Ingat pesan bapak... tetap sabar dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur)," kata Soeharto.
Tak kuasa menahan air matanya, Tutut menangis.
• Kisah Tatang Koswara Sniper Misterius di Kopassus, Berangkat Bawa 50 Peluru, 1 untuk Dirinya Sendiri
Soeharto memegang tangan Tutut sambil berucap, "jangan sedih, semua manusia pasti akan kembali kepada-nya. Tinggal waktunya berbeda. Bapak tidak akan hidup selamanya. Kamu harus ikhlas, Insya Allah kita akan bertemu suatu saat nanti, di alam lain.
Dekatlah dan bersenderlah selalu kalian semua hanya kepada Allah. Karena hanya Dia yang pasti bisa membawa kita ke surga. Doakan bapak dan ibumu."
Air mata Tutut semakin tak terbendung.
Ia hanya bisa terdiam takut.
Soeharto juga berpesan untuk tetap membantu masyarakat.
Tutut memeluk Soeharto erat-erat lalu mencium tangannya.
• Nasib Pilot TNI AU yang Marah Prajurit Makan Cuma Pakai Tempe, Semangat Hilang saat Ingat Soeharto
Karena Soeharto mengatakan lelah dan ingin istirahat, Tutut membetulkan posisi selimut ayahnya.
Dalam hati Tutut berdoa, "Ya Allah, beri saya kekuatan dan kemudahan untuk melaksanakan keinginan bapak, amin."
Sore harinya, kesehatan Soeharto semakin menurun.
Pada malam harinya, kondisi Soeharto belum juga membaik justru semakin menurun.
Ketika ditanya bagian mana yang sakit, Soeharto hanya menggelengkan kepala.
• Cerita Cucu Soeharto Pernah Ditipu Rp 2 Triliun oleh Mantan Suami, Kali Ketiga Menikah Baru Selamat
Ketika subuh menjelang, Tutut dan Mamiek dibangunkan dari tidurnya.
Suster mengatakan Soeharto dalam keadaan kritis.
Saat sampai di ruang rawat, Soeharto sudah ditemani Sigit.