TRIBUNMADURA.CO, SUMENEP - Petani tembakau di Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan harga jual tembakau yang jatuh di angka Rp 25 - 35 ribu per kilogram di tingkat tengkulak.
Bahkan masih banyak produksi tembakau petani yang tak terserap.
Ketua DPRD Sumenep Sementara, Abdul Hamid Ali Munir mengakui jika dirinya sering mendapat aduan Masyarakatterkait anjloknya harga tembakau.
"Ini persoalan yang harus dicarikan solusi, salah satunya Pemkab harus mendatangkan pabrikan untuk melakukan pembelian tembakau. Jangan biarkan hanya ada benerapa pabrikan yang membeli," kata Abdul Hamid Ali Munir, Selasa (17/9/2019).
(Protes Harga Tembakau, Jaka Jatim dan Ikred Tuntut 5 Hal ini dari Bupati Pamekasan)
Politisi PKB ini menyebut, tak stabilnya harga tembakau saat ini menyebabkan kerugian petani. Para petani kesulitan mendapat balik modal untuk menanam tembakau kembali.
"Jika petani sudah menanam seperti sekarang ini, maka Pemkab harus hadir bagaimanapun caranya semua tembakau petani harus terserap," pintanya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Arif Firmanto meminta para petani tembakau di sumenep tak khawatir atas informasi tembakau tak laku.
"Karena saat ini pabrikan belum mencapai target serapan, petani bisa langsung menjualnya ke pabrikan," katanya.
Tercatat di Dinas Dispertahortbun Sumenep, ada tiga pabrikan yang melakukan penyerapan, yakni PT Giri Dipta Sentosa dan PT Surya Kahuripan semesta dan PT Gelora Jaya Sumenep.
PT Giri Dipta Sentosa, dengan target penyerapan 2.300 ton dan baru menyerap 1.314 ton.
Sementara PT Surya Kahuripan Semesta, baru menyerap 274 ton dari rencana awal 3 ribu ton dan PT Gelora Jaya Sumenep baru menyerap 120 ton dari target penyerapan 200 ton.
(300 Ton Tembakau Petani Sumenep Mangkrak, Banyak Gudang Pabrik Rokok Batasi Jumlah Pembelian)
"Pabrik tetap berkomotmen akan melakukan pembelian, untuk tegal gunung. Sementara untuk tembakau sawah masih menunggu giliran atas kebijakan dari pabrik," lanjutnya.
Arif Firmanto menyampaikan, mayoritas petani tembakau terjual dikisaran Rp 35 hingga 37 ribu dan harga tertinggi Rp 45 - 49 ribu.
"Dari itu jaga kualitas tembakau, jika kuwalitas baik maka pabrikan pasti akan membelinya," katanya.
Pihaknya meminta para penyuluh untuk mendata dan memonitoring tembakau yang sudah panin.