TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Komisi D DPRD Tulungagung berang usai meninjau lokasi pasar hewan terpadu, di Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol.
Sebab pasar hewan yang belum difungsikan ini ditemukan sudah dalam kondisi rusak, dan terindikasi dikerjakan asal-asalan.
"Belum difungsikan kok rusak, itu indikasi kualitasnya kelihatan buruk," ujar anggota Komisi D DPRD Tulungagung, Suprapto kepada Tribunjatim.com, Kamis (1/8/19).
Lanjut Suprapto, kerusakan yang paling kentara adalah lantai bangunan yang amblas.
Lantai di gedung utama yang amblas terlihat jelas dan menimbulkan cekungan di sebelah timur.
Selain itu ada retakan yang membuat satu bangunan dan bangunan lainnya tidak menyambung.
"Lantainya juga pecah. Kami akan agendakan untuk memanggil rekanan yang mengerjakan," sambungnya kepada Tribunjatim.com.
• 5 Fakta Galih Ginanjar saat Dipenjara, Tulis Surat Permintaan Maaf untuk Fairuz hingga Makin Gemuk
• Kalahkan Wakil China, Marcus/Kevin Genggam Tiket Perempat Final Thailand Open 2019
• Tagih Janji Presiden Joko Widodo, 300 Warga Lamongan Ramai-ramai ke Jakarta
Pada tahap satu, proyek pasar hewan terpadu ini menelan anggaran Rp 4,5 miliar untuk urukan, pondasi dan bangunan utama.
Proyek tahap pertama ini selesai9 Desember 2017. Proyek dilanjutkan tahap dua, senilai Rp 2,4 miliar.
Proyek ini terdiri dari pemagaran dan pembuatan tambatan sapi, di bagian belakang bangunan kantor.
Seluruh proyek berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Kerusakan yang dikeluhkan Komisi D DPRD Tulungagung seluruhnya masuk proyek tahap satu.
"Kami akan panggil Dinas terkait untuk menjelaskan proyek ini," tegas Suprapto.
Lebih jauh Suprapto menduga, ada penggunaan dana tidak sebagaiamana mestinya.
Sebab dengan anggaran yang demikian mahal, namun kualitas bangunan sangat buruk.
Pasar hewan terpadu ini rencananya menghabiskan anggaran hingga Rp 15 miliar.
Pada tahap tiga, proyek difokuskan untuk melengkapi sarana, seperti toilet, musala, timbangan sapi, tempat penurunan sapi dan lain-lain.
Pasar hewan baru ini akan menggantikan Pasar Hewan Beji, di Desa Beji, Kecamatan Boyolangu.
Lokasi pasar hewan lama ini akan dibangun gedung mal pelayanan publik.
Pantauan di lokasi, bangunan pasar hewan ini penuh coretan tangan-tangan jahil.
Bahkan menurut warga sekitar, jika malam kerap menjadi lokasi untuk berbuat mesum.
Lokasinya yang ada di tengah area persawahan dan jauh dari permukiman, membuat pasar ini menjadi lokasi ideal pasangan muda-mudi untuk mojok. (David Yohanes/Tribunjatim.com)