Keduanya juga berbeda kampus saat melanjutkan studi S2. Namun keduanya kembali dipertemukan kembali saat bekerja di perusahaan yang sama, yaitu di Ernst & Young yang ada di Jakarta.
"Ketemunya lagi tuh kayak FTV. Jadi pas di pintu masuk kantor tempat nge tap ID, aku mau masuk dia mau keluar. Nah gitu, lalu yang kayak lho kamu di sini juga, baru setelah itu kami tukar nomor telepon," ceritanya.
Proses keduanya dekat hingga memutuskan menikah ternyata cukup cepat. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu tahun hingga akhirnya kedua keluarga bertemu dan memutuskan untuk disatukan menjadi satu keluarga.
"Aku ketemu dia lagi kan bulan Maret tahun lalu. Aku kenalin ke ibu lebaran, udah, Februari itu yang penentuan tanggal itu," katanya.
Namun Ima mengaku bahwa Fadil, calon suami, memang sempat grogi atau banyak bertanya tentang sosok sang ibunda. Terutama bagaimana harus bersikap di depan Khofifah.
Sosok ketokohan Khofifah yang merupakan Gubernur Jawa Timur, mantan Menteri Sosial, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan, serta anggota DPR RI empat periode tentu bakal sukses membuat keder pria yang ingin melamar putrinya. Belum lagi sosok Khofifah yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU.
Karena itu, Ima pun kerap kali mengajak calon suami untuk lebih dekat dengan kultur NU sebagaimana kental ada di keluarganya. Terutama lantaran sang ibu adalah Ketua Muslimat NU.
"Alhamdulillah dia juga yang welcome. Karena dia sama aku hampir sama, orang tua asli Jawa Timur, tapi lahir dan besar di Jakarta. Jadi dia aku ajak kayak waktu Harlah Muslimat NU di GBK dia jadi salah satu volunteer, lalu pas ada acara sama ibu di Masjid Sunan Ampel juga ikut," cerita Ima.
Siang ini, pengajian jelang pernikahan Ima dan Fadil bakal dimulai. Pengajian itu Bakak dihadiri oleh sejumlah istri pejabat Forkopimda Jawa Timur. Seperti istri Pangdam V Brawijaya, istri Kapolda Jawa Timur, istri Kajati, para istri dari kepala OPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan juga para ibu nyai di Jawa Timur serta kalangan ibu-ibu Muslimat NU Jawa Timur.
Di sisi lain Gubernur Khofifah, saat ditanya khusus terkait persiapan menikahkan putri pertama, ia mengaku bahwa persiapan yang kini sedang ia siapkan lebih pada persiapan secara psikologis. Maklum, ini adalah gawe mantu pertama dari empat putra putrinya. Terlebih Ima adalah anak perempuan satu-satunya.
"Kalau saya diajak diskusi tentang program Pemprov kayaknya saya lebih klir gitu. Tapi ketika masuk pada pertanyaan pernikahan putri saya, itu tiba tiba langsung saya merasa harus lebih persiapan psikologis," kata Khofifah tersenyum. "Karena ini Ima kan putri pertama saya, dan ini proses pertama menikahkan anak dari empat anak-anak saya. Jadi saya mohon restu pada semua, supaya kelak bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah," kata Khofifah.