“Sejak Senin (8/4/2019) hingga Selasa (16/4/2019) mendatang, seluruh ruangan ini digunakan ujian sekolah berbasis nasional kelas III. Mau tidak mau, seluruh ruangan kelas ini harus dibersihkan, agar tetap biasa dipakai ujian,” kata Amir Mahmud, salah seorang guru.
Kepala PU Bina Marga dan Penataan Ruang Pamekasan, Totok Hartono, ditemui di lokasi mengakui, banjir kali ini merupakan terparah selama 50 tahun.
Menurutnya, meluapnya air sungai ini, akibat hujan deras di wilayah Kecamatan Palengaan, dengan intesitas tinggi.
“Karena derasnya air sungai dari arah Palengaan itu dan kebetulan air laut pasang, maka air tidak segera mengalir dengan cepat, sehingga meluap dan menggenangi rumah warga,” papar Totok Hartono.
Kepala BPBD Pamekasan, Akmalul Firdaus mengatakan, untuk penanggulanan banjir ini melibatkan BPBD, TNI, Polri, tim tanggap bencana, relawan, Orari, dinas kesehatan, RSUD, DLH, PU Penataan Ruang dan instansi terkait.
• Daftar Nama Pelatih yang Kehilangan Pekerjaannya Usai Gelaran Piala Presiden, Ada yang Dipecat
• Intip Deretan Lengkap Tren Kebaya 2019 yang Modis untuk Model Hijab, Wisuda sampai Bridesmaid
Berapa rumah warga yang terdampak banjir, Firdaus belum bisa merinci.
Di Kelurahan Jungcangcang saja, terdapat sebanyak 325 KK.
Belum lagi di daerah lain dan untuk meringankan sebagian beban warga yang terdampak banjir, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 1.000 nasi bungkus, yang diberikan lewat RT masing-masing.
“Berapa jumlah kerugian materi akibat kejadian ini masih dalam pendataan. Sebab hingga sore ini, angotanya masih di lapangan. Selain mendata, juga memberikan bantuan penanganan untuk korban banjir,” kata Akmalul Firdaus. (Surya/Muchsin Rasjid)