhir, lembaran lateks dibawa ke ruang sortir.
Penyortiran harus dilakukan untuk memilah masing-masing kualitas, juga memastikan tidak ada kotoran di dalam setiap lembaran lateks.
"Tidak ada kotoran, juga tidak ada kecacatan. Semuanya harus diteliti satu per satu, sebelum dikemas dalam tiga jenis kemasan," kata Munasid.
Setelah pengemasan selesai, barulah lembaran lateks itu dikirimkan ke gudang transit milik PTPN XII di Kecamatan Tanggul.
Lembaran-lembaran karet dari Jember itu dijual ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan India.
Per hari pabrik itu mengolah getah karet menjadi 6 ton lembaran karet.
• Raffi Ahmad Takjub Lihat Ruangan Ketua DPR RI, Nagita Slavina: Kalau Berantem Kelihatan Semua Ya
• Rosa Meldianti Kerap Diterpa Masalah, Pernyataan Bijaknya Langsung Disindir Nia Ramadhani
Lembaran karet yang keluar dari pabrik itu juga berkualitas baik karena sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan RI.
Berwisata ke pabrik pengolahan karet itu, tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan karet.
Tetapi juga bisa menyaksikan bangunan heritage pabrik itu sendiri.
"Pabrik ini heritage karena dibangun tahun 1919, ya era Belanda. Sebagian besar bangunan pabrik masih asli, tidak ada yang kami rombak. Material bangunan berbahan kayu. Berarti usianya 100 tahun ya," kata Munasid yang mendadak harus menjadi guide hari itu sambil tertawa.